BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar
Belakng Masalah.
Suatu realita
sehari-hari, di dalam suatu ruang kelas ketika sesi Kegiatan belajar-mengajar
(KBM) berlangsung, nampak beberapa atau sebagian besar siswa belum belajar
sewaktu guru mengajar. Sebagian besar siswa belum mampu mencapai kompetensi
individual yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran lanjutan. Juga, beberapa
siswa belum belajar sampai pada tingkat pemahaman. Siswa baru mampu mempelajari
(baca: menghafal) fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan gagasan inovatif
lainnya pada tingkat ingatan, mereka belum dapat menggunakan dan menerapkannya
secara efektif dalam pemecahan masalah sehari-hari yang kontekstual. Ini
terjadi karena, guru belum optimal memberdayakan ‘tambang emas’ potensi
masing-masing siswa yang sering kali tersembunyi.
Kalau masalah ini dibiarkan dan berlanjut terus, lulusan sebagai generasi penerus bangsa akan sulit bersaing dengan lulusan dari negara-negara lain. Lulusan yang diperlukan tidak sekedar yang mampu mengingat dan memahami informasi tetapi juga yang mampu menerapkannya secara kontekstual melalui beragam kompetensi. Di era pembangunan yang berbasis ekonomi dan globalisasi sekarang ini diperlukan pengetahuan dan keanekaragaman keterampilan agar siswa mampu memberdayakan dirinya untuk menemukan, menafsirkan, menilai dan menggunakan informasi, serta melahirkan gagasan kreatif untuk menentukan sikap dalam pengambilan keputusan
Kalau masalah ini dibiarkan dan berlanjut terus, lulusan sebagai generasi penerus bangsa akan sulit bersaing dengan lulusan dari negara-negara lain. Lulusan yang diperlukan tidak sekedar yang mampu mengingat dan memahami informasi tetapi juga yang mampu menerapkannya secara kontekstual melalui beragam kompetensi. Di era pembangunan yang berbasis ekonomi dan globalisasi sekarang ini diperlukan pengetahuan dan keanekaragaman keterampilan agar siswa mampu memberdayakan dirinya untuk menemukan, menafsirkan, menilai dan menggunakan informasi, serta melahirkan gagasan kreatif untuk menentukan sikap dalam pengambilan keputusan
Inti dari paparan
materi ini adalah untuk mengembangkan kompetensi peserta didik secara optimal
sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik, keadaan sekolah dan tuntutan
kehidupan di masa depan. Informasi yang disajikan diharapkan dapat membantu
guru untuk mengembangkan gagasan tentang penyediaan strategi mengajar yang
mengacu pada pencapaian kompetensi individual masing-masing peserta didik.
Kegiatan Belajar-Mengajar adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
memadukan secara sistematis dan berkesinambungan kegiatan pendidikan di dalam
lingkungan sekolah dengan kegiatan pendidikan yang dilakukan di luar lingkungan
sekolah dalam wujud penyediaan beragam pengalaman belajar untuk semua peserta
didik. Ini berarti, diversifikasi kurikulum tidak terbatas pada diversifikasi
materi, tetapi juga terjadi pada diversifikasi pengalaman belajar,
diversifikasi tempat dan waktu belajar, diversifikasi alat belajar,
diversifikasi bentuk organisasi kelas, dan diversifikasi cara penilaian.
Pandangan ini
memberikan dampak pada penyelenggaraan KBM. Bila selama ini KBM hanya ditandai
kegiatan satu arah penuangan informasi dari guru ke siswa dan hanya
dilaksanakan dan berlangsung di sekolah maka KBM dengan nuansa Kurikulum
Berbasis Kompetensi diindikasikan dengan keterlibatan siswa secara aktif dalam
membangun gagasan/ pengetahuan oleh masing-masing individu dan lazimnya dapat diselenggarakan
di beberapa lokasi seperti di kelas, di lingkungan sekolah, di perpustakaan, di
laboratorium, di pasar, di toko, di pantai, di tempat rekreasi, di kebun
binatang, atau di tempat-tempat lain. Bila dibuat suatu ilustrasi tentang
siswa, kegiatan belajar-mengajar (KBM), lulusan, kurikulum, dan lingkungan
dalam sebuah sistem. (Brooks, J.G. & Brooks, M.G. 1993: 9-12) .
Pada permasalahan ini ada salah satu teknik yang mendukung yaitu umpan balik yang mana umpan balik ini akan saya bahas, bagaiman teknik-teknik mendapatkan umpan balik, diantaranya dengan memancing apersepsi anak didik, memanfaatkan teknik alat bantu akseptabel, memilih bentuk motivasi yang akurat dan menggunakan metode yang bervariasi.
Pada permasalahan ini ada salah satu teknik yang mendukung yaitu umpan balik yang mana umpan balik ini akan saya bahas, bagaiman teknik-teknik mendapatkan umpan balik, diantaranya dengan memancing apersepsi anak didik, memanfaatkan teknik alat bantu akseptabel, memilih bentuk motivasi yang akurat dan menggunakan metode yang bervariasi.
BAB II
PEMBAHASAN
BEBERAPA
TEKNIK MENDAPATKAN UMPAN BALIK.
Pola umum terjadinya
interaksi belajar mengajar adalah terjadinya interaksi antara tiga unsur,
yaitu: guru, bahan dan anak didik. Bahan sebagai isi dari proses belajar
mengajar disampaikan guru untuk diterima oleh anak didik. Bahan di sini sebagai
perantara untuk terjadinya interaksi belajar mengajar antara guru dengan anak
didik. Itu berarti tanpa bahan tidak akan terjadi interaksi belajar mengajar.
Dalam kegiatan pengajaran tidak lain yang harus guru capai, kecuali bagaimana anak didik dapat menguasai bahan pelajaran secara tuntas (mastery). Masalh ini tetap aktual untuk dibicarakan dari dulu hingga sekarang. Sebab bagaimana pun juga keberhasilan pengajaran ditentukan sampai sejauh mana penguasaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru. Untuk sampai kesana , yaitu anak didik
dapat menguasai semua bahan yang diberikan, tidak gampang; karena hal ini akan
terpulang pada masalah bagaimana umpan balik yang diberikan oleh anak didik selama
pengajaran berlangsung . Untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik
diperlukan beberapa teknik yang sesuai dan tepat dengan diri setiap anak didik
sebagai makhluk individual, teknik-teknik tersebut antara lain:
Dalam kegiatan pengajaran tidak lain yang harus guru capai, kecuali bagaimana anak didik dapat menguasai bahan pelajaran secara tuntas (mastery). Masalh ini tetap aktual untuk dibicarakan dari dulu hingga sekarang. Sebab bagaimana pun juga keberhasilan pengajaran ditentukan sampai sejauh mana penguasaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru. Untuk sampai ke
A. Memancing Apersepsi Anak Didik.
Anak didik adalah
orang yang memiliki kepribadian dengan ciri-ciri yang khas sesuai dengan
perkembangan dan pertumbuhannya. Perkembangan dan pertumbuhan anak didik
mempengaruhi sikap dan tingkah lakunya. Perkembangan dan pertumbuhan anak itu
sendiri dipengaruhi oleh lingkungan kehidupan sosial masyarakatnya sehingga
sikap, perilaku dan pandangan hidup anak dipengaruhi oleh lingkungan yang
membentuknya. Contohnya perbedaan pengetahuan yang dimiliki oleh anak yang
hidupnya di kota
dengan anak yang hidupnya di desa.
Latar belakang
kehidupan sosial anak penting untuk diketahui oleh guru. Sebab dengan
mengetahui dari mana anak bersal, dapat membantu guru untuk memahami jiwa anak.
Pengalaman apa yang dipunyai anak adalah hal yang sangat membantu untuk
memancing perhatian anak Anak biasanya senang membicarakan hal-hal yang menjadi
kesenangannya.
Dalam mengajar, pada
saat yang tepat, guru dapat memanfaatkan hal-hal yang menjadi kesenangan anak
untik diselipkan dalam melengkapi isi dari bahan pelajaran yang disampaikan.
Tentu saja pemanfaatannya tidak sembarangan, tetapi harus sesuai dengan bahan
pelajaran. Pendekatan realisasi ini dirasakan memudahkan pengertian dan
pemahaman anak didik terhadap bahan pelajaran yang yang disajikan.
Pengalaman anak
mengenai bahan pelajaran yang telah diberikan merupakan bahan apersepsi yang
dipunyai oleh anak. Pengalaman atau pengetahuan anak tersebut dapat
dimanfaatkan untuk memancing perhatian anak terhadap bahan pelajaran yang akan
diberikan, sehingga anak terpancing untuk memperhatikan penjelasan guru. Dengan
demikian, usaha guru menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki anak didik
dengan pengetahuan yang masih relevan yang akan diberikan, merupakan teknik
untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik dalam pengajaran.
Bahan apersepsi
sangat membantu anak didik dalam usaha mengolah kesan-kesan dari bahan
pelajaran yang diberikan oleh guru.
B. Memanfaatkan Taktik Alat Bantu yang Akseptabel
Bahan pelajaran
adalah isi yang disampaikan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Bahan yang
akan disampaikan oleh guru itu bermacam-macam sifatnya, mulai dari yang mudah,
sedang, sampai ke yang sukar. Tinjauan mengenai sifat bahan ini dikarenakan
dalam setiap kali proses belajar mengajar berlangsung ada di antara anak didik
yang kurang mampu memproses / mengolah bahan dengan baik, sehingga pengertian
pun sukar didapatkan. Inteligensi adalah faktor lain yang menyebabkannya. Sukar
dipahaminya penjelasan guru juga menjadi faktor penyebabnya .
Guru yang menyadari
kelemahan dirinya untuk menjelaskan isi dari bahan pelajaran yang disampaikan
sebaiknya memanfaatkan alat bantu untuk membantu memperjelas isi dari bahan.
Dalam dunia pengajaran dan pembelajaran, alat bantu yang dimaksud biasanya
disebut media dalm pembelajaran itu sendiri. Media berasal dari kata latin yang
merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti perantara. Jadi secara
harfiah media diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan. Dalam bidang
pendidikan, Association for educational Communications and Technology (AECT,
1977), yaitu suatu asosiasi yang bergerak dalam bidang teknologi komunikasi
edan pendidikan, mendefinisikan media sebagai segala bentuk yan digunakan untuk
menyalurkan informasi .
Telah disinggung di
atas bahwa penggunaan alat bantu/ media untuk memperjelas bahan pelajaran.
Adapun tujuan lain yang tak kalah penting di dalm penggunaan alat bantu ini
adalah:
1.
Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak
oleh mata menjadi lebih besar
2.
Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh kehadapan
peserta
3.
Menyajikan peristiwa yang kompleks, rumit, berlangsung
dengan cepat atau amat lambat menjadi lebih sistematis dan sederhana.
4.
Menampung sejumlah besar peserta untuk mempelajari
materi pelajaran dalam waktu yang sam
5.
Menyajikan benda atau peristiwa berbahaya kehadapan
siswa
6.
Meningkatkan daya tarik pelajaran dan perhatian siswa
7.
Meningkatkan sistematika pengajaran.
Adapun
manfaat dari penggunaan alat bantu/ media dalam pembelajaran adalah:
1.
Untuk memperlancar interaksi antara guru dan siswa
2.
Proses belajar menjadi lebih menarik
3.
Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif
4.
Jumlah waktu mengajar dapat dikurangi
5.
Meningkatkan kualitas belajar siswa
6.
Proses pembelajaran dapat dilakukan di mana saja dan
kapan saja
7.
Menimbulkan sikap positif siswa terhadap proses
pembelajaran
C. Memilih Bentuk Motivasi yang Akurat
Proses
belajar mengajar adalah suatu proses yang dengan sengaja diciptakan untuk
kepentingan anak didik. Agar anak didik senang dan bergairah belajar, guru
berusaha menyediakan lingkungan belajar yang kondusif dengan memanfaatkan semua
potensi kelas yang ada.
Motivasi
merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi seoranga anak didik. Apalah
artinya anak didik pergi ke sekolah tanpa motivasi untuk belajar. Dalam usaha
untuk membangkitkan gairah belajar anak didik, ada enam hal yang dapat dikerjakan
oleh guru, yaitu:
1.
Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar
2. Menjelaskan secara konkret kepada anak didik apa
yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran
3. Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai
anak didik sehingga dapat merangsang untuk mendapat prestasi yang lebih baik
dikemudian hari
4. Membentuk kebiasaan belajar ang baik
5. Membantu kesulitan belajar anak didik secara
individual maupun kelompok
6. Menggunakan
metode yang bervariasi Kemudian ada beberapa bentuk motivasi yang dapat guru
gunakan guna mempertahankan minat anak didik terhadap bahan pelajaran yang
diberikan, yaitu: :
a. Memberi
Angka; Angka dimaksud sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar
anak didik.
b. Hadiah;
Sesuatu yang diberikan kepada orang lain sebagai penghargaan/ cinderamata
c. Pujian;
alat motivasi yang positif
d. Gerakan
tubuh; bentuk mimik yang cerah, dengan senyum, mengangguk,acungan jempol, tepuk
tangan, memberi salam, menaikkan bahu, menggelengkan kepala, menaikkan tangan
dan lain-lain
e. Memberi Tugas; suatu pekerjaan yang menuntut
pelaksanaan untuk diselesaikan
f. Memberi Ulangan; Salah satu strategi yang penting
dalam pengajaran
g. Mengetahui Hasil
h. Hukuman Peserta didik akan aktif dalam kegiatan
belajarnya bila ada motivasi, baik itu motivasi ekstrinsik maupun instrinsik.
Beberapa hal yang dapat merangsang tumbuhnya motivasi belajar aktif pada diri
peserta didik, antara lain :
a. Penampilan
guru yang hangat dan menumbuhkan partisipasi positif
Sikap guru tampil hangat, bersemangat, penuh percaya diri dan antusias, serta dimulai dan pola pandang bahwa peserta didik adalah manusia-manusia cerdas berpotensi, merupakan faktor penting yang akan meningkatkan partisipasi aktif peserta didik. Segala bentuk penampilan guru akan membias mewarnai sikap para peserta didiknya. Bila tampilan guru sudah tidak bersemangat maka jangan harap akan tumbuh sikap aktif pada diri peserta didik. Karena itu hendaknya seorang guru dapat selalu menunjukkan keseriusannya terhadap pelaksanaan proses, serta dapat meyakinkan bahwa materi pelajaran serta kegiatan yang dilakukan merupakan hal yang sangat penting bagi peserta didik, sehingga akan tumbuh minat yang kuat pada diri para peserta didik yang bersangkutan.
Sikap guru tampil hangat, bersemangat, penuh percaya diri dan antusias, serta dimulai dan pola pandang bahwa peserta didik adalah manusia-manusia cerdas berpotensi, merupakan faktor penting yang akan meningkatkan partisipasi aktif peserta didik. Segala bentuk penampilan guru akan membias mewarnai sikap para peserta didiknya. Bila tampilan guru sudah tidak bersemangat maka jangan harap akan tumbuh sikap aktif pada diri peserta didik. Karena itu hendaknya seorang guru dapat selalu menunjukkan keseriusannya terhadap pelaksanaan proses, serta dapat meyakinkan bahwa materi pelajaran serta kegiatan yang dilakukan merupakan hal yang sangat penting bagi peserta didik, sehingga akan tumbuh minat yang kuat pada diri para peserta didik yang bersangkutan.
b. Peserta
didik mengetahui maksud dan tujuan pembelajaran
Bila peserta didik telah mengetahui tujuan dari pembelajaran yang sedang mereka ikuti, maka mereka akan terdorong untuk melaksanakan kegiatan tersebut secara aktif. Oleh karena itu pada setiap awal kegiatan guru berkewajiban memberi penjelasan kepada peserta didik tentang apa dan untuk apa materi pelajaran itu harus mereka pelajari serta apa keuntungan yang akan mereka peroleh. Selain itu hendaknya guru tidak lupa untuk mengadakan kesepakatan bersama dengan para peserta didiknya mengenai tata tertib belajar yang berlaku agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung lebih efektif.
Bila peserta didik telah mengetahui tujuan dari pembelajaran yang sedang mereka ikuti, maka mereka akan terdorong untuk melaksanakan kegiatan tersebut secara aktif. Oleh karena itu pada setiap awal kegiatan guru berkewajiban memberi penjelasan kepada peserta didik tentang apa dan untuk apa materi pelajaran itu harus mereka pelajari serta apa keuntungan yang akan mereka peroleh. Selain itu hendaknya guru tidak lupa untuk mengadakan kesepakatan bersama dengan para peserta didiknya mengenai tata tertib belajar yang berlaku agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung lebih efektif.
c. Tersedia
fasilitas, sumber belajar, dan lingkungan yang mendukung
Bila di dalam kegiatan pembelajaran telah tersedia fasilitas dan sumber belajar yang “menarik” dan “cukup” untuk mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar maka hal itu juga akan menumbuhkan semangat belajar peserta didik. Begitu pula halnya dengan faktor situasi dan kondisi lingkungan yang juga penting untuk diperhatikan, jangan sampai faktor itu memperlunak semangat dan keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar.
Bila di dalam kegiatan pembelajaran telah tersedia fasilitas dan sumber belajar yang “menarik” dan “cukup” untuk mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar maka hal itu juga akan menumbuhkan semangat belajar peserta didik. Begitu pula halnya dengan faktor situasi dan kondisi lingkungan yang juga penting untuk diperhatikan, jangan sampai faktor itu memperlunak semangat dan keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar.
d. Adanya
prinsip pengakuan penuh atas pribadi setiap peserta didik
Agar kesadaran akan potensi, eksistensi, dan percaya diri pada diri peserta didik dapat terus tumbuh, maka guru berkewajiban menjaga situasi interaksi agar dapat berlangsung dengan berlandaskan prinsip pengakuan atas pribadi setiap individu. Sehingga kemampuan individu, pendapat atau gagasan, maupun keberadaannya perlu diperhatikan dan dihargai. Dan yang penting lagi guru hendaknya rajin memberikan apresiasi atau pujian bagi para peserta didik, antara lain dengan mengumumkan hasil prestasi, mengajak peserta didik yang lain memberikan selamat atau tepuk tangan, memajang hasil karyanya di kelas atau bentuk penghargaan lainnya.
Agar kesadaran akan potensi, eksistensi, dan percaya diri pada diri peserta didik dapat terus tumbuh, maka guru berkewajiban menjaga situasi interaksi agar dapat berlangsung dengan berlandaskan prinsip pengakuan atas pribadi setiap individu. Sehingga kemampuan individu, pendapat atau gagasan, maupun keberadaannya perlu diperhatikan dan dihargai. Dan yang penting lagi guru hendaknya rajin memberikan apresiasi atau pujian bagi para peserta didik, antara lain dengan mengumumkan hasil prestasi, mengajak peserta didik yang lain memberikan selamat atau tepuk tangan, memajang hasil karyanya di kelas atau bentuk penghargaan lainnya.
e. Adanya
konsistensi dalam penerapan aturan atau perlakuan oleh guru di dalam proses
belajar mengajar. Perlu diingat bahwa bila terjadi kesalahan dalam hal
perlakuan oleh guru di dalam pengelolaan kelas pada waktu yang lalu maka hal itu
berpengaruh negatif terhadap kegiatan selanjutnya. Penerapan peraturan yang
tidak konsisten, tidak adil, atau kesalahan perlakuan yang lain akan
menimbulkan kekecewaan dari para peserta didik, dan hal ini akan berpengaruh
terhadap tingkat keaktifan belajar peserta didik. Karena itu di dalam
memberikan sanksi harus sesuai dengan ketentuannya, memberi nilai sesuai
kriteria, dan memberi pujian tidak pilih kasih.
Macam-macam bentuk motivasi di atas dapat dimanfaatkan oleh guru untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik dalam proses belajar mengajar.
Macam-macam bentuk motivasi di atas dapat dimanfaatkan oleh guru untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik dalam proses belajar mengajar.
D. Menggunakan Metode yang bervariasi
Proses
belajar dewasa ini menuntut seorang guru memiliki keterampilan atau metode yang
beragam agar proses belajar tersebut menyenangkan dan mampu mengembangkan
kemampuan muridnya. Metode merupakan hal yang lebih penting dari materi yang
akan diajarkan. Menurut DR. Ahmad Tafsir, metode adalah cara yang paling tepat
dan cepat, kata “cepat dan tepat disini sering diungkapkan dengan ungkapan
efektif dan efisien . Di sini seorang guru harus memilih cara yang efektif dan
efisien dalam mentransformasi dan mengembangkan pengetahuan muridnya dan metode
dalam pembelajaran agama Islam adalah cara yang efektif dan efisien dalam
mengajarkan agama Islam itu sendiri. Pengajaran yang efektif artinya pengajaran
yang dapat dipahami murid secara sempurna, dalam hal ini ialah pengajaran yang
berfungsi pada murid. “Berfungsi” artinya menjadi milik murid, pengajaran itu
membentuk dan mempengaruhi pribadinya. Adapun pengajaran cepat adalah pengajaran
yang tidak memerlukan waktu yang lama, artinya pengajaran tersebut difasilitasi
alat–alat pembelajaran yang dapat mempermudah pemahaman murid terhadap materi
yang diajarkan.
Metode
adalah strategi yang tidak bisa ditinggalkan dalam proses belajar mengajar.
Setiap kali mengajar guru pasti menggunakan metode. Metode yang digunakan itu
tidak sembarangan, melainkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Penggunaan
metode yang bervariasi dapat menjembatani gaya-gaya belajar anak didik dalm
menyerap bahan pelajaran. Umpan balik dari anak didik akan bangkit sejalan
dengan penggunaan metode mengajar yang sesuai dengan kondisi psikologis anak
didik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teknik-teknik
mendapatkan umpan balik, diantaranya dengan;
•
memancing apersepsi anak didik
•
memanfaatkan teknik alat bantu akseptabel
•
memilih bentuk motivasi yang akurat
•
menggunakan metode yang bervariasi.
B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam
penulisan maupun penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan. Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca demi perbaikan makalah ini agar menjadi lebih baik
lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Bahri
Djamarah, Syaiful., Satartegi Belajar
Mengajar, Jakarta :
PT Rineka Cipta, 2006
Http/; Dokumens multiply.Com
Http/; Dokumens multiply.Com
Robinson
Situmorang, Atwi Suparman dan Rudi Susilana, 2004, Desain Pembelajaran, Jakarta
: Universitas Terbuka
Tafsir,
Ahmad., 2007, Metodologi Pengajaran Agama
Islam, Jakarta :
PT Remaja Rosda Karya.
Usman,
Basyiruddin., 2002, Metodologi
Pembelajaran Agama Islam, Jakarta
: Ciputat Pers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar