KARAKTERISTIK PENDENGAR
- heterogen
masa pendengar
terdiri dari orang-orang yang berbeda usia, ras,suku,agama,strata sosial,latar
belakang social-politik-budaya,dan kepentingan.
- pribadi
radio is
personal!pendengar adalah individu-individu,bukan tim atau organisasi.
Karenanya, komunikasi yang berlangsung bersifat inter personal(antar
pribadi),yakni penyiar dengan pendengar, dengan gaya”ngobrol”.penyiar harus
membayangkan seolah-olah sedang berbicara kepada SATU orang saat siaran.
- aktif
pendengar radio
siaran tidak pasif,tetapi berfikir, dapat melakukan interpretasi,dan menilainya
apa yang didengarnya.
- selektif
pendengar dapat
memilih gelombang,frekuensi,atau stasiun radio mana saja sesuai selera. Penyiar
tidak bisa”memaksa”pendengar stay tune di gelombang yang sama tiap saat.
Memikat
Pendengar Anda (2): Ice Breaker
By: James Gwee
T.H., MBA | Vitamin | 04 April 2009, 15:10:32 | Dibaca: 5056 kali
Mengawali
presentasi dengan ice-breakers dapat menghidupkan suasana. Ada yang sederhana,
ada yang perlu lebih dikembangkan.
Dalam tulisan
sebelumnya, kita membahas pentingnya kemampuan presentasi yang menarik untuk
meningkatkan karier. Pula pentingnya pemecah suasana (ice-breakers) guna
membuka presentasi. Apabila kita menggunakan ice-breakers yang tepat, pendengar
jadi rileks dan lebih responsif.
Berikut ini
beberapa ide ice-breakers untuk menghidupkan suasana.
- Gunakan bahasa mereka
Katakan “Selamat
pagi/siang/malam/halo” menggunakan bahasa pendengar. Misalnya dengan orang
China, India, Rusia, dsb. Bagaimana Anda tahu ucapan “selamat pagi” dalam
bahasa setempat? Tanyakan kepada host, MC, dan lainnya. Pendengar akan senang
karena Anda berusaha memakai bahasa mereka.
Bagaimana jika
kita menggunakan bahasa yang sama? Temukan salam khusus yang berlaku di tempat
tersebut. Misalnya, orang di perusahaan asuransi dan bisnis network marketing
selalu memberi salam “Selamat pagi”, meskipun pukul 10 malam! Jadi, jika
presentasi Anda pukul 17.00, sampaikan salam “Selamat pagi”! Mereka akan
membalas dengan “Selamat pagi”! Salam Anda akan menaikkan tingkat energi
pendengar Anda.
- Anda menyenangkan
Awali dengan
berkata, “Hari ini sangat indah! Terima kasih Anda bisa hadir! Sebelum memulai,
saya ingin Anda gembira dan bahagia. Tolong bantu saya dengan mengatakan kepada
orang di sebelah kanan, kiri, depan, dan belakang Anda, ‘Hari ini sangat indah
... Anda luar biasa!’” Setelah kira-kira 1 menit, katakan, “Baik, terima kasih.
Anda luar biasa! Mari tepuk tangan untuk kita semua!” Selanjutnya, sampaikan
topik Anda. Dijamin sukses!
- Mohon matikan HP
Ada cara efektif
meminta pendengar agar mematikan ponsel agar suasana nyaman tetap terjaga.
Mintalah kepada pendengar Anda menepuk pundak teman di sebelah kanannya sambil
menirukan Anda. “Pak, Bu, Mas, Non, mohon ponsel Anda dimatikan sekarang.
Terima kasih!” Aktivitas sederhana ini akan membuat mereka mematikan ponsel dan
tertawa.
- Kuis langsung
Setiap orang
suka hadiah! Anda dapat memulai presentasi dengan mengajukan pertanyaan terkait
dengan topik, perusahaan, produk Anda, dsb. Lalu, berikan hadiah kepada mereka
yang menjawab benar. Ice breaker ini bisa membuat setiap orang tertarik dan
ingin menjawab pertanyaan Anda. Memberikan hadiah selalu menciptakan atmosfer
positif.
- Kuis Terbalik
Dalam teknik
“terbalik” ini, Anda meminta hadirin mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait
dengan perusahaan, produk atau presentasi Anda. Berikan hadiah kepada mereka
yang bertanya. Anda bisa menjawab pertanyaan saat itu juga atau menuliskan
pertanyaan-pertanyaan pada flipchart supaya bisa dilihat oleh setiap hadirin.
Lantas katakan bahwa Anda akan menjawab setiap pertanyaan itu selama
presentasi.
- Origami
Origami adalah
seni melipat kertas asal Jepang. Anda bisa memberikan setiap hadirin sehelai
kertas, kemudian ajari mereka langkah demi langkah melipat kertas menjadi
berbentuk burung. Setelah selesai, Anda bisa bertanya kepada hadirin terkait
dengan aktivitas tersebut dan kemudian perkenalkan topik Anda. Ice-breaker ini
menarik karena setiap pendengar Anda mendapatkan “suvenir burung” dari
presentasi Anda!
- Sulap
Setiap orang
senang sulap! Anda bisa belajar trik sulap sederhana dan menunjukkannya kepada
pendengar Anda. Setelah Anda menguasai perhatian mereka, pilih seseorang di
antara hadirin dan ajari dia trik itu. Kemudian izinkan dia menunjukkan trik
tersebut kepada hadirin. Selanjutnya, berikan beberapa pertanyaan kepada
hadirin terkait dengan trik sulap dan kemudian perkenalkan topik Anda.
Dari
contoh-contoh di atas tampak bahwa ide untuk ice-breaker tidak pernah habis.
Hadirin menyukai ice-breaker dan Anda juga! Anda tahu “rahasianya?” Pada
umumnya pembicara TIDAK menggunakan ice-breaker! Mereka langsung menukik pada
presentasi. Hadirin kadang-kadang cepat bosan. Jadi, jika Anda memulai
presentasi dengan ice-breaker, pendengar akan memandang Anda berbeda, spesial,
dan lebih menarik ketimbang presenter lain. Kiat ekstra sederhana menggunakan
ice-breaker akan membuat presentasi Anda jauh lebih efektif.
Sumber: Bahana,
April 2009
Segmentasi
siaran berita radio berdasar manfaat dan karakteristik pendengar
Ristianni,
Erwina
Pembimbing:
Prof.Dr. Basu Swastha Dharmmesta , MBA.
ABSTRACT: In
the competition of radio broadcast these days, and for satisfying consumer’s
(audience’s) various demands, some broadcasters have tried to specify the form
of their news and information broadcast. The audiences which are heterogeneous,
is the problem. To solue this problem, there should be different kinds of news
and its benefits. In order to satisfy those heterogeneous audiences, this
research tried to divide the market of news broadcast into groups, based on
benefits and audience’s characteristics. The subjects of this research were 300
respondents. They were audiences who give attentions to the actual problems.
Respondents selected were those who have been living in the city of Yogyakarta.
Convenience sampling method was used. Nominal scale was used in two variables
measurement, they were demography and behavior. Likert scale was used in
benefit measurement. The research findings show that audiences were divided
into three segments. The first segment emphasizes on the quality of news. The
respondent’s characteristics of this segment are male, 21–25 years old. The
second segment consists of relevancies of news and local situational
information, with respondent’s characteristics are male, 31–35 years old. The
last segment consists of competencies of radio-announcer, sports news, and the
variety of information, with respondent’s characteristics are female, 21–25
years old. Beside different characteristics, these three segments have the same
characteristics, they are high school graduated and have listened to the radio
more than four years. The conjoint analysis shows that time 9pm–1am is favorite
time to the audiences. The present research also shows that the group of 31–35
years old audiences is the group which is most interested in information news.
Diploma graduated and student is dominant, and the first segment which
emphasizes on the quality of news is favorite segment. Key words:
segment/cluster, quality, relevance, variety, conjoint
INTISARI:
Ditengah maraknya persaingan acara siaran radio dan beragamnya tuntutan
keinginan konsumen (pendengar), saat ini beberapa perusahaan penyiaran mencoba
melakukan spesifikasi format siaran dalam bentuk siaran berita dan informasi.
Persoalannya, pendengar radio bersifat heterogen sehingga jenis berita dan
kemanfaatan yang dicari juga berbeda. Untuk melayani konsumen yang heterogen
tersebut, penelitian ini berusaha untuk mengelompokkan atau mensegmentasi pasar
siaran berita berdasar manfaat dan karekteristik responden. Subyek penelitian
300 pendengar radio di Yogyakarta terutama yang memiliki atensi terhadap
masalah-masalah aktual. Pengambilan sample menggunakan metode c onvenience
sampling . Pengukuran Skala nominal untuk variable demografi dan perilaku
sedang variable manfaat menggunakan skala Likert. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pendengar berita radio terbagi dalam 3 segmen/klaster. Segmen 1
menekankan pada kualitas liputan dengan karakteristik responden pria usia
antara 21-25 tahun. Segmen 2 meliputi relevansi berita dan info situasional
lokal dengan karakteristik responden pria usia 31-35 tahun Sedang segmen 3
meliputi kompetensi penyiar, berita olah raga dan ragam info dengan
karakteristik responden wanita usia 21-25 tahun. Ke tiga segmen tersebut
memiliki kesamaan pendidikan terakhir SMU dan mendengarkan radio lebih dari 4
tahun. Hasil analisis conjoint menunjukkan siaran jam 21.00-01.00 paling banyak
diminati. Faktor usia kelompok 31-35 tahun lebih suka mendengarkan siaran
berita informasi. Pendidikan terakhir Diploma dan pekerjaan sebagai
pelajar/mahasiswa lebih dominan dibanding kelompok lainnya. Segmen 1 yakni
segmen yang menekankan pada kualitas liputan lebih diminati dibanding segmen
lain Kata kunci : Segmen/Klaster, kualitas, relevansi, ragam, Conjoint
Mendengar Aktif
Pendengar yang
baik mencoba mengerti melalui apa yang dikatakan orang lain.
Pada akhirnya
ia boleh secara tajam tidak setuju, tetapi sebelum dia tidak setuju, ia ingin
mengetahui apa sebenarnya yang dimaksudkan..
Kenneth A.
Wells, American
Aktif,
mendengar efektif, merupakan kebiasaan,
sebagaimana
dasar komunikasi aktif.
Tujuan
mendengar aktif terpusat pada siapa yang Anda dengarkan, meskipun di dalam
kelompok atau perorangan, dengan tujuan untuk mengerti apa yang ia katakan.
Sebagai pendengar, Anda kemudian harus mungkin mengulang kembali dengan
kata-kata Anda sendiri apa yang mereka katakan tentang kepuasan mereka. Ini
tidak berarti Anda setuju, tetapi cenderung pada, mengerti apa yang mereka
katakan.
- Apa yang mempengaruhi ketika mendengar?
- Apa yang Anda pikirkan tentang suatu pokok pikiran?
- Apakah ini baru atau Anda mempunyai banyak pengalaman tentang itu?
- Apakah sulit dimengerti atau sederhana?
- Apakah penting untuk Anda atau hanya suatu lelucon?
- Apakah pembicara berpengalaman atau gelisah?
- Apa isyarat yang digunakan pembicara?
- Apa kerangka pikirannya?
- Bagaimana minat, ancaman, kecerdasan, dan seterusnya, dan seterusnya.?
a) Apakah pesan diilustrasikan secara visual atau dengan contoh?
b) Apakah teknologi d?unakan secara efektif (berdaya guna)?
c) Apakah konsep-konsep dikenalkan secara bertahap, atau dengan
contoh?
d) Apakah ruang cukup mendukung untuk mendengar?
e) atau untuk berinteraksi atau bertukar pikiran dengan pembicara?
f) Apakah ada gangguan yang dapat dihindarkan?
Gambaran
berikut adalah faktor-faktor eksternal.
Sekarang :
bagaimana tentang Anda, sebagai pusat, pendengar? Siapkan diri dengan sikap
yang positif.
Konsentrasikan
perhatian Anda pada subyek.
Berhenti dengan
kegiatan yang tidak ada hubungannya sebelum berorientasi dengan diri Anda pada
pembicara atau topik (pokok persoalan).
Pertimbangkan
secara mental apa yang Anda sudah ketahui tentang subyek..
Aturlah
berdasarkan materi terdahulu dalam kaitan dengan pengembangan selanjutnya.
(pelajaran-pelajaran
sebelumnya, program televisi, artikel surat kabar, web sites, pengalaman hidup
yang nyata sebelumnya, dan seterusnya)
Menghindarkan
Gangguan
Tempatkan diri
Anda secara tepat dekat dengan pembicara.
Menghindarkan
gangguan dari ( sebuah jendela, tetangga yang cerewet, ribut, dan seterusnya).
Mengakui
keadaan suatu emosi
Menangguhkan
emosi sampai nanti, atau berpartisipasi secara pasif kecuali kalau Anda dapat
mengendalikan emosi.
Kesampingkan
prasangka Anda, pendapat Anda.
Anda sekarang
belajar apa yang dikatakan pembicara , tidak cara lain di sekitar.
Mendengar
secara aktif
Menjadi arah
lain; berkonsentrasi pada komunikasi dengan orang
Ikuti dan
pahami pembicara sebagaimana kalau Anda berjalan dengan sepatu mereka.
Dengar dengan
telinga Anda tetapi juga dengan mata dan pengertian lain.
Hati-hati:
menjawab secara lisan bagian-bagian di dalam pembicaraan.
Biarkan
argumentasi atau presentasi berlangsung sesuai dengan pelajaran.
Jangan Anda
menyatakan setuju atau tidak, tetapi mendorong melatih pikiran.
Melibatkan:
Secara aktif
menanggapi mengarahkan pertanyaan
Gunakan posisi
tubuh Anda ( misalnya, bersandar ke depan) dan perhatian pada dorongan dan
tanda yang menarik dari pembicara.
Kegiatan
Berikutnya
satu lawan satu
Di dalam
kelompok/penonton
Berikan si pembicara
waktu
dan ruang
istirahat sesudah berbicara
Nyatakan
pemahaman sebagai bagian membangun kepercayaan dan dorongan di dalam dialog
Periksa kalau
Anda sudah mengerti
Nyatakan
kembali
kata kunci
untuk memastikan pengertian Anda & buatlah dialog
Ringkasan
kata kunci
untuk memastikan pengertian Anda & buatlah dialog
Bertanya (tanpa
ancaman)
pertanyaan-pertanyaan
membangun pengertian
Dialog
lanjutan:
Refleksikan
melalui pengalaman Anda
demonstrasikan
minat Anda (umpan balik)
Menerjemahkan
sesudah Anda
merasa memahami isi
Terapkan apa
yang Anda pelajari ke dalam situasi baru
Berikan si
pembicara ruang untuk menyusun
kembali tanya
jawab sesudah berbicara
Selama tanya
& jawab
Kalau
mengajukan sebuah pertanyaan
Nyatakan
pemahaman secepatnya
Ringkasan
singkat suatu pokok pikiran awal
Tanyakan
pertanyaan yang relevan
Kalau membuat
pokok pikiran
Nyatakan
pemahaman secara cepat
Nyatakan
kembali secara singkat ide yang relevan sebagai
bahan
presentasi
Nyatakan ide
Anda, interpretasi, dan refleksi
Mengundang
reaksi
Kembangkan
lebih lanjut
Dapatkan
informasi untuk acuan berikutnya
Mengundang
teman-teman/rekan kerja/dan seterusnya.
untuk diskusi
sesudahnya
Tuliskan
ringkasan dengan pertanyaan untuk pengulangan nanti.
Manajemen
sebagai proses penting untuk menggerakkan organisasi, karena tanpa manajemen
yang efektif tidak ada usaha yang akan berhasil. Tercapainya tujuan organisasi
baik tujuan ekonomis, social atau politik, untuk sebagian besar tergantung
kepada kemampuan para manajer dalam organisasi yang bersangkutan. Manajemen
memberikanefektivitas pada usaha manusia.
RADIO : Medium
yang Hanya Suara
Untuk
menyelenggarakan siaran radio dengan benar dan untuk mencapai hasil yang baik,
penyelenggaraan siaran radio harus meletakkan langkah pertama, mereka memehami
radio sebagai medium komunikasi massa. Konsep harus kembali ke pemahaman figure
radio, khususnya cara kerja radio dan karakteristiknya. Dengan memahami
sifat-sifat radio, maka penyelenggara siaran mempunyai pengetahuan yang memadai
cara memanfaatkan komunikasi radio secara efektif. Cara termudah memahami
karakter radio, tempatkan diri anda sebagai pendengar dan cermati perilaku
pendengar terhadap radio.
RAGAM SUDUT
PANDANG PENDENGAR :
Ada 9 poin
penting yang harus kita perhatikan :
1. Radio Bukan
Media Utama
Maksudnya,
radio adalah satu-satunya medium yang dapat dinikmati oleh pendengar sambil
melakukan aktivitas : mencuci, memasak, di kantor, di mobil, di tempat tidur.
Bandingkan dengan media lain : media cetak, televise. Akibatnya, radio sering
berada pada posisi sebagai pelengkap, manakala pendengar melakukan aktivitas
lainnya. Dalm situasi seperti ini, sulit diharapkan pendengar berkonsentrasi ke
radio. Dan hanya pada situasi khusus sajalah radio akan didengarkan dengan
konsentrasi penuh.
2. Mudah
berpindah ke lain frekuensi
Sarana yang
palling mudah didengarkan pendengar manakala suka atau tidak suka adalah
tinggal ppindah frek atau justru radionya dimatikan.karena yang jadi patokan
pendengar adalah acara atau lagu yang mereka sukai atau tidak.
Tips : tarik
perhatian pendengar dan pertahankan perhatian itu agar tetap tertuju ke acara
anda
3. Daya terima
pendengar sangat terbatas
Perilaku
penyiar atau siapapunyang ada di depan mikrofon siaran adalah ingin
menyampaikan informasi atau materi kependengar sebanyak banyaknya. Namun
keinginan ini harus ditahan, karena kapasitas daya tahan pendengar terbatas
untuk menyerap informasi.
Tips : buat
materi yang ringkas, padat, dan komunikatif.
4. Radio
komunikasi searah
Maksudnya sulit
diradio dilakukan komunikasi dua arah seperti layaknya orang sedang
berkomunikasi atau dialog. Keadaan seperti inilah yang menyebabkan pendengar
dalam posisi pasif
Namun dalam
perkembangan teknologi komunikasidan konsep keradioan yang modern, karakter
searah dapat diterobos, dalam siaran dinamakan “interaktif”
Namun
prakteknya masih banyak pendengar yang kadang kadang belum tertampung untuk
siaran interaktifkarena keterbatasan. (waktu maupun alat)
5. Keseimbangan
kecepatan siaran dan daya tangkap pendengar
Penyelenggara
siaran wajib memperhitungkan keseimbngan antara kecepatan materi siaran sampai
kependengar dan kemampuan pendengar untuk menyerap materi tersebut.karena
secepat materi siaran itu terdengar, secepat itu pula suara langsung lenyap di
udara
Tips : kenali
pendengar secara mendalam menurut pendekatan demografi dan psikografi
6. Makna
tergantung suara
Betapa rumitnya
dan sensitifnya produk siaran radio, penyelenggara siaran dituntut kepiawaianya
menerjemahkan banyak hal, termasuk fakta fakta visual dirubah dalam bentuk
suara yang kadang banyak kelemahannya.
Tips : pandai
pandailah menemukan padanan kata / makna yang dapat dipersepsikan pendengar
dengan tepat dan benar. Perhatikan pula cara penyampaian dan komunikasinya,
karena makna juga sangat tergantung dari bunyi komunikasi yang disiarkan
7. Menguatkan
daya dengar
Radio dan
personil penyiarandapat melatih pendengar untuk membiasakan diri menjadi
pendengar yang fanatic, apabila kita mampu memenuhi kebutuhan pendengar.
Teori
komunikasi menyatakan, media massa mempunyai kemampuan membentuk perilaku
konsumen melalui progam siaran dan produksi siaran.
Tips : amati
kekuatan daya dengar khalayak pendengar, sekaligus menguji kemampuan radio dan
pelaksana sairannya menggiring pendengar memperkuat minat dan kemamapuan mendengarkan
radio
8. Imajinasi
menghadapi seorang pendengar
Karakter
komunikasi radio yang harus diadaptasi adalah komunikasi personal. Benar bahwa
siaran radio didengarkan banyak orang secara simultan. Tetapi keintiman radio
dan pendengar harus didekati melalui komunikasi personal. Karena sapaan penyiar
kepada pendengar harus perorangan, bukan kepada kelompok orang sekaligus.
Karena dengan carademikian pendengar tidak merasakan sentuhan keakraban
komunikasi.
Tips : unsure
penyiaran harus terlatih membangun imajinasi ketika yang bersangkutan sedang
bersiaran secara otomatis pasti akan membayangkan.
9. Dimensi
suara
Penyelenggara
siaran siaran dituntutmemaksimalkan pengaruh dan dampak siaran terhadap
pendengar. Bahwa yang disebut suara harus dipahami bukan hanya vocal
penyiar,pemilihan musik dan jenis lagu akan menjadi kekuatan sebuah radio.
Penyelenggara
siaran dituntu harus kreatif dalam memproduksi paket paket siaran, dapat
berbentuk hiburan, jurnalistik atau gabungan keduanya.
kami dari
kelompok 3 akan mendiskusikan makalah kami yang berjudul karakter dari para
hadirin. dan akan dibacakan oleh.....
hanya inilah
yang dapat kami diskusikan, jika ada kesalahan dan kekurangan kami mohon maaf.
akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semuanya.
kepada hadirin
yang ingin bertanya kami persilahkan,
Our group of 3 will discuss our
paper titled character
of the audience.
and will be read
by .....
the only thing that we can discuss, if there are mistakes and shortcomings we apologize. finally we thank all of them.
the only thing that we can discuss, if there are mistakes and shortcomings we apologize. finally we thank all of them.
to the audience who would like to ask
us feel free,
Berpikir dan
Berbicara
“If you wish to
know the mind of a man, listen to his words”
(pepatah Cina)
Segala sesuatu
yang terjadi di dunia ini berawal dari sesuatu yang sederhana, yaitu sebuah
pemikiran. Sebuah pemikiran adalah awal dari setiap tindakan. Dari action atau
tindakan ini lah kemudian muncul hasil kerja.
Pikiran seperti
alam semesta ini, dia begitu luas dan jauh sehingga kita bisa mengembangkan
kreativitas tanpa batas. Wujud kreativitas tersebut dapat direpresentasikan
melalui tutur kata yang terucap. Dan semua tutur kata membutuhkan sebuah alur
yang apik agar jalinan huruf-huruf tersebut tidak akan berakhir dalam sebuah
“tong kosong”. Berbicara kini bukan lagi ucapan tanpa makna.
Banyak pembaca
mengajukan pertanyaan pada TALKinc Experts mengenai sejauh mana kemampuan
berpikir dapat menentukan kualitas seorang pembicara. Lantas, apakah yang
membedakan seorang pembicara professional dengan pembicara amatir?
Erwin
Parengkuan, seorang MC, Presenter dan Radio Personality, menyatakan bahwa
kemampuan berpikir akan sangat terkait dengan kosakata yang bisa kita
keluarkan. Seorang pembicara publik, khususnya, secara tidak langsung dituntut
untuk menguasai banyak perbendaharaan kata dan juga alur berpikir. Penggunaan
alur berpikir dalam berbicara di depan publik akan menggambarkan tingkat
keahlian dan kecerdasan dari pembicara tersebut. Alur berpikir mengajak kita
pula untuk dapat berpikir lebih jelas dan terstruktur. Dan alur berpikir akan
membuat sebuah kegiatan public speaking menjadi jauh lebih efektif.
Oleh karena
proses alur berpikir akan sangat menentukan kemana arah dan tujuan pembicaraan,
bagi Erwin Parengkuan, yang membedakan seorang pembicara publik profesional
dengan seorang amatir adalah pembicara profesional memiliki flow of mind atau
alur berpikir yang jelas dalam materi yang dibawakan. Sementara seorang amatir
yang tidak menggunakan flow of mind dalam mempersiapkan diri sebagai pembicara,
kemungkinan besar apa yang dibicarakannya akan menjadi ngawur dan tidak jelas
alurnya.
Sebuah alur
berpikir biasanya muncul dari pengalaman-pengalaman pribadi atau pun sejumlah
pengetahuan yang dijadikan teknik pendekatan. Beberapa di antaranya adalah
teknik pendekatan problem-solution yang berguna dalam memaparkan materi yang
bersifat teknis. Pendekatan ini biasanya dimulai dengan memaparkan masalah dan
kemudian diakhiri dengan pemberian solusi. Pembicara publik banyak yang
menggunakan pendekatan ini karena biasanya pembicara publik diundang atau
datang dengan maksud untuk memberikan solusi dalam suatu masalah. Kemudian ada
pula pendekatan chronological yang mendasarkan alur berpikir pada historis atau
kronologis. Pendekatan ini biasanya digunakan pada pembicaraan yang berkaitan
dengan riwayat, sejarah atau biografi.
Salah satu
teknik pendekatan lainnya yang cukup populer digunakan adalah pendekatan
cause-effect yang memaparkan suatu topik berdasarkan sebab (cause) dan diakhiri
dengan akibat (effect). Adakalanya pendekatan cause-effect ini dilakukan secara
terbalik di mana akibatnya terlebih dahulu yang dibahas baru kemudian diurai
penyebabnya.
Sinergi antara
proses alur berpikir dan penguasaan kosa kata ini sangat memengaruhi pula
emosionalitas audiens yang akan mendengarkan. Sebagian besar audiens
menginginkan sebuah alur yang dinamis. Pada dasarnya alur apa pun yang Anda
ciptakan bergantung pada kemampuan Anda berimprovisasi. Bila materi Anda
diibaratkan sebagi kereta api, alur berpikir adalah rel yang akan membantu Anda
tetap fokus pada materi. Namun, sekali lagi kita perlu ingat bahwa public
speaking adalah proses komunikasi yang bersifat dua arah. Improvisasi yang kita
lakukan harus didukung dengan energi dan minat setiap pendengarnya.
Suatu saat Anda
menghadiri acara seminar mengenai “Kiat Menjadi Pembicara Hebat” yang
diselenggarakan di lingkungan kampus. Dan salah seorang pakar komunikasi
menjadi salah satu pembicara di seminar tersebut. Pakar tersebut berpenampilan
sangat profesional dan terlihat sangat meyakinkan. Ketika kesempatan dia untuk
berbicara datang, dengan penuh percaya diri dia menguraikan bagaimana
kronologis proses berkomunikasi yang efektif. Tahap demi tahap dia jelaskan apa
saja yang harus dilakukan untuk menciptakan kesuksesan dalam berkomunikasi.
Kosa kata yang muncul dari mulutnya terdengar sangat luar biasa dengan berbagai
istilah ilmiah. Pakar komunikasi tersebut berbicara dengan begitu hebat. Akan
tetapi sebagian besar audiens yang merupakan mahasiswa justru nampak bosan
dengan apa yang disampaikan oleh pakar tersebut. Ilmu yang diberikan oleh pakar
komunikasi tersebut dianggap tak lagi bermakna. Apakah Anda bisa menebak di
mana letak kesalahannya?
Alur berpikir
dalam berbicara tidak hanya mengendalikan pengetahuan Anda dalam berbicara
namun juga mengendalikan audiens yang akan mendengarkan. Dalam hal ini, sebagai
seorang pembicara publik Anda harus mampu menyesuaikan teknik pendekatan dengan
kondisi audiens.
Setelah 20
tahun berkecimpung dalam dunia public speaking, Erwin Parengkuan mengajak Anda
untuk memahami bahwa untuk menciptakan sebuah kegiatan public speaking yang
sukses, terlepas dari teknik pendekatan yang Anda gunakan, yang perlu Anda
lakukan pertama kali adalah mengenali terlebih dahulu hadirin Anda.
Sederhana namun
seringkali terlupakan, bukan?
Banyak
pembicara seringkali terlalu berkutat pada apa yang ingin ia sampaikan untuk
menunjukkan kehebatan dalam berbicara, namun ia tak sadar bahwa semua akan
dikembalikan pada respon hadirin. Seperti pada kasus yang di atas, seorang
pakar komunikasi tentunya tak perlu diragukan lagi kualitas alur berpikir dan
penguasaan kosa kata, namun ia juga harus mengenali siapa dan bagaimana
karakter hadirin yang akan mendengarkan.
Sebelum Anda
mulai berbicara di depan publik, sebaiknya Anda mencoba mencari tahu dulu siapa
saja yang akan mendengarkan. Anda bisa mencoba mencari tahu apa yang membuat
hadirin tertarik mengikuti pembicaraan Anda. Sebuah penghargaan pada hadirin
juga harus Anda lakukan. Hadirin datang untuk dihargai dan bukan untuk
diabaikan.
Alur
pembicaraan yang dinamis juga harus melibatkan sebuah ide yang fresh atau
inspiring. Pada saat berbicara, tidak ada salahnya Anda menawarkan sebuah ide
yang segar dan memberikan inspirasi berbeda bagi hadirin. Ide ini bisa saja
Anda mulai kembangkan pada saat opening. Opening merupakan langkah awal yang
akan menentukan langkah Anda selanjutnya dalam public speaking.
Mungkin Anda
sering menjumpai sebuah acara seminar atau presentasi di mana hadirin memang
cukup bersemangat pada saat awal, tapi saat memasuki pertengahan waktu acara,
hadirin mulai terkantuk-kantuk, dan saat memasuki akhir acara, sebagian hadirin
tertidur, sebagian lagi pikirannya sudah melayang entah kemana. Kondisi ini
serupa dengan kasus pakar komunikasi di atas. Menarik atau tidaknya sebuah
acara seminar atau presentasi adalah tanggung jawab Anda sebagai pembicara
profesional.
Kontrol.
Seperti yang tadi sudah disebutkan bahwa alur berpikir bukan hanya untuk
mengendalikan pengetahuan Anda namun juga hadirin yang mendengarkan. Seorang
pembicara harus mampu mengendalikan suasana acara seminar atau presentasi.
Pastikan semua hadirin tetap fokus pada materi yang kita berikan. Bila suasana
atau mood hadirin mulai melemah, sebaiknya Anda hentikan, misalnya presentasi
Anda sejenak dan berikan ice breaking. Ice breaking merupakan suatu aktivitas
singkat yang perlu kita lakukan untuk memecah kebekuan. Aktivitas ice breaking
ini bisa berupa kuis, permainan, cerita atau meminta peserta melakukan simulasi
atas apa sudah Anda sampaikan.
Ibaratnya dalam
sebuah orkestra, Anda sebagai seorang pembicara memiliki tanggung jawab besar
sebagai Dirigen untuk mengendalikan permainan orkestra tersebut hingga
menghasilkan irama yang merdu.
Erwin
Parengkuan dengan senang hati akan menjadi sahabat diskusi Anda mengenai hal
apa saja yang harus dilakukan dalam menciptakan intonasi, teknik alur berpikir
dan materi apa yang akan disampaikan sehingga menjadi suatu perpaduan
komunikasi yang dinamis, layaknya sebuah penampilan orkestra yang luar biasa.
Jangan pernah
takut untuk berbicara. Konsultasikan permasalahan Anda disini. Mari kita
lenyapkan batasan kekhawatiran untuk menunjukkan potensi diri di balik
kata-kata yang terucap. Mari mahir berbicara bersama TALKinc Experts!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar