Minggu, 10 April 2016

KARAKTERISTIK PENDENGAR


KARAKTERISTIK PENDENGAR

  1. heterogen
masa pendengar terdiri dari orang-orang yang berbeda usia, ras,suku,agama,strata sosial,latar belakang social-politik-budaya,dan kepentingan.

  1. pribadi
radio is personal!pendengar adalah individu-individu,bukan tim atau organisasi. Karenanya, komunikasi yang berlangsung bersifat inter personal(antar pribadi),yakni penyiar dengan pendengar, dengan gaya”ngobrol”.penyiar harus membayangkan seolah-olah sedang berbicara kepada SATU orang saat siaran.

  1. aktif
pendengar radio siaran tidak pasif,tetapi berfikir, dapat melakukan interpretasi,dan menilainya apa yang didengarnya.

  1. selektif
pendengar dapat memilih gelombang,frekuensi,atau stasiun radio mana saja sesuai selera. Penyiar tidak bisa”memaksa”pendengar stay tune di gelombang yang sama tiap saat.

Memikat Pendengar Anda (2): Ice Breaker
By: James Gwee T.H., MBA | Vitamin | 04 April 2009, 15:10:32 | Dibaca: 5056 kali

Mengawali presentasi dengan ice-breakers dapat menghidupkan suasana. Ada yang sederhana, ada yang perlu lebih dikembangkan.

Dalam tulisan sebelumnya, kita membahas pentingnya kemampuan presentasi yang menarik untuk meningkatkan karier. Pula pentingnya pemecah suasana (ice-breakers) guna membuka presentasi. Apabila kita menggunakan ice-breakers yang tepat, pendengar jadi rileks dan lebih responsif.
Berikut ini beberapa ide ice-breakers untuk menghidupkan suasana.

  1. Gunakan bahasa mereka

Katakan “Selamat pagi/siang/malam/halo” menggunakan bahasa pendengar. Misalnya dengan orang China, India, Rusia, dsb. Bagaimana Anda tahu ucapan “selamat pagi” dalam bahasa setempat? Tanyakan kepada host, MC, dan lainnya. Pendengar akan senang karena Anda berusaha memakai bahasa mereka.

Bagaimana jika kita menggunakan bahasa yang sama? Temukan salam khusus yang berlaku di tempat tersebut. Misalnya, orang di perusahaan asuransi dan bisnis network marketing selalu memberi salam “Selamat pagi”, meskipun pukul 10 malam! Jadi, jika presentasi Anda pukul 17.00, sampaikan salam “Selamat pagi”! Mereka akan membalas dengan “Selamat pagi”! Salam Anda akan menaikkan tingkat energi pendengar Anda.
  1. Anda menyenangkan
Awali dengan berkata, “Hari ini sangat indah! Terima kasih Anda bisa hadir! Sebelum memulai, saya ingin Anda gembira dan bahagia. Tolong bantu saya dengan mengatakan kepada orang di sebelah kanan, kiri, depan, dan belakang Anda, ‘Hari ini sangat indah ... Anda luar biasa!’” Setelah kira-kira 1 menit, katakan, “Baik, terima kasih. Anda luar biasa! Mari tepuk tangan untuk kita semua!” Selanjutnya, sampaikan topik Anda. Dijamin sukses!

  1. Mohon matikan HP
Ada cara efektif meminta pendengar agar mematikan ponsel agar suasana nyaman tetap terjaga. Mintalah kepada pendengar Anda menepuk pundak teman di sebelah kanannya sambil menirukan Anda. “Pak, Bu, Mas, Non, mohon ponsel Anda dimatikan sekarang. Terima kasih!” Aktivitas sederhana ini akan membuat mereka mematikan ponsel dan tertawa.
  1. Kuis langsung
Setiap orang suka hadiah! Anda dapat memulai presentasi dengan mengajukan pertanyaan terkait dengan topik, perusahaan, produk Anda, dsb. Lalu, berikan hadiah kepada mereka yang menjawab benar. Ice breaker ini bisa membuat setiap orang tertarik dan ingin menjawab pertanyaan Anda. Memberikan hadiah selalu menciptakan atmosfer positif.

  1. Kuis Terbalik
Dalam teknik “terbalik” ini, Anda meminta hadirin mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan perusahaan, produk atau presentasi Anda. Berikan hadiah kepada mereka yang bertanya. Anda bisa menjawab pertanyaan saat itu juga atau menuliskan pertanyaan-pertanyaan pada flipchart supaya bisa dilihat oleh setiap hadirin. Lantas katakan bahwa Anda akan menjawab setiap pertanyaan itu selama presentasi.

  1. Origami
Origami adalah seni melipat kertas asal Jepang. Anda bisa memberikan setiap hadirin sehelai kertas, kemudian ajari mereka langkah demi langkah melipat kertas menjadi berbentuk burung. Setelah selesai, Anda bisa bertanya kepada hadirin terkait dengan aktivitas tersebut dan kemudian perkenalkan topik Anda. Ice-breaker ini menarik karena setiap pendengar Anda mendapatkan “suvenir burung” dari presentasi Anda!

  1. Sulap
Setiap orang senang sulap! Anda bisa belajar trik sulap sederhana dan menunjukkannya kepada pendengar Anda. Setelah Anda menguasai perhatian mereka, pilih seseorang di antara hadirin dan ajari dia trik itu. Kemudian izinkan dia menunjukkan trik tersebut kepada hadirin. Selanjutnya, berikan beberapa pertanyaan kepada hadirin terkait dengan trik sulap dan kemudian perkenalkan topik Anda.
Dari contoh-contoh di atas tampak bahwa ide untuk ice-breaker tidak pernah habis. Hadirin menyukai ice-breaker dan Anda juga! Anda tahu “rahasianya?” Pada umumnya pembicara TIDAK menggunakan ice-breaker! Mereka langsung menukik pada presentasi. Hadirin kadang-kadang cepat bosan. Jadi, jika Anda memulai presentasi dengan ice-breaker, pendengar akan memandang Anda berbeda, spesial, dan lebih menarik ketimbang presenter lain. Kiat ekstra sederhana menggunakan ice-breaker akan membuat presentasi Anda jauh lebih efektif.

Sumber: Bahana, April 2009

Segmentasi siaran berita radio berdasar manfaat dan karakteristik pendengar
Ristianni, Erwina
Pembimbing: Prof.Dr. Basu Swastha Dharmmesta , MBA.

ABSTRACT: In the competition of radio broadcast these days, and for satisfying consumer’s (audience’s) various demands, some broadcasters have tried to specify the form of their news and information broadcast. The audiences which are heterogeneous, is the problem. To solue this problem, there should be different kinds of news and its benefits. In order to satisfy those heterogeneous audiences, this research tried to divide the market of news broadcast into groups, based on benefits and audience’s characteristics. The subjects of this research were 300 respondents. They were audiences who give attentions to the actual problems. Respondents selected were those who have been living in the city of Yogyakarta. Convenience sampling method was used. Nominal scale was used in two variables measurement, they were demography and behavior. Likert scale was used in benefit measurement. The research findings show that audiences were divided into three segments. The first segment emphasizes on the quality of news. The respondent’s characteristics of this segment are male, 21–25 years old. The second segment consists of relevancies of news and local situational information, with respondent’s characteristics are male, 31–35 years old. The last segment consists of competencies of radio-announcer, sports news, and the variety of information, with respondent’s characteristics are female, 21–25 years old. Beside different characteristics, these three segments have the same characteristics, they are high school graduated and have listened to the radio more than four years. The conjoint analysis shows that time 9pm–1am is favorite time to the audiences. The present research also shows that the group of 31–35 years old audiences is the group which is most interested in information news. Diploma graduated and student is dominant, and the first segment which emphasizes on the quality of news is favorite segment. Key words: segment/cluster, quality, relevance, variety, conjoint

INTISARI: Ditengah maraknya persaingan acara siaran radio dan beragamnya tuntutan keinginan konsumen (pendengar), saat ini beberapa perusahaan penyiaran mencoba melakukan spesifikasi format siaran dalam bentuk siaran berita dan informasi. Persoalannya, pendengar radio bersifat heterogen sehingga jenis berita dan kemanfaatan yang dicari juga berbeda. Untuk melayani konsumen yang heterogen tersebut, penelitian ini berusaha untuk mengelompokkan atau mensegmentasi pasar siaran berita berdasar manfaat dan karekteristik responden. Subyek penelitian 300 pendengar radio di Yogyakarta terutama yang memiliki atensi terhadap masalah-masalah aktual. Pengambilan sample menggunakan metode c onvenience sampling . Pengukuran Skala nominal untuk variable demografi dan perilaku sedang variable manfaat menggunakan skala Likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendengar berita radio terbagi dalam 3 segmen/klaster. Segmen 1 menekankan pada kualitas liputan dengan karakteristik responden pria usia antara 21-25 tahun. Segmen 2 meliputi relevansi berita dan info situasional lokal dengan karakteristik responden pria usia 31-35 tahun Sedang segmen 3 meliputi kompetensi penyiar, berita olah raga dan ragam info dengan karakteristik responden wanita usia 21-25 tahun. Ke tiga segmen tersebut memiliki kesamaan pendidikan terakhir SMU dan mendengarkan radio lebih dari 4 tahun. Hasil analisis conjoint menunjukkan siaran jam 21.00-01.00 paling banyak diminati. Faktor usia kelompok 31-35 tahun lebih suka mendengarkan siaran berita informasi. Pendidikan terakhir Diploma dan pekerjaan sebagai pelajar/mahasiswa lebih dominan dibanding kelompok lainnya. Segmen 1 yakni segmen yang menekankan pada kualitas liputan lebih diminati dibanding segmen lain Kata kunci : Segmen/Klaster, kualitas, relevansi, ragam, Conjoint

Mendengar Aktif
Pendengar yang baik mencoba mengerti melalui apa yang dikatakan orang lain.
Pada akhirnya ia boleh secara tajam tidak setuju, tetapi sebelum dia tidak setuju, ia ingin mengetahui apa sebenarnya yang dimaksudkan..

Kenneth A. Wells, American         

Aktif, mendengar efektif, merupakan kebiasaan,
sebagaimana dasar komunikasi aktif.

Tujuan mendengar aktif terpusat pada siapa yang Anda dengarkan, meskipun di dalam kelompok atau perorangan, dengan tujuan untuk mengerti apa yang ia katakan. Sebagai pendengar, Anda kemudian harus mungkin mengulang kembali dengan kata-kata Anda sendiri apa yang mereka katakan tentang kepuasan mereka. Ini tidak berarti Anda setuju, tetapi cenderung pada, mengerti apa yang mereka katakan.

  1. Apa yang mempengaruhi ketika mendengar?
  2. Apa yang Anda pikirkan tentang suatu pokok pikiran?
  3. Apakah ini baru atau Anda mempunyai banyak pengalaman tentang itu?
  4. Apakah sulit dimengerti atau sederhana?
  5. Apakah penting untuk Anda atau hanya suatu lelucon?       
  6. Apakah pembicara berpengalaman atau gelisah?
  7. Apa isyarat yang digunakan pembicara?
  8. Apa kerangka pikirannya?
  9. Bagaimana minat, ancaman, kecerdasan, dan seterusnya, dan seterusnya.?

a)      Apakah pesan diilustrasikan secara visual atau dengan contoh?
b)      Apakah teknologi d?unakan secara efektif (berdaya guna)?
c)      Apakah konsep-konsep dikenalkan secara bertahap, atau dengan contoh?   
d)     Apakah ruang cukup mendukung untuk mendengar?
e)      atau untuk berinteraksi atau bertukar pikiran dengan pembicara?
f)       Apakah ada gangguan yang dapat dihindarkan?


Gambaran berikut adalah faktor-faktor eksternal.
Sekarang : bagaimana tentang Anda, sebagai pusat, pendengar? Siapkan diri dengan sikap yang positif.
Konsentrasikan perhatian Anda pada subyek.
Berhenti dengan kegiatan yang tidak ada hubungannya sebelum berorientasi dengan diri Anda pada pembicara atau topik (pokok persoalan).
Pertimbangkan secara mental apa yang Anda sudah ketahui tentang subyek..
Aturlah berdasarkan materi terdahulu dalam kaitan dengan pengembangan selanjutnya.
(pelajaran-pelajaran sebelumnya, program televisi, artikel surat kabar, web sites, pengalaman hidup yang nyata sebelumnya, dan seterusnya)
Menghindarkan Gangguan
Tempatkan diri Anda secara tepat dekat dengan pembicara.
Menghindarkan gangguan dari ( sebuah jendela, tetangga yang cerewet, ribut, dan seterusnya).
Mengakui keadaan suatu emosi
Menangguhkan emosi sampai nanti, atau berpartisipasi secara pasif kecuali kalau Anda dapat mengendalikan emosi.
Kesampingkan prasangka Anda, pendapat Anda.
Anda sekarang belajar apa yang dikatakan pembicara , tidak cara lain di sekitar.

Mendengar secara aktif
Menjadi arah lain; berkonsentrasi pada komunikasi dengan orang
Ikuti dan pahami pembicara sebagaimana kalau Anda berjalan dengan sepatu mereka.
Dengar dengan telinga Anda tetapi juga dengan mata dan pengertian lain.
Hati-hati: menjawab secara lisan bagian-bagian di dalam pembicaraan.
Biarkan argumentasi atau presentasi berlangsung sesuai dengan pelajaran.
Jangan Anda menyatakan setuju atau tidak, tetapi mendorong melatih pikiran.
Melibatkan:
Secara aktif menanggapi mengarahkan pertanyaan
Gunakan posisi tubuh Anda ( misalnya, bersandar ke depan) dan perhatian pada dorongan dan tanda yang menarik dari pembicara.

Kegiatan Berikutnya
satu lawan satu     
Di dalam kelompok/penonton

Berikan si pembicara waktu
dan ruang istirahat sesudah berbicara

Nyatakan pemahaman sebagai bagian membangun kepercayaan dan dorongan di dalam dialog

Periksa kalau Anda sudah mengerti
Nyatakan kembali
kata kunci untuk memastikan pengertian Anda & buatlah dialog
Ringkasan
kata kunci untuk memastikan pengertian Anda & buatlah dialog
Bertanya (tanpa ancaman)
pertanyaan-pertanyaan membangun pengertian

Dialog lanjutan:
Refleksikan melalui pengalaman Anda
demonstrasikan minat Anda (umpan balik)
Menerjemahkan
sesudah Anda merasa memahami isi
Terapkan apa yang Anda pelajari ke dalam situasi baru  
Berikan si pembicara ruang untuk menyusun
kembali tanya jawab sesudah berbicara

Selama tanya & jawab

Kalau mengajukan sebuah pertanyaan
Nyatakan pemahaman secepatnya
Ringkasan singkat suatu pokok pikiran awal
Tanyakan pertanyaan yang relevan

Kalau membuat pokok pikiran
Nyatakan pemahaman secara cepat
Nyatakan kembali secara singkat ide yang relevan sebagai
bahan presentasi
Nyatakan ide Anda, interpretasi, dan refleksi
Mengundang reaksi

Kembangkan lebih lanjut
Dapatkan informasi untuk acuan berikutnya
Mengundang teman-teman/rekan kerja/dan seterusnya.
untuk diskusi sesudahnya
Tuliskan ringkasan dengan pertanyaan untuk pengulangan nanti.



Manajemen sebagai proses penting untuk menggerakkan organisasi, karena tanpa manajemen yang efektif tidak ada usaha yang akan berhasil. Tercapainya tujuan organisasi baik tujuan ekonomis, social atau politik, untuk sebagian besar tergantung kepada kemampuan para manajer dalam organisasi yang bersangkutan. Manajemen memberikanefektivitas pada usaha manusia.

RADIO : Medium yang Hanya Suara
Untuk menyelenggarakan siaran radio dengan benar dan untuk mencapai hasil yang baik, penyelenggaraan siaran radio harus meletakkan langkah pertama, mereka memehami radio sebagai medium komunikasi massa. Konsep harus kembali ke pemahaman figure radio, khususnya cara kerja radio dan karakteristiknya. Dengan memahami sifat-sifat radio, maka penyelenggara siaran mempunyai pengetahuan yang memadai cara memanfaatkan komunikasi radio secara efektif. Cara termudah memahami karakter radio, tempatkan diri anda sebagai pendengar dan cermati perilaku pendengar terhadap radio.

RAGAM SUDUT PANDANG PENDENGAR :

Ada 9 poin penting yang harus kita perhatikan :
1. Radio Bukan Media Utama
Maksudnya, radio adalah satu-satunya medium yang dapat dinikmati oleh pendengar sambil melakukan aktivitas : mencuci, memasak, di kantor, di mobil, di tempat tidur. Bandingkan dengan media lain : media cetak, televise. Akibatnya, radio sering berada pada posisi sebagai pelengkap, manakala pendengar melakukan aktivitas lainnya. Dalm situasi seperti ini, sulit diharapkan pendengar berkonsentrasi ke radio. Dan hanya pada situasi khusus sajalah radio akan didengarkan dengan konsentrasi penuh.

2. Mudah berpindah ke lain frekuensi
Sarana yang palling mudah didengarkan pendengar manakala suka atau tidak suka adalah tinggal ppindah frek atau justru radionya dimatikan.karena yang jadi patokan pendengar adalah acara atau lagu yang mereka sukai atau tidak.
Tips : tarik perhatian pendengar dan pertahankan perhatian itu agar tetap tertuju ke acara anda

3. Daya terima pendengar sangat terbatas
Perilaku penyiar atau siapapunyang ada di depan mikrofon siaran adalah ingin menyampaikan informasi atau materi kependengar sebanyak banyaknya. Namun keinginan ini harus ditahan, karena kapasitas daya tahan pendengar terbatas untuk menyerap informasi.
Tips : buat materi yang ringkas, padat, dan komunikatif.

4. Radio komunikasi searah
Maksudnya sulit diradio dilakukan komunikasi dua arah seperti layaknya orang sedang berkomunikasi atau dialog. Keadaan seperti inilah yang menyebabkan pendengar dalam posisi pasif
Namun dalam perkembangan teknologi komunikasidan konsep keradioan yang modern, karakter searah dapat diterobos, dalam siaran dinamakan “interaktif”
Namun prakteknya masih banyak pendengar yang kadang kadang belum tertampung untuk siaran interaktifkarena keterbatasan. (waktu maupun alat)
5. Keseimbangan kecepatan siaran dan daya tangkap pendengar
Penyelenggara siaran wajib memperhitungkan keseimbngan antara kecepatan materi siaran sampai kependengar dan kemampuan pendengar untuk menyerap materi tersebut.karena secepat materi siaran itu terdengar, secepat itu pula suara langsung lenyap di udara
Tips : kenali pendengar secara mendalam menurut pendekatan demografi dan psikografi
6. Makna tergantung suara
Betapa rumitnya dan sensitifnya produk siaran radio, penyelenggara siaran dituntut kepiawaianya menerjemahkan banyak hal, termasuk fakta fakta visual dirubah dalam bentuk suara yang kadang banyak kelemahannya.
Tips : pandai pandailah menemukan padanan kata / makna yang dapat dipersepsikan pendengar dengan tepat dan benar. Perhatikan pula cara penyampaian dan komunikasinya, karena makna juga sangat tergantung dari bunyi komunikasi yang disiarkan
7. Menguatkan daya dengar
Radio dan personil penyiarandapat melatih pendengar untuk membiasakan diri menjadi pendengar yang fanatic, apabila kita mampu memenuhi kebutuhan pendengar.
Teori komunikasi menyatakan, media massa mempunyai kemampuan membentuk perilaku konsumen melalui progam siaran dan produksi siaran.
Tips : amati kekuatan daya dengar khalayak pendengar, sekaligus menguji kemampuan radio dan pelaksana sairannya menggiring pendengar memperkuat minat dan kemamapuan mendengarkan radio
8. Imajinasi menghadapi seorang pendengar
Karakter komunikasi radio yang harus diadaptasi adalah komunikasi personal. Benar bahwa siaran radio didengarkan banyak orang secara simultan. Tetapi keintiman radio dan pendengar harus didekati melalui komunikasi personal. Karena sapaan penyiar kepada pendengar harus perorangan, bukan kepada kelompok orang sekaligus. Karena dengan carademikian pendengar tidak merasakan sentuhan keakraban komunikasi.
Tips : unsure penyiaran harus terlatih membangun imajinasi ketika yang bersangkutan sedang bersiaran secara otomatis pasti akan membayangkan.
9. Dimensi suara
Penyelenggara siaran siaran dituntutmemaksimalkan pengaruh dan dampak siaran terhadap pendengar. Bahwa yang disebut suara harus dipahami bukan hanya vocal penyiar,pemilihan musik dan jenis lagu akan menjadi kekuatan sebuah radio.
Penyelenggara siaran dituntu harus kreatif dalam memproduksi paket paket siaran, dapat berbentuk hiburan, jurnalistik atau gabungan keduanya.






kami dari kelompok 3 akan mendiskusikan makalah kami yang berjudul karakter dari para hadirin. dan akan dibacakan oleh.....

hanya inilah yang dapat kami diskusikan, jika ada kesalahan dan kekurangan kami mohon maaf. akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semuanya.

kepada hadirin yang ingin bertanya kami persilahkan,



Our group of 3 will discuss our paper titled character of the audience. and will be read by .....

the only thing that we can discuss, if there are mistakes and shortcomings we apologize. finally we thank all of them.

to the audience who would like to ask us feel free,





























Berpikir dan Berbicara

“If you wish to know the mind of a man, listen to his words”
(pepatah Cina)


Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini berawal dari sesuatu yang sederhana, yaitu sebuah pemikiran. Sebuah pemikiran adalah awal dari setiap tindakan. Dari action atau tindakan ini lah kemudian muncul hasil kerja.

Pikiran seperti alam semesta ini, dia begitu luas dan jauh sehingga kita bisa mengembangkan kreativitas tanpa batas. Wujud kreativitas tersebut dapat direpresentasikan melalui tutur kata yang terucap. Dan semua tutur kata membutuhkan sebuah alur yang apik agar jalinan huruf-huruf tersebut tidak akan berakhir dalam sebuah “tong kosong”. Berbicara kini bukan lagi ucapan tanpa makna.

Banyak pembaca mengajukan pertanyaan pada TALKinc Experts mengenai sejauh mana kemampuan berpikir dapat menentukan kualitas seorang pembicara. Lantas, apakah yang membedakan seorang pembicara professional dengan pembicara amatir?

Erwin Parengkuan, seorang MC, Presenter dan Radio Personality, menyatakan bahwa kemampuan berpikir akan sangat terkait dengan kosakata yang bisa kita keluarkan. Seorang pembicara publik, khususnya, secara tidak langsung dituntut untuk menguasai banyak perbendaharaan kata dan juga alur berpikir. Penggunaan alur berpikir dalam berbicara di depan publik akan menggambarkan tingkat keahlian dan kecerdasan dari pembicara tersebut. Alur berpikir mengajak kita pula untuk dapat berpikir lebih jelas dan terstruktur. Dan alur berpikir akan membuat sebuah kegiatan public speaking menjadi jauh lebih efektif.

Oleh karena proses alur berpikir akan sangat menentukan kemana arah dan tujuan pembicaraan, bagi Erwin Parengkuan, yang membedakan seorang pembicara publik profesional dengan seorang amatir adalah pembicara profesional memiliki flow of mind atau alur berpikir yang jelas dalam materi yang dibawakan. Sementara seorang amatir yang tidak menggunakan flow of mind dalam mempersiapkan diri sebagai pembicara, kemungkinan besar apa yang dibicarakannya akan menjadi ngawur dan tidak jelas alurnya.

Sebuah alur berpikir biasanya muncul dari pengalaman-pengalaman pribadi atau pun sejumlah pengetahuan yang dijadikan teknik pendekatan. Beberapa di antaranya adalah teknik pendekatan problem-solution yang berguna dalam memaparkan materi yang bersifat teknis. Pendekatan ini biasanya dimulai dengan memaparkan masalah dan kemudian diakhiri dengan pemberian solusi. Pembicara publik banyak yang menggunakan pendekatan ini karena biasanya pembicara publik diundang atau datang dengan maksud untuk memberikan solusi dalam suatu masalah. Kemudian ada pula pendekatan chronological yang mendasarkan alur berpikir pada historis atau kronologis. Pendekatan ini biasanya digunakan pada pembicaraan yang berkaitan dengan riwayat, sejarah atau biografi.

Salah satu teknik pendekatan lainnya yang cukup populer digunakan adalah pendekatan cause-effect yang memaparkan suatu topik berdasarkan sebab (cause) dan diakhiri dengan akibat (effect). Adakalanya pendekatan cause-effect ini dilakukan secara terbalik di mana akibatnya terlebih dahulu yang dibahas baru kemudian diurai penyebabnya.

Sinergi antara proses alur berpikir dan penguasaan kosa kata ini sangat memengaruhi pula emosionalitas audiens yang akan mendengarkan. Sebagian besar audiens menginginkan sebuah alur yang dinamis. Pada dasarnya alur apa pun yang Anda ciptakan bergantung pada kemampuan Anda berimprovisasi. Bila materi Anda diibaratkan sebagi kereta api, alur berpikir adalah rel yang akan membantu Anda tetap fokus pada materi. Namun, sekali lagi kita perlu ingat bahwa public speaking adalah proses komunikasi yang bersifat dua arah. Improvisasi yang kita lakukan harus didukung dengan energi dan minat setiap pendengarnya.

Suatu saat Anda menghadiri acara seminar mengenai “Kiat Menjadi Pembicara Hebat” yang diselenggarakan di lingkungan kampus. Dan salah seorang pakar komunikasi menjadi salah satu pembicara di seminar tersebut. Pakar tersebut berpenampilan sangat profesional dan terlihat sangat meyakinkan. Ketika kesempatan dia untuk berbicara datang, dengan penuh percaya diri dia menguraikan bagaimana kronologis proses berkomunikasi yang efektif. Tahap demi tahap dia jelaskan apa saja yang harus dilakukan untuk menciptakan kesuksesan dalam berkomunikasi. Kosa kata yang muncul dari mulutnya terdengar sangat luar biasa dengan berbagai istilah ilmiah. Pakar komunikasi tersebut berbicara dengan begitu hebat. Akan tetapi sebagian besar audiens yang merupakan mahasiswa justru nampak bosan dengan apa yang disampaikan oleh pakar tersebut. Ilmu yang diberikan oleh pakar komunikasi tersebut dianggap tak lagi bermakna. Apakah Anda bisa menebak di mana letak kesalahannya?

Alur berpikir dalam berbicara tidak hanya mengendalikan pengetahuan Anda dalam berbicara namun juga mengendalikan audiens yang akan mendengarkan. Dalam hal ini, sebagai seorang pembicara publik Anda harus mampu menyesuaikan teknik pendekatan dengan kondisi audiens.

Setelah 20 tahun berkecimpung dalam dunia public speaking, Erwin Parengkuan mengajak Anda untuk memahami bahwa untuk menciptakan sebuah kegiatan public speaking yang sukses, terlepas dari teknik pendekatan yang Anda gunakan, yang perlu Anda lakukan pertama kali adalah mengenali terlebih dahulu hadirin Anda.

Sederhana namun seringkali terlupakan, bukan?

Banyak pembicara seringkali terlalu berkutat pada apa yang ingin ia sampaikan untuk menunjukkan kehebatan dalam berbicara, namun ia tak sadar bahwa semua akan dikembalikan pada respon hadirin. Seperti pada kasus yang di atas, seorang pakar komunikasi tentunya tak perlu diragukan lagi kualitas alur berpikir dan penguasaan kosa kata, namun ia juga harus mengenali siapa dan bagaimana karakter hadirin yang akan mendengarkan.

Sebelum Anda mulai berbicara di depan publik, sebaiknya Anda mencoba mencari tahu dulu siapa saja yang akan mendengarkan. Anda bisa mencoba mencari tahu apa yang membuat hadirin tertarik mengikuti pembicaraan Anda. Sebuah penghargaan pada hadirin juga harus Anda lakukan. Hadirin datang untuk dihargai dan bukan untuk diabaikan.

Alur pembicaraan yang dinamis juga harus melibatkan sebuah ide yang fresh atau inspiring. Pada saat berbicara, tidak ada salahnya Anda menawarkan sebuah ide yang segar dan memberikan inspirasi berbeda bagi hadirin. Ide ini bisa saja Anda mulai kembangkan pada saat opening. Opening merupakan langkah awal yang akan menentukan langkah Anda selanjutnya dalam public speaking.

Mungkin Anda sering menjumpai sebuah acara seminar atau presentasi di mana hadirin memang cukup bersemangat pada saat awal, tapi saat memasuki pertengahan waktu acara, hadirin mulai terkantuk-kantuk, dan saat memasuki akhir acara, sebagian hadirin tertidur, sebagian lagi pikirannya sudah melayang entah kemana. Kondisi ini serupa dengan kasus pakar komunikasi di atas. Menarik atau tidaknya sebuah acara seminar atau presentasi adalah tanggung jawab Anda sebagai pembicara profesional.
Kontrol. Seperti yang tadi sudah disebutkan bahwa alur berpikir bukan hanya untuk mengendalikan pengetahuan Anda namun juga hadirin yang mendengarkan. Seorang pembicara harus mampu mengendalikan suasana acara seminar atau presentasi. Pastikan semua hadirin tetap fokus pada materi yang kita berikan. Bila suasana atau mood hadirin mulai melemah, sebaiknya Anda hentikan, misalnya presentasi Anda sejenak dan berikan ice breaking. Ice breaking merupakan suatu aktivitas singkat yang perlu kita lakukan untuk memecah kebekuan. Aktivitas ice breaking ini bisa berupa kuis, permainan, cerita atau meminta peserta melakukan simulasi atas apa sudah Anda sampaikan.

Ibaratnya dalam sebuah orkestra, Anda sebagai seorang pembicara memiliki tanggung jawab besar sebagai Dirigen untuk mengendalikan permainan orkestra tersebut hingga menghasilkan irama yang merdu.

Erwin Parengkuan dengan senang hati akan menjadi sahabat diskusi Anda mengenai hal apa saja yang harus dilakukan dalam menciptakan intonasi, teknik alur berpikir dan materi apa yang akan disampaikan sehingga menjadi suatu perpaduan komunikasi yang dinamis, layaknya sebuah penampilan orkestra yang luar biasa.
Jangan pernah takut untuk berbicara. Konsultasikan permasalahan Anda disini. Mari kita lenyapkan batasan kekhawatiran untuk menunjukkan potensi diri di balik kata-kata yang terucap. Mari mahir berbicara bersama TALKinc Experts!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar