Senin, 11 April 2016

persamaan pria dan wanita


KATA PENGANTAR

Dengan ucapan Alhamdulillahlirabbilalamin sebagai rasa terima kasih dan puji  syukur kepada Allah SWT makalah ini dapat terselesaikan. Adapun salah satu tujuan dari disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan agama islam ( PAI ). Atas selesainya makalah ini tentunya tidak lepas dari kerjasama yang baik dalam kelompok penyusun makalah dan dalam kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak ALI IMRON S.pdi,M.pdi selaku dosen pembimbing mata kuliah TAFSIR yang dalam hal ini juga sebagai pemberi tugas.
Tentunya dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kesalahan, baik dari segi kosakata maupun dari segi pengertian. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan agar dalam pembuatan makalah-makalah di masa mendatang dapat lebih baik lagi. Segala saran dan masukan atas kekurangan makalah ini, tim penyusun makalah terima dengan pikiran terbuka dan ucapan terima kasih.




Muara Tebo, september 2013


                                                                                     Penyusun,



BAB I
PENDAHULUAN

Untuk memahami sesuatu, terlebih dahulu kita harus memahami sistematika alam semesta. Karena alam semesta adalah satu kesatuan yang terus bergerak menuju kesempurnaan.
Alam semesta memiliki sistim keteraturan terbaik dan sempurna. Tidak ada satu pun sesuatu di alam semesta ini yang tidak memiliki kaitan dengan lainnya. Adanya jenis lelaki dan perempuan tidak terbatas pada manusia saja, namun juga ada pada semua maujud seperti benda mati, tumbuhan dan hewan. Di dalam atom pun terdapat unsur yang berpasangan yang berasal dari satu materi.
Menurut ilmu logika dan filsafat, yang menjadi esensi manusia adalah hakikat yang sering kita sebut “diri” atau “aku”. Yang sebenarnya itu adalah “jiwa manusia” yang menurut para filsuf termasuk maujud yang mujarrad dan perkara basith yang tak dapat dibagi.Berdasarkan sistim alam ciptaan, manusia baik lelaki maupun perempuan adalah sama dan tidak ada kelebihan antara satu dengan lainnya. Tuhan pun menganggap sama ciptaan-Nya dan tidak ada kekurangan dalam ciptaan-Nya.
Dalam Islam diakui bahwa lelaki dan perempuan memiliki satu hakikat yang sama dan tidak ada berbedaan antara keduanya. Perbedaan fisik dan lainnya pada lelaki dan perempuan bukan perbedaan esensial. Al-Qur’an menyatakan bahwa tujuan diciptakannya manusia baik lelaki maupun perempuan adalah beribadah kepada-Nya. Ia berfirman: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Al-Dzaariyaat [51]:56)
Allah swt tidak membedakan nilai penghambaan hambanya baik lelaki maupun perempuan. Banyak sekali ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan masalah penting ini.



BAB II
PEMBAHASAN

1.      Persamaan dalam Penciptaan
Mengenai hal ini  Allah swt berfirman bahwa manusia diciptakan dari satu “jiwa”:
Allah swt juga berfirman di dalam suroh an-nisaa’ ayat 1 sebagaimana yang berbunyi:
 “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.
Masih banyak lagi ayat-ayat serupa yang menjadi bukti bahwa menurut Islam lelaki dan perempuan memiliki martabat insani yang sama di sisi Tuhan.


2.      Persamaan dalam Nilai Spiritual
Nilai spiritual lelaki dan perempuan adalah sama. Lelaki dan perempuan keduanya sama-sama tercakup dalam ayat yang berbunyi:
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam” (QS. Al-Israa’ [17]:70) Yakni keduanya mendapatkan kemuliaan esensial dari Allah swt. Lalu di antara lelaki dan perempuan, siapapun yang berusaha meningkatkan nilai spiritualnya, maka ialah yang tertinggi di mata Tuhan. Mari kita simak beberapa poin tentang persamaan lelaki dan perempuan dari segi nilai spiritualnya

3.      Dalam Ketakwaan
Allah swt berfirman:
 “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.” (QS. Al-Hujuraat [49]:13)
Dalam ayat tersebut Allah swt menjelaskan bahwa tolak ukur yang dapat membedakan kemulian manusia satu sama lainnya baik perempuan maupun lelaki adalah ketakwaan.




4.      Dalam Amal Saleh
Allah swt berfirman:
 “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. ( QS. An-Nahl [16]:97 )
Ia juga pernah berfirman:
 “Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.” (QS. An-Nisaa’ [4]:124)
Ayat-ayat di atas menjelaskan bahwa manusia, tak ada beda baik lelaki dan perempuan. semakin banyak mereka melakukan amal saleh maka semakin tinggi derajatnya.
5.      Dalam Taklif dan Kewajiban
Dalam Al-Qur’an juga dijelaskan bahwa lelaki dan perempuan keduanya sama-sama memiliki tugas dan kewajiban dari Allah swt dan tidak ada beda antara mereka.
Perhatikan ayat-ayat suci di bawah ini:
 “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS. Al-Baqarah [2]: 183)
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat"..” (QS. An-Nuur [24]:31)
 “Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana..” (QS. Al-Maa’idah [5]:38)
Di ayat-ayat tersebut Allah swt berbicara kepada manusia tanpa melihat perbedaan antara lelaki dan perempuan. Semuanya memiliki kewajiban yang sama terhadap-Nya.
6.      Dalam Menuntut Ilmu
Allah swt berfirman:
 “…niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al-Mujaadalah [58]:11)
Allah swt  tidak membeda-bedakan derajat yang diberikan kepada lelaki dan perempuan karena menuntut ilmu.
Dengan penjelasan yang diberikan ayat-ayat Al-Qur’an di atas dapat kita fahami bahwa sebenarnya tidak ada perbedaan esensial antara lelaki dan perempuan, apa lagi berkaitan dengan nilai-nilai spiritual mereka.
Dari kitab Tanya Jawab Masalah Wanita, karangan Syaikh Athiyah Shaqar. Dalam hadits riwayat Ahmad, Abu Dawud dan at-Tirmidzi, Nabi saw bersabda,
Sesungguhnya wanita adalah saudara kaum laki-laki.

Wanita saudara laki-laki bukan dimaksudkan persamaan antara laki-laki dan wanita dalam segala hal. Karena kondisi keduanya berbeda sehingga melahirkan hukum yang berbeda pula, salah satunya wanita haid dan melahirkan sementara laki-laki tidak. Dalam beberapa hal Allah swt memperlakukan hukum yang sama kepada laki-laki dan wanita.


Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain [259]. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik." (Ali Imran 195).

Tetapi di lain ayat Allah swt mengingatkan bahwa laki-laki dan wanita tetap berbeda.


Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi wanita ada bagian dari apa yang mereka usahakan (An-Nisa’ 32).

Dengan demikian Allah swt menciptakan laki-laki dan wanita dengan keistimewaan masing-masing dan perlakuan hukumnya-pun berbeda. Allah swt juga melarang laki menyerupai wanita dan sebaliknya.

Allah swt menjadikan laki-laki sebagai pemimpin keluarga dan wajib menafkahi, disesuaikan dengan kondisi fisk dan kejiwaannya. Begitu pula, Allah swt menjadikan wanita mengasuh anak dan sebagai pengatur rumah tangga sesuai dengan kondisinya. Jika masing masing menjalankan fungsinya dengan benar maka akan tercipta rumah tangga yang harmonis dan bahagia.

Perjuangan persamaan gender dalam segala bidang sama saja menentang ketetapan Allah swt.

Dalam Ibadah Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku”.
Aku tak menghendaki dari mereka rizki dan tidak menginginkan makanan.” (QS adz-Dzaariyat:56)




Ayat ini menjelaskan, bahwa kaum laki-laki dan wanita mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam hal ibadah, karena mereka diciptakan memang hanya untuk beribadah, dan tidak ada tugas lain selain daripada itu.

Ketahuilah, kedurhakaan paling besar yang terjadi dikalangan manusia hari ini adalah tunduk dan patuhnya mereka di bawah syari’at dan perundang-undangan selain islam. Sedangkan penghambaan paling celaka adalah taatnya manusia terhadap hukum-hukum yang dibuatnya sendiri. Padahal menurut islam, bahwa tunduk, patuh dan taat itu hanyalah kepada Allah semata.

1.      Amal, Pahala dan Siksa Berkenaan dengan perkara ini Allah berfirman :

“Dan katakanlah (wahai Muhammad), beramallah (bekerjalah) kamu maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat amalmu itu. Dan kamu akan dikembalikan kepada yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata (Allah), lalu beritakanlah kepadamu apa yang telah kamu amalkan.” (QS at-Taubah:105)

“Barang siapa beramal shalih , laki-laki maupun wanita, sedang ia dalam keadaan beriman, niscaya Kami berikan kehidupan yang baik dan Kami sediakan sebaik-baik pahala bagi amal-amal yang mereka lakukan.” (QS an-Nahl:97)

Dari contoh uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kaum laki-laki dan wanita sama haknya dalam bidang pendidikan dan pengajaran.

2.      Pemilikan Harta dan Warisan Allah Subhanahu Wata’ala berfirman yang artinya:
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu..” (QS an-Nisa’:32)
Adapun mengenai harta warisan, islam mengatur sedemikian rupa sesuai dengan keperluan dan tanggung jawab, sehingga antara bagian laki-laki dan wanita terdapat perbedaan.

3.      Perlindungan Terhadap Tawanan Diantara persamaan hak wanita dengan laki-laki termasuk dalam melindungi tawanan perang, Ummu Hani, putri Abu Thalib di waktu pembebasan kota makkah (futuh makkah). Ia berkata kepada Rasulullah; “Ada dua orang dari suku Ahmai’y meminta perlindungan kepadaku.” Beliau menjawab,”Kami member i perlindungan kepada orang yang engklau lindungi wahai Ummu Hani.” (Muttafaq ‘alaih)

4.      Aktivitas Agama, Sosial dan Perjuangan Dalam aktivitas keagamaan, seperti ibadah jum’at dan shalat ‘Ied, kaum wanita diperbolehkan ikut serta bersama kaum laki-laki meskipun tidak diwajibkan. Ini adalah suatu keringanan.


 “Dan orang-orang yang beriman laki-laki dan wanita, sebagian mereka adalah penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh yang ma’ruf dan melarang yang munkar, mengerjakan shalat dan mengeluarkan zakat, mereka taat kepada Allah dan rasul-Nya. Mereka itu akan diberi Rahmat oleh Allah, Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS at-Taubah:71)

Dalam ayat tersebut Allah memberikan medan kegiatan yang amat luas bagi kaum wanita, sama dengan apa yang diberikan kepada kaum laki-laki. Yaitu persaudaraan, tolong-menolong, bantu-membantu dalam menegakkan kebenaran dan mencegah kemunkaran dan lain sebagainya.

5.      Perkawinan dan Perceraian

“Wahai pemuda, Barang siapa diantara kamu yang mampu menikah, maka menikahlah. Karena sesungguhnya pernikahanmu dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Tetapi barang siapa yang belum mampu maka berpuasalah, sebab yang demikian itu akan menahan nafsu.” (HR Jama’ah)

Jadi, perkawinan itu adalah hak bersama secara mutlak bagi laiki-laki dan wanita tanpa ada perbedaan sedikitpun.
Di dalam islam, keputusan thalaq berada di tangan suami. Tidak ada thalaq di tangan istri. Namun begitu seorang istri bisa mengajukan thalaq kepada suami, bila suami itu bejat moralnya, kesat hatinya, zalim tindakannya yang berlaku sewenang-wenang, merasa sombong karena memberikan nafkah kepada isterinya.

Namun bila tidak ada alas an syar’i, yang dibenarkan oleh hukum, maka seorang wanita tidak ada jalan untuk minta cerai.

“Tiap isteri yang meminta cerai kepada suaminya, tanpa alas an yang dapat dibenarkan maka haram atasnya bau syurga.” (HR Ahmad)




MAKALAH
TAFSIR
Ayat tentang kesamaan kedudukan laki-laki dan perempuan dalam islam








KELOMPOK : 6
·         ZULKARNAIN
·         KASFUN NHAZIR

DI SUSUN OLEH :



Ruang : G


Semester Ke-5
Prodi : S.1 Pendidikan Agama Islam
Pembimbing :ALI IMRON S.pdi M.pdi


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH ( STIT )
KABUPATEN TEBO
TAHUN AKADEMIK 2013 - 2014

BAB III
PENUTUP

a)   KESIMPULAN

Dengan penjelasan yang diberikan ayat-ayat Al-Qur’an di atas dapat kita fahami bahwa sebenarnya tidak ada perbedaan esensial antara lelaki dan perempuan, apa lagi berkaitan dengan nilai-nilai spiritual mereka. Wanita saudara laki-laki bukan dimaksudkan persamaan antara laki-laki dan wanita dalam segala hal. Karena kondisi keduanya berbeda sehingga melahirkan hukum yang berbeda pula, salah satunya wanita haid dan melahirkan sementara laki-laki tidak. Dalam beberapa hal Allah swt memperlakukan hukum yang sama kepada laki-laki dan wanita. kaum laki-laki dan wanita mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam hal ibadah, karena mereka diciptakan memang hanya untuk beribadah, dan tidak ada tugas lain selain daripada itu.Ketahuilah, kedurhakaan paling besar yang terjadi dikalangan manusia hari ini adalah tunduk dan patuhnya mereka di bawah syari’at dan perundang-undangan selain islam. Sedangkan penghambaan palingcelaka adalah taatnya manusia terhadap hukum-hukum yang dibuatnya sendiri. Padahal menurut islam, bahwa tunduk, patuh dan taat itu hanyalah kepada Allah semata.

b)      SARAN

Kami selaku penyusun makalah ini amat sangat sadar bahwa makalah ini banyak terdapat kesalahan dan jauh dari kesempurnaan maka dari itu kritikan dan saran yang bersifat membangun saya harap kan kepada para pembaca,atas saran kami ucapan kan terima kasih.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar