KATA
PENGANTAR
Dengan
ucapan Alhamdulillahlirabbilalamin sebagai rasa terima kasih dan puji syukur kepada Allah SWT makalah ini dapat
terselesaikan. Adapun salah satu tujuan dari disusunnya makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan agama islam ( PAI ). Atas
selesainya makalah ini tentunya tidak lepas dari kerjasama yang baik dalam kelompok
penyusun makalah dan dalam kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima
kasih kepada Bapak ALI IMRON S.pdi,M.pdi selaku dosen pembimbing mata kuliah
TAFSIR yang dalam hal ini juga sebagai pemberi tugas.
Tentunya
dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kesalahan, baik dari segi kosakata
maupun dari segi pengertian. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan agar dalam pembuatan makalah-makalah di masa
mendatang dapat lebih baik lagi. Segala saran dan masukan atas kekurangan
makalah ini, tim penyusun makalah terima dengan pikiran terbuka dan ucapan
terima kasih.
Muara Tebo,
september 2013
Penyusun,
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk memahami sesuatu, terlebih dahulu kita harus memahami sistematika
alam semesta. Karena alam semesta adalah satu kesatuan yang terus bergerak
menuju kesempurnaan.
Alam semesta
memiliki sistim keteraturan terbaik dan sempurna. Tidak ada satu pun sesuatu di
alam semesta ini yang tidak memiliki kaitan dengan lainnya. Adanya jenis lelaki
dan perempuan tidak terbatas pada manusia saja, namun juga ada pada semua
maujud seperti benda mati, tumbuhan dan hewan. Di dalam atom pun terdapat unsur
yang berpasangan yang berasal dari satu materi.
Menurut ilmu
logika dan filsafat, yang menjadi esensi manusia adalah hakikat yang sering
kita sebut “diri” atau “aku”. Yang sebenarnya itu adalah “jiwa manusia” yang
menurut para filsuf termasuk maujud yang mujarrad dan perkara basith
yang tak dapat dibagi.Berdasarkan sistim alam ciptaan, manusia baik lelaki
maupun perempuan adalah sama dan tidak ada kelebihan antara satu dengan
lainnya. Tuhan pun menganggap sama ciptaan-Nya dan tidak ada kekurangan dalam
ciptaan-Nya.
Dalam Islam
diakui bahwa lelaki dan perempuan memiliki satu hakikat yang sama dan tidak ada
berbedaan antara keduanya. Perbedaan fisik dan lainnya pada lelaki dan
perempuan bukan perbedaan esensial. Al-Qur’an menyatakan bahwa tujuan
diciptakannya manusia baik lelaki maupun perempuan adalah beribadah kepada-Nya.
Ia berfirman: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Al-Dzaariyaat [51]:56)
Allah swt
tidak membedakan nilai penghambaan hambanya baik lelaki maupun perempuan.
Banyak sekali ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan masalah penting ini.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Persamaan dalam
Penciptaan
Mengenai hal
ini Allah swt berfirman bahwa manusia
diciptakan dari satu “jiwa”:
Allah swt juga
berfirman di dalam suroh an-nisaa’ ayat 1 sebagaimana yang berbunyi:
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada
Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah
menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki
dan perempuan yang banyak Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah)
hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”
Masih banyak
lagi ayat-ayat serupa yang menjadi bukti bahwa menurut Islam lelaki dan
perempuan memiliki martabat insani yang sama di sisi Tuhan.
2.
Persamaan dalam Nilai
Spiritual
Nilai
spiritual lelaki dan perempuan adalah sama. Lelaki dan perempuan keduanya
sama-sama tercakup dalam ayat yang berbunyi:
“Dan
sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam” (QS. Al-Israa’ [17]:70)
Yakni keduanya mendapatkan kemuliaan esensial dari Allah swt. Lalu di antara
lelaki dan perempuan, siapapun yang berusaha meningkatkan nilai spiritualnya,
maka ialah yang tertinggi di mata Tuhan. Mari kita simak beberapa poin tentang
persamaan lelaki dan perempuan dari segi nilai spiritualnya
3.
Dalam Ketakwaan
Allah swt
berfirman:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa
– bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa
diantara kamu.” (QS. Al-Hujuraat [49]:13)
Dalam ayat
tersebut Allah swt menjelaskan bahwa tolak ukur yang dapat membedakan kemulian
manusia satu sama lainnya baik perempuan maupun lelaki adalah ketakwaan.
4.
Dalam Amal Saleh
Allah swt
berfirman:
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik
laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri
balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan. ” ( QS. An-Nahl
[16]:97 )
Ia juga pernah
berfirman:
“Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh,
baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu
masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.” (QS.
An-Nisaa’ [4]:124)
Ayat-ayat di
atas menjelaskan bahwa manusia, tak ada beda baik lelaki dan perempuan. semakin
banyak mereka melakukan amal saleh maka semakin tinggi derajatnya.
5.
Dalam Taklif dan
Kewajiban
Dalam
Al-Qur’an juga dijelaskan bahwa lelaki dan perempuan keduanya sama-sama
memiliki tugas dan kewajiban dari Allah swt dan tidak ada beda antara mereka.
Perhatikan
ayat-ayat suci di bawah ini:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas
kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa” (QS. Al-Baqarah [2]: 183)
“Katakanlah
kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang
(biasa) nampak dari padanya sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
mereka perbuat"..” (QS. An-Nuur [24]:31)
“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang
mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka
kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana..” (QS. Al-Maa’idah [5]:38)
Di ayat-ayat
tersebut Allah swt berbicara kepada manusia tanpa melihat perbedaan antara
lelaki dan perempuan. Semuanya memiliki kewajiban yang sama terhadap-Nya.
6.
Dalam Menuntut Ilmu
Allah swt
berfirman:
“…niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat.” (QS. Al-Mujaadalah [58]:11)
Allah swt tidak membeda-bedakan derajat yang diberikan
kepada lelaki dan perempuan karena menuntut ilmu.
Dengan
penjelasan yang diberikan ayat-ayat Al-Qur’an di atas dapat kita fahami bahwa
sebenarnya tidak ada perbedaan esensial antara lelaki dan perempuan, apa lagi
berkaitan dengan nilai-nilai spiritual mereka.
Dari kitab Tanya Jawab Masalah Wanita,
karangan Syaikh Athiyah Shaqar. Dalam hadits riwayat Ahmad, Abu Dawud dan
at-Tirmidzi, Nabi saw bersabda,
Sesungguhnya wanita adalah saudara kaum laki-laki.
Wanita
saudara laki-laki bukan dimaksudkan persamaan antara laki-laki dan wanita dalam
segala hal. Karena kondisi keduanya berbeda sehingga melahirkan hukum yang
berbeda pula, salah satunya wanita haid dan melahirkan sementara laki-laki
tidak. Dalam beberapa hal Allah swt memperlakukan hukum yang sama kepada
laki-laki dan wanita.
Maka
Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman):
"Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di
antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah
turunan dari sebagian yang lain [259]. Maka orang-orang yang berhijrah, yang
diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan
yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah
Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya,
sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik." (Ali Imran 195).
Tetapi di
lain ayat Allah swt mengingatkan bahwa laki-laki dan wanita tetap berbeda.
Dan janganlah kamu iri hati terhadap
apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian
yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari pada apa yang mereka
usahakan, dan bagi wanita ada bagian dari apa yang mereka usahakan (An-Nisa’
32).
Dengan
demikian Allah swt menciptakan laki-laki dan wanita dengan keistimewaan
masing-masing dan perlakuan hukumnya-pun berbeda. Allah swt juga melarang laki
menyerupai wanita dan sebaliknya.
Allah swt
menjadikan laki-laki sebagai pemimpin keluarga dan wajib menafkahi, disesuaikan
dengan kondisi fisk dan kejiwaannya. Begitu pula, Allah swt menjadikan wanita
mengasuh anak dan sebagai pengatur rumah tangga sesuai dengan kondisinya. Jika
masing masing menjalankan fungsinya dengan benar maka akan tercipta rumah
tangga yang harmonis dan bahagia.
Perjuangan
persamaan gender dalam segala bidang sama saja menentang ketetapan Allah swt.
Dalam
Ibadah Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
“Dan
Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka beribadah
kepada-Ku”.
Aku
tak menghendaki dari mereka rizki dan tidak menginginkan makanan.” (QS
adz-Dzaariyat:56)
Ayat ini menjelaskan, bahwa kaum laki-laki dan wanita mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam hal ibadah, karena mereka diciptakan memang hanya untuk beribadah, dan tidak ada tugas lain selain daripada itu.
Ketahuilah, kedurhakaan paling besar yang terjadi dikalangan manusia hari ini adalah tunduk dan patuhnya mereka di bawah syari’at dan perundang-undangan selain islam. Sedangkan penghambaan paling celaka adalah taatnya manusia terhadap hukum-hukum yang dibuatnya sendiri. Padahal menurut islam, bahwa tunduk, patuh dan taat itu hanyalah kepada Allah semata.
1. Amal,
Pahala dan Siksa Berkenaan dengan perkara ini Allah berfirman :
“Dan katakanlah (wahai Muhammad),
beramallah (bekerjalah) kamu maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin
akan melihat amalmu itu. Dan kamu akan dikembalikan kepada yang mengetahui yang
ghaib dan yang nyata (Allah), lalu beritakanlah kepadamu apa yang telah kamu
amalkan.” (QS at-Taubah:105)
“Barang
siapa beramal shalih , laki-laki maupun wanita, sedang ia dalam keadaan
beriman, niscaya Kami berikan kehidupan yang baik dan Kami sediakan sebaik-baik
pahala bagi amal-amal yang mereka lakukan.” (QS an-Nahl:97)
Dari contoh uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa
kaum laki-laki dan wanita sama haknya dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
2. Pemilikan
Harta dan Warisan Allah Subhanahu Wata’ala berfirman yang artinya:
“Dan janganlah kamu iri hati
terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari
sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa
yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang
mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu..”
(QS an-Nisa’:32)
Adapun
mengenai harta warisan, islam mengatur sedemikian rupa sesuai dengan keperluan
dan tanggung jawab, sehingga antara bagian laki-laki dan wanita terdapat
perbedaan.
3. Perlindungan
Terhadap Tawanan Diantara persamaan hak wanita dengan laki-laki termasuk dalam
melindungi tawanan perang, Ummu Hani, putri Abu Thalib di waktu pembebasan kota
makkah (futuh makkah). Ia berkata kepada Rasulullah; “Ada dua orang dari suku
Ahmai’y meminta perlindungan kepadaku.” Beliau menjawab,”Kami member i
perlindungan kepada orang yang engklau lindungi wahai Ummu Hani.” (Muttafaq
‘alaih)
4. Aktivitas
Agama, Sosial dan Perjuangan Dalam aktivitas keagamaan, seperti ibadah jum’at
dan shalat ‘Ied, kaum wanita diperbolehkan ikut serta bersama kaum laki-laki
meskipun tidak diwajibkan. Ini adalah suatu keringanan.
“Dan
orang-orang yang beriman laki-laki dan wanita, sebagian mereka adalah penolong
bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh yang ma’ruf dan melarang yang munkar,
mengerjakan shalat dan mengeluarkan zakat, mereka taat kepada Allah dan
rasul-Nya. Mereka itu akan diberi Rahmat oleh Allah, Sesungguhnya Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS at-Taubah:71)
Dalam ayat tersebut Allah memberikan medan kegiatan
yang amat luas bagi kaum wanita, sama dengan apa yang diberikan kepada kaum
laki-laki. Yaitu persaudaraan, tolong-menolong, bantu-membantu dalam menegakkan
kebenaran dan mencegah kemunkaran dan lain sebagainya.
5. Perkawinan
dan Perceraian
“Wahai pemuda, Barang siapa diantara kamu yang mampu
menikah, maka menikahlah. Karena sesungguhnya pernikahanmu dapat menundukkan
pandangan dan memelihara kemaluan. Tetapi barang siapa yang belum mampu maka
berpuasalah, sebab yang demikian itu akan menahan nafsu.” (HR Jama’ah)
Jadi, perkawinan itu adalah hak bersama secara
mutlak bagi laiki-laki dan wanita tanpa ada perbedaan sedikitpun.
Di dalam islam, keputusan thalaq berada di tangan
suami. Tidak ada thalaq di tangan istri. Namun begitu seorang istri bisa
mengajukan thalaq kepada suami, bila suami itu bejat moralnya, kesat hatinya,
zalim tindakannya yang berlaku sewenang-wenang, merasa sombong karena memberikan
nafkah kepada isterinya.
Namun bila tidak ada alas an syar’i, yang dibenarkan
oleh hukum, maka seorang wanita tidak ada jalan untuk minta cerai.
“Tiap isteri yang meminta cerai kepada suaminya,
tanpa alas an yang dapat dibenarkan maka haram atasnya bau syurga.” (HR Ahmad)
MAKALAH
TAFSIR
Ayat
tentang kesamaan kedudukan laki-laki dan perempuan dalam islam
KELOMPOK : 6
·
ZULKARNAIN
·
KASFUN NHAZIR
|
Ruang : G
Semester Ke-5
Prodi : S.1 Pendidikan Agama Islam
Pembimbing :ALI IMRON S.pdi M.pdi
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH ( STIT )
KABUPATEN TEBO
TAHUN
AKADEMIK 2013 - 2014
BAB III
PENUTUP
a)
KESIMPULAN
Dengan
penjelasan yang diberikan ayat-ayat Al-Qur’an di atas dapat kita fahami bahwa
sebenarnya tidak ada perbedaan esensial antara lelaki dan perempuan, apa lagi
berkaitan dengan nilai-nilai spiritual mereka. Wanita
saudara laki-laki bukan dimaksudkan persamaan antara laki-laki dan wanita dalam
segala hal. Karena kondisi keduanya berbeda sehingga melahirkan hukum yang
berbeda pula, salah satunya wanita haid dan melahirkan sementara laki-laki
tidak. Dalam beberapa hal Allah swt memperlakukan hukum yang sama kepada
laki-laki dan wanita. kaum laki-laki dan wanita mempunyai hak
dan kewajiban yang sama dalam hal ibadah, karena mereka diciptakan memang hanya
untuk beribadah, dan tidak ada tugas lain selain daripada itu.Ketahuilah,
kedurhakaan paling besar yang terjadi dikalangan manusia hari ini adalah tunduk
dan patuhnya mereka di bawah syari’at dan perundang-undangan selain islam.
Sedangkan penghambaan palingcelaka adalah taatnya manusia terhadap hukum-hukum
yang dibuatnya sendiri. Padahal menurut islam, bahwa tunduk, patuh dan taat itu
hanyalah kepada Allah semata.
b) SARAN
Kami selaku penyusun makalah ini amat sangat
sadar bahwa makalah ini banyak terdapat kesalahan dan jauh dari kesempurnaan
maka dari itu kritikan dan saran yang bersifat membangun saya harap kan kepada
para pembaca,atas saran kami ucapan kan terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar