Dalam menjalani kehidupan, kadang kala kita mengalami kebuntuan
dan keputusasaan. Kita membutuhkan pegangan untuk menjawab setiap kebingungan
yang dihadapi. Untuk itu, saya ingin menyampaikan hadits-hadits riwayat Bukhari
dan Muslim. Semoga dapat bermanfaat untuk menuntun kita dalam menjalani
kehidupan sesuai sunnah Rasulullah SAW.
1.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Neraka tertutup oleh berbagai syahwat dan hawa nafsu
sedangkan surga tertutup oleh berbagai kesukaran dan keberatan.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
2.
Dari Anas r.a. berkata: Rasulullah saw
bersabda, “Yang mengikuti mayyit ada tiga keluarga, kekayaan dan amalnya maka
yang dua kembali yaitu keluarga dan kekayaannya dan tetap tinggal padanya yang
satu yaitu amal perbuatannya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
3.
Dari ‘Aisyah r.a. berkata: Rasulullah
saw bersabda, “Siapa yang mengambil hak orang lain walau sejengkal tanah akan
dikalungkan hingga tujuh petala bumi.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
4.
Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash r.a.
berkata: Rasulullah saw bersabda, “Seorang Muslim adalah yang dapat selamat
sekalian orang Muslim dari gangguan lidah dan tangannya. Seorang Muhajir adalah
orang yang meninggalkan semua larangan Allah.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
5.
Dari Usamah bin Zaid r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Aku berdiri di muka pintu surga tiba-tiba kudapatkan
kebanyakan yang masuk surga adalah orang-orang fakir miskin sedangkan
orang-orang kaya masih tertahan oleh perhitungan kekayaanya dan orang-orang
ahli neraka telah diperintahkan masuk neraka maka ketika saya berdiri di dekat
pintu neraka tiba-tiba kudapatkan kebanyakan yang masuk ke dalamnya adalah
orang-orang perempuan.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
6.
Dari Anas r.a. berkata: Seorang Arab
bertanya kepada Rasulullah saw, “Bilakah hari kiamat?” Rasulullah saw menjawab,
“Apakah bekalmu untuk menghadapinya?” Ia menjawabnya cinta kepada Allah dan
Rasul-Nya maka Rasulullah saw bersabda, “Engkau akan berkumpul dengan orang
yang engkau cintai.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
7.
Dari Abdullah bin Mas’ud ra
meriwayatkan bahwa ia bertanya kepada Rasulullah saw tentang perbuatan apa yang
paling disukai Allah Ta’ala. Rasulullah menjawab, “Menjalankan shalat pada
waktu yang ditetapkan.” Saya bertanya, “Dan sesudah itu?” Beliau menjawab,
“Berbuat baik kepada orang tua.” Saya bertanya, “Dan sesudah itu?” Beliau
menjawab, “Berjihad di jalan Allah.”
(Bukhari)
(Bukhari)
8.
Dari Umar ra. dan Aisyah ra.
menceritakan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Jibril selalu memperingatkanku
tentang hak-hak tetangga sehingga aku cenderung percaya bahwa ia
bisa-bisa akan memberi mereka bahkan hak-hak warisan
(Bukhari)
(Bukhari)
9.
Dari Abu Bakar ra. meriwayatkan bahwa
Rasulullah saw bersabda, “Tidak usahkan aku menceritakan tentang dosa
terburuk?” Kami berkata, “Katakanlah, ya Rasulullah!” Rasulullah saw bersabda,
“Menyekutukan seseorang dengan Allah dan tidak patuh terhadap orang tua.”
Rasulullah saw sedang bersandar kemudian duduk tegak seraya bersabda,
“Hati-hatilah dari berkata dusta.” Beliau terus mengulang-ulangi perkataan
beliau itu sehingga kami memohon agar berkenan menghentikannya.
(Bukhari)
(Bukhari)
10.
Dari Abi Abdurrahman Abdillah bin Umar
bin Khattab ra. berkata: Aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda: “Bangunan
Islam itu atas lima perkara Mengakui bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan
sesungguhnya Muhammad itu Utusan Allah, Mendirikan Shalat, Mengeluarkan Zakat,
Mengerjakan Haji ke Baitullah dan Puasa bulan Ramadhan.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
11.
Dari Abi Hamzah Anas bin Malik ra.
pelayan Rasulullah saw dari Nabi saw telah berkata: “Tidak sempurna iman
seseorang diantaramu hingga mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya
sendiri.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
12.
Dari Ibni Mas’ud ra. telah berkata:
Telah bersabda Rasulullah saw: “Tidak halal darah seorang muslim kecuali
disebabkan salah satu dari tiga perkara: Duda/janda yang berzina, Pembunuhan
dibalas bunuh, Orang meninggalkan agamanya, memisahkan diri dari jama’ah
(murtad).”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
13.
Dari Abu Musa (Abdullah) bin Qais
al-asy’ary r.a. berkata: Rasulullah saw ditanya mengenai orang-orang yang
berperang karena keberanian, karena kebangsaan atau karena kedudukan manakah
diantara semua itu yang disebut fisabilillah? Rasulullah saw menjawab, “Siapa
yang berperang semata-mata untuk menegakkan kalimatullah (agama Allah) maka
itulah fisabilillah.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
14.
Dari Abu Bakrah (Nufa’i) bin al Harits
ats Tsaqafy berkata: Rasulullah saw bersabda, “Apabila dua orang Muslim
berhadapan dengan pedang masing-masing maka pembunuh dan terbunuh keduanya
sama-sama masuk neraka. Abu Bakrah bertanya, “Ya Rasulullah, yang membunuh
jelas masuk neraka tetapi mengapa yang terbunuh juga demikian? Rasulullah saw
menjawab, “Karena ia juga memiliki niat sungguh-sungguh akan membunuh
lawannya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
15.
Dari Abu Sa’id (Sa’ad bin Malik bin
Sinan) al-Khudry berkata: Rasulullah saw bersabda, “Pernah terjadi pada umat terdahulu
seseorang yang telah membunuh sembilan puluh sembilan jiwa kemudian ingin
bertaubat maka ia pun mencari seorang alim lalu ditunjukkan kepadanya seorang
pendeta maka ia pun bertanya, “Sesungguhnya saya telah membunuh sembilan puluh
sembilan jiwa apakah ada jalan bagiku untuk bertaubat?” Jawab pendeta, “Tidak
ada” Seketika pendeta itupun dibunuhnya sehingga genaplah seratus orang yang
telah dibunuhnya. Kemudian ia mencari orang alim lainnya dan ketika telah
ditunjukkan iapun menerangkan bahwa ia telah membunuh seratus orang apakah ada
jalan untuk bertaubat? Jawab si alim, “Ya, ada dan siapakah yang dapat
menghalangimu untuk bertaubat? Pergilah ke dusun itu karena di sana banyak
orang-orang yang taat kepada Allah. Maka berbuatlah sebagaimana perbuatan
mereka dan jangan kembali ke negerimu ini karena negerimu ini adalah tempat
penjahat.” Maka pergilah orang itu tetapi di tengah perjalanan mendadak ia
mati. Maka bertengkarlah Malaikat rahmat dengan Malaikat siksa. Malaikat rahmat
berkata, “Ia telah berjalan untuk bertaubat kepada Allah dengan sepenuh
hatinya.” Malaikat siksa berkata, “Ia belum pernah berbuat kebaikan sama
sekali.” Maka datanglah seorang Malaikat berupa manusia yang menjadi juru
penengah (hakim) di antara mereka. Ia berkata, “Ukur saja jarak antara dusun
yang ditinggalkan dan yang dituju maka kemana ia lebih dekat, masukkanlah ia
kepada golongan orang sana. Maka diukurlah kedua jarak itu dan ternyata lebih
dekat kepada dusun orang-orang baik yang dituju, kira-kira terpaut sejengkal.
Maka dipeganglah ruhnya oleh Malaikat rahmat.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
16.
Dari Utsman bin Affan ra. meriwayatkan
bahwa Rasulullah saw bersabda: “Tidak seseorang memasuki waktu shalat wajib
kemudian ia berwudhu’ dan shalat dengan khusyu’ dan memelihara ruku’nya,
melainkan akan terhapus dosa-dosanya yang telah lalu selama tidak melakukan
dosa besar, hal itu berlaku sepanjang masa.”
(Muslim)
(Muslim)
17.
Dari Imran bin Hushain ra., Rasulullah
saw bersabda: “Ada 70.000 orang dari umatku yang masuk surga tanpa hisab.” Para
sahabat bertanya, “Siapakah mereka, ya Rasulullah?” Rasulullah saw bersabda,
“Mereka adalah orang yang tidak beristirqa’ (meminta pengobatan dengan cara
jampi-jampi) tidak bertathayyur (menggantungkan nasib kepada terbangnya
burung), tidak melakukan pengobatan dengan cara membakar bagian yang sakit
dengan besi panas membara dan orang-orang yang bertawakkal kepada Rabb mereka.”
(Muslim)
(Muslim)
18.
Dari Anas bin Malik r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah lebih suka menerima taubat seorang
hamba-Nya melebihi kesenangan seorang yang menemukan kembali tiba-tiba untanya
yang telah hilang daripadanya di tengah hutan.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
19.
Dari Abu Said dan Abu Hurairah r.a.
berkata: Rasulullah saw bersabda, “Tiadalah seorang Muslim itu menderita
kelelahan atau penyakit atau kesusahan (kerisauan hati) hingga tertusuk duri
melainkan semua itu akan menjadi penebus kesalahan-kesalahannya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
20.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata,
Rasulullah bersabda, “Bukanlah orang yang kuat itu yang dapat membanting
lawannya, kekuatan seseorang itu bukan diukur dengan kekuatan tetapi yang
disebut orang kuat adalah orang yang dapat menahan hawa nafsunya pada waktu
marah.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
21.
Dari Abu Khalid (Hakim) bin hizam r.a.
berkata, Rasulullah saw bersabda , Penjual dan pembeli keduanya bebas belum
terikat selagi mereka belum berpisah maka jika benar dan jelas keduanya,
diberkahi jual beli itu tetapi jika menyembunyikan dan berdusta maka terhapus
berkah jual beli itu.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
22.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Seseorang datang kepada Rasulullah saw lalu bertanya, “Ya Rasulullah, sedekah
manakah yang lebih besar pahalanya? Rasulullah saw menjawab, “Bersedekah dalam
keadaan sehat sedang engkau amat sayang kepada harta tersebut, takut miskin dan
mengharapkan kekayaan. Oleh sebab itu jangan menunda-nunda sehingga apabila ruh
(nyawa) sudah sampai di tenggorokan (hampir mati) lalu engkau berwasiat untuk
si fulan sekian, untuk si fulan sekian.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
23.
Dari ‘Aisyah r.a. berkata: Rasulullah
saw bersabda, “Bakal ada tentara yang menyerang Ka’bah tetapi ketika mereka
sampai di suatu lapangan tiba-tiba mereka semua dibinasakan dari yang pertama
hingga yang terakhir.” ‘Aisyah r.a. bertanya, “Ya Rasulullah, kenapa mereka
semua dibinasakan padahal diantara mereka ada yang di pasar dan tidak ikut
menyerang?” Rasulullah saw menjawab, “Dibinasakan semua kemudian akan
dibangkitkan menurut niat masing-masing.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
24.
Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah
saw bersabda, “Aku bermimpi seolah-olah aku bersiwak (menggoosok gigi).
Tiba-tiba datang kepadaku dua orang maka aku berikan siwak itu kepada yang
kecil tetapi aku ditegur, “Dahulukan yang besar maka aku berikan kepada yang
besar.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
25.
Dari Musa al-Asy’ari r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Seseorang itu akan berkumpul bersama orang yang
dikasihinya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
26.
Dari Sa’ad bin Abi Waqqash r.a.
berkata: Rasulullah saw menengokku pada haji wada’ dari cekaman suatu penyakit
yang hampir saja merenggut nyawaku lalu aku berkata, “Ya Rasulullah, sebagaimana
engkau lihat, penyakitku ini cukup berat sedangkan aku adalah orang yang
berharta dan tidak ada ahli warisku kecuali seorang anak perempuanku. Bolehkah
aku bersedekah dengan dua pertiga dari hartaku?” Rasulullah saw menjawab,
“Jangan” Aku berkata, “Bagaimana kalau separuhnya?” Rasulullah menjawab,
“Jangan, sepertiga saja dan sepertiga pun sudah cukup banyak. Sesungguhnya jika
eangkau tinggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya raya adalah lebih baik
daripada engkau tinggalkan mereka dalam keadaan kekurangan meminta-minta kepada
manusia. Dan tidaklah engkau mengeluarkan suatu pembelanjaan dengan menuntut
keridhaan Allah melainkan engkau akan diberi pahala karenanya hingga sesuap
makanan yang engkau suapkan ke mulut istrimu.” Aku berkata, “Ya Rasulullah,
apakah aku ditinggalkan (di Makkah) sesudah kawan-kawanku (berhijrah)?”
Rasulullah saw menjawab, “Sesungguhnya engkau tidak ditinggal lalu engkau
beramal dengan suatu amal yang ditujukan untuk mencari keridhaan Allah
melainkan dengannya engkau akan bertambah derajat dan pangkatmu. Barangkali
engkau tertinggal ini akan mendatangkan manfaat bagi orang banyak dan
mendatangkan kerugian bagi lainnya.” Kemudian Rasulullah saw berdo’a, “Ya Allah
teruskanlah bagi sahabat-sahabatku hijrah mereka dan jangan Engkau kembalikan
mereka ke belakang (ke Mekkah).” Tetapi yang kecewa adalah Sa’ad bin Khaulah
yang dikasihi oleh Rasulullah sawkarena ia meninggal dunia di Makkah.
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
27.
Dari Abdillah bin Mas’ud ra. bahwa
Rasulullah saw bersabda, “Orang yang mempunyai sifat sombong sedikit saja di
dalam hatinya tidak akan masuk surga.” Seseorang berkata, “Bagaimana halnya
ihwal seseorang yang mempunyai pakaian-pakaian yang indah dan sepatu-sepatu
yang indah?” Rasulullah saw bersabda, “Allah itu indah dan Allah menyukai
keindahan (Seseorang tidak disebut sombong jika ia mempercantik dirinya).
Kesombongan terletak pada penolakan terhadap kebenaran danmemandang orang lain
rendah.”
(Muslim)
(Muslim)
28.
Dari Abu Hurairah (Abdurrahman bin
Shaher) r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Shalat berjama’ah pahalanya
melebihi shalat sendirian baik di tempat pekerjaan atau di rumah, dua puluh
lima derajat. Yang demikian itu karena jika seseorang telah menyempurnakan
wudhu kemudian pergi ke masjid tanpa tujuan lain selain shalat maka tidak
bertindak selangkah melainkan diangkat sederajat dan dihapuskan daripadanya
satu dosa hingga masuk ke masjid. Apabila telah berada di dalam masjid maka ia
dianggap mengerjakan shalat selama ia masih menantikan shalat (selama bertahan
karena menunggu shalat) dan Malaikat memohonkan rahmat atau mendoakan seseorang
selama ia dalam majelis shalatnya. Malaikat berdoa, Ya Allah, kasihanilah dia;
ya Allah, ampunilah dia; ya Allah, maafkanlah dia. Demikian itu selama ia tidak
mengganggu dan belum berhadats di tempat itu.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
29.
Dari Abdullah bin Abbas r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah mencatat segala hasanat (kebaikan)
dan sayyiat (kejahatan) kemudian menjelaskan keduanya maka barangsiapa yang
berniat akan melakukan kebaikan lalu dikerjakannya maka akan dicatat untuknya
sepuluh hasanat mungkin ditambah hingga tujuh ratus kali lipat atau lebih dari
itu.Dan apabila ia berniat akan melakukan sayyiat (kejahatan) lalu tidak
dikerjakannya maka Allah mencatat baginya satu hasanat dan jika niat itu
dilaksanakannya maka ditulis baginya satu sayyiat.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
30.
Dari Abi Hurairah ra. meriwayatkan
bahwa Rasulullah saw bersabda, “Lazimnya, seseorang mengawini seorang wanita
karena empat alasan: karena kekayaannya; karena martabat keluarganya; karena
kecantikannya dan karena kesalehannya. Lebih baik pilihlah ia karena
kesalehannya. Semoga engkau tetap rendah hati.”
(Bukhari)
(Bukhari)
31.
Dari Adiyyi bin Hatim ra. meriwayatkan
bahwa Rasulullah saw bersabda, “Bersedekahlah supaya engkau diselamatkan dari
api neraka walaupun hanya sebagian dari sebuah kurma.”
(Bukhari)
(Bukhari)
32.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Semua umatku selamat kecuali orang-orang yang
terang-terangan berbuat dosa (mujaharah). Dan termasuk mujaharah adalah orang
yang berbuat di waktu malam yang gelap kemudian pagi harinya diceritakan pada
orang lain padahal semalaman itu Allah menutupinya sedangkan pagi harinya ia
membuka sendiri apa yang ditutupi oleh Allah.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
33.
Dari Abu Mas’ud al-Badri r.a. dari Nabi
saw, beliau bersabda, “Apabila salah seorang kamu membelanjai istrinya dengan
mengharapkan pahala maka tercatat baginya sebagai sedekah.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
34.
Dari Anas r.a. berkata: Nabi saw
bersabda, “Ya Allah,sesungguhnya tidak ada kehidupan yang sebenarnya kecuali
kehidupan akhirat.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
35.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta benda
tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kekayaan hati.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
36.
Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah
saw bersabda, “Pada hari kiamat seorang Mu’min didekatkan kepada Tuhan dengan
dinaungi oleh rahmat-Nya, kemudian ditanya, “Tahukah kamu dosa ini? Tahukah
kamu dosa itu?” Jawabnya, “Ya, saya tahu.” Maka Allah berfirman, “Aku telah
menutupi atasmu dunia dan kini aku mengampuninya darimu.” Kemudian diberikan
kepadanya suratan amal kebaikannya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
37.
Dari Anas r.a. berkata: Nabi saw
bersabda, “Ada tiga perkara yang barangsiapa memilikinya akan merasakan
kelezatan iman yaitu jika ia mencintai Allah dan Rasulullah melebihi cintanya
kepada yang lain; Jika ia mencintai sesama manusia semata-mata karena Allah dan
jika ia enggan kembali kafir setelah diselamatkan Allah daripadanya,
sebagaimana ia enggan dimasukkan ke dalam neraka.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
38.
Dari ‘Ubadah bin ash Shamit r.a.
berkata: Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa percaya bahwa tidak ada sekutu
bagi-Nya dan bahwa Nabi Muhammadadalah hamba dan utusan-Nya dan bahwa Nabi Isa
adalah hamba Allah dan utusan-Nya dan kalimat-Nya yang diturunkan kepada Maryam
dan ruh daripada-Nya dan bahwa surga itu benar adanya (haq) maka Allah pasti
akan memasukkannya ke dalam surga dengan amal perbuatannya (yang baik) seberapa
pun adanya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
39.
Abu Hurairah r.a. telah mendengar Nabi
saw bersabda, “Ada tiga orang dari Bani Israil yaitu si Belang, si Botak dan si
Buta ketika Allah akan menguji mereka, Allah mengutus Malaikat berupa manusia.
Maka datanglah Malaikat itu kepada orang yang belang dan bertanya, “Apakah yang
kau inginkan?” Jawabnya, “Kulit dan rupa yang bagus serta hilangnya penyakit
yang menyebabkan orang-orang jijik kepadaku.” Maka diusaplah orang itu oleh
Malaikat. Seketika itu juga hilanglah penyakitnya dan berganti rupa dan kulit
yang bagus, kemudian ditanya lagi, “Kekayaan apakah yang engkau inginkan?”
Jawabnya, “Unta.” Maka diberinya seekor unta yang bunting sambil didoakan,
BAARAKALLAAHU LAKA FIIHAA (Semoga Allah memberkahimu pada kekayaanmu itu).”
Kemudian datanglah si Malaikat itu kepada si Botak dan bertanya, “Apakah yang
engkau inginkan?” Jawabnya, “Rambut yang bagus dan hilangnya penyakitku yang
menyebabkan kehinaan pada pandangan orang.” Maka diusaplah orang botak itu lalu
seketika itu juga tumbuhlah rambut yang bagus. Kemudian ditanya lagi, “Kini
kekayaan apa yang engkau inginkan?” Jawabnya, “Lembu.” Maka diberinya seekor
lembu yang bunting sambil didoakan, “BAARAKALLAAHU LAKA FIIHAA (Semoga Allah
memberkahimu pada kekayaanmu itu).” Lalu datanglah Malaikat itu kepada si Buta
dan bertanya, “Apakah yang engkau inginkan?” Jawabnya, “Kembalinya penglihatan
mataku supaya aku dapat melihat orang.” Maka diusaplah matanya sehingga dapat
melihat kembali. Selanjutnya dia ditanya pula, “Kekayaan apa yang engkau
inginkan?” Jawabnya, “Kambing.” Maka diberinya seekor kambing yang bunting
sambil didoakan “BAARAKALLAAHU LAKA FIIHAA (Semoga Allah memberkahimu pada
kekayaanmu itu).”
Beberapa tahun kemudian setelah masing-masing mempunyai daerah tersendiri yang penuh dengan unta, lembu dan kambing, datanglah Malaikat itu dalam rupa seorang yang miskin seperti keadaan si Belang dahulu pada waktu ia belum sembuh dan kaya. Malaikat itu berkata, “Saya seorang miskin yang telah terputus hubungan dalam perjalananku ini maka tidak ada yang dapat mengembalikan aku kecuali dengan pertolongan Allah dan bantuanmu. Maka saya mengharap, demi Allah yang memberi rupa dan kulit yang bagus, satu unta saja untuk meneruskan perjalananku ini.” Jawab si Belang, “Masih banyak hak orang lain padaku, aku tidak dapat memberimu apa-apa, mintalah saja di lain tempat.” Malaikat berkata, “Rasa-rasanya aku pernah berjumpa denganmu, bukankah engkau si Belang dahulu yang dijijiki orang dan seorang miskin kemudian Allah memberimu kekayaan?” Jawab si Belang, “Saya telah mewarisi kekayaan orang tuaku.” Malaikat berkata, “Jika engkau berdusta maka semoga Allah mengembalikan keadaanmu seperti dahulu.” Kemudian pergilah malaikat itu kepada si Botak dengan menyamar seperti keadaan si Botak dahulu dan berkata pula padanya sebagaimana yang dikatakan kepada si Belang, namun ternyata mendapat jawaban seperti jawaban si Belang, hingga karenanya didoakan, “Jika engkau berdusta maka semoga engkau kembali seperti keadaanmu semula.” Akhirnya datanglah Malaikat itu kepada si Buta dengan menyamar seperti keadaan si Buta dahulu semasa ia miskin dan berkata, “Saya seorang miskin dan perantau yang telah putus hubungan dalam perjalanan, tidak dapat meneruskan perjalanan kecuali dengan pertolongan Allah dan bantuanmu. Aku minta demi Allah yang mengembalikan pandangan matamu, satu kambing saja untuk meneruskan
perjalananku ini.” Jawab si Buta, “Dahulu aku memang buta lalu Allah mengembalikan penglihatanku maka kini ambillah sesukamu, aku tidak akan memberatkan sesuatu pun kepadamu yang engkau ambil karena Allah.” Maka berkata Malaikat, “Jagalah harta kekayaanmu, sebenarnya kamu telah diuji maka Allah ridha kepadamu dan murka kepada kedua temanmu itu.”
(Bukhari – Muslim)
Beberapa tahun kemudian setelah masing-masing mempunyai daerah tersendiri yang penuh dengan unta, lembu dan kambing, datanglah Malaikat itu dalam rupa seorang yang miskin seperti keadaan si Belang dahulu pada waktu ia belum sembuh dan kaya. Malaikat itu berkata, “Saya seorang miskin yang telah terputus hubungan dalam perjalananku ini maka tidak ada yang dapat mengembalikan aku kecuali dengan pertolongan Allah dan bantuanmu. Maka saya mengharap, demi Allah yang memberi rupa dan kulit yang bagus, satu unta saja untuk meneruskan perjalananku ini.” Jawab si Belang, “Masih banyak hak orang lain padaku, aku tidak dapat memberimu apa-apa, mintalah saja di lain tempat.” Malaikat berkata, “Rasa-rasanya aku pernah berjumpa denganmu, bukankah engkau si Belang dahulu yang dijijiki orang dan seorang miskin kemudian Allah memberimu kekayaan?” Jawab si Belang, “Saya telah mewarisi kekayaan orang tuaku.” Malaikat berkata, “Jika engkau berdusta maka semoga Allah mengembalikan keadaanmu seperti dahulu.” Kemudian pergilah malaikat itu kepada si Botak dengan menyamar seperti keadaan si Botak dahulu dan berkata pula padanya sebagaimana yang dikatakan kepada si Belang, namun ternyata mendapat jawaban seperti jawaban si Belang, hingga karenanya didoakan, “Jika engkau berdusta maka semoga engkau kembali seperti keadaanmu semula.” Akhirnya datanglah Malaikat itu kepada si Buta dengan menyamar seperti keadaan si Buta dahulu semasa ia miskin dan berkata, “Saya seorang miskin dan perantau yang telah putus hubungan dalam perjalanan, tidak dapat meneruskan perjalanan kecuali dengan pertolongan Allah dan bantuanmu. Aku minta demi Allah yang mengembalikan pandangan matamu, satu kambing saja untuk meneruskan
perjalananku ini.” Jawab si Buta, “Dahulu aku memang buta lalu Allah mengembalikan penglihatanku maka kini ambillah sesukamu, aku tidak akan memberatkan sesuatu pun kepadamu yang engkau ambil karena Allah.” Maka berkata Malaikat, “Jagalah harta kekayaanmu, sebenarnya kamu telah diuji maka Allah ridha kepadamu dan murka kepada kedua temanmu itu.”
(Bukhari – Muslim)
40.
Dari Abi Hurairah ra. menceritakan
bahwa Rasulullah saw bersabda, “Saya bersaksi dengan nama Allah, ia bukan orang
yang beriman. Saya bersaksi dengan nama Allah, ia bukan orang yang beriman.
41.
Dari Abi Hurairah ra. menceritakan
bahwa Rasulullah saw bersabda,”Malanglah ia, malanglah ia, malanglah ia.
Seorang yang hidup cukup lama menyaksikan hari tua ibu-bapaknya, tetapi gagal
memperoleh surga (dengan jalan mengkhidmati mereka).”
(Muslim)
(Muslim)
42.
Dari Abi Sa’id Al-Khudri ra. telah
berkata: Aku telah dengar Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa diantaramu
melihat kemungkaran hendaklahia merobahnya dengan tangannya, jika ia tak
sanggup maka dengan lidahnya dan jika tak sanggup maka dengan hatinya. Dan itu
adalah selemah-lemahnya iman.”
(Muslim)
(Muslim)
43.
Dari Abi Hurairah ra. berkata bahwa
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa berbuat zhalim kepada saudaranya yang
seiman dari hartanya atau sebagian dari itu, maka henndaklah ia
menyelesaikannya pada hari ini (di dunia) sebelum datang hari dimana dinar dan
dirham tidak memberi manfaat apa-apa.Bila ia mempunyai amal shaleh maka amal
tersebut diberikan kepada saudaranya yang dizhaliminya. Namun jika ia tidak memiliki
amal shaleh maka dosa yang dizhaliminya, ditimpakan kepadanya.”
(Bukhari – Muslim, Tirmidzi dan Abu Daud)
(Bukhari – Muslim, Tirmidzi dan Abu Daud)
44.
Dari Sahl bin Sa’ad ra. bahwa
Rasulullah saw bersabda, “Aku dan orang yang menanggung anak yatim di surga
seperti ini (beliau mengisyaratkan kedua jari telunjuknya danjari tengah sambil
membuka keduanya)
(Bukhari, Abu Daud dan Tirmidzi)
(Bukhari, Abu Daud dan Tirmidzi)
45.
Dari Nu’man bin Basyir ra bahwa
Rasulullah saw bersabda: “Adzab neraka yang paling ringan pada hari kiamat
ialah seorang laki-laki diletakkan diujung kedua tongkaknya dua bara api dengan
panas yang menjadikan otaknya mendidih, dimana ia tidak melihat ada orang lain
yang mendapat adzab lebih berat darinya, padahal itu adzab neraka yang paling
ringan.”
(Muttafaq ‘Alaih)
(Muttafaq ‘Alaih)
46.
Dari Abdullah bin Umar r.a. berkata:
Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda, “Terjadi di masa dahulu sebelum
kamu, tiga orang berjalan-jalan hingga terpaksa bermalam di dalam gua.
Tiba-tiba ketika mereka sedang berada di dalam gua itu, ada sebuah batu besar
yang jatuh dari atas bukit dan menutup pintu gua itu sehingga mereka tidak
dapat keluar. Maka berkatalah mereka, “Sungguh tidakada yang dapat
menyelamatkan kita dari bahaya ini, kecuali jika kalian bertawassul kepada
Allah dengan amal-amal shalehyang pernah kalian lakukan dahulu.” Maka seorang dari
mereka berdoa, “Ya Allah, dahulu saya mempunyaiayah dan ibu dan sudah menjadi
kebiasaanku tidak memberi minuman susu kepada seorangpun sebelum keduanya (ayah
dan ibu), baik kepada keluargaku atau kepada hamba sahaya. Maka pada suatu hari
saya agak jauh menggembala ternak sehingga saya terlambat tidak kembali kepada
keduanya hingga malam hari dan ketika itu ayah bundaku telah tidur. Maka saya
terus memerah susu untuk keduanya dan saya segan untuk membangunkan keduanya
tetapi saya pun tidak akan memberikan minuman itu kepada siapapun sebelum ayah
bundaku. Maka saya tunggu keduanya hingga terbit fajar lalu bangunlah keduanya
dan minum susu yang saya perahkan itu. Padahal malam itu anak-anakku juga
menangis meminta susu itu di dekat kakiku. Ya Allah, jika saya lakukan itu
benar-benar karena mengharapkan keridhaan-Mu maka lepaskanlah kami dari
kesulitan ini. Maka bergeserlah batu itu sedikit hanya saja mereka belum dapat
keluar dari gua tersebut. Lalu orang yang kedua berdoa, “Ya Allah, dahulu saya
pernah jatuh cinta pada anak gadis pamanku. Karena cinta kasihku saya selalu
merayu dan ingin berzina dengannya tetapi ia selalu menolak hingga terjadilah
pada suatu saat ia menderita kelaparan dan datang minta bantuan kepadaku. Maka
saya berikan padanya uang seratus dua puluh dinar dengan janji bahwa ia akan
menyerahkan kegadisannya kepadaku malam harinya. Kemudian ketika saya telah
berada di antara kedua kakinya tiba-tiba ia berkata, “Takutlah kepada Allah dan
jangan engkau pecahkan tutup kecuali dengan cara yang halal. Maka saya segera
bangun daripadanya padahal saya masih menginginkannya dan saya tinggalkan dinar
emas yang telah saya berikan kepadanya itu. Ya Allah, bila saya berbuat itu
semata-mata karenamengharapkan keridhaan-Mu maka hindarkanlah kami dari kemalangan
ini.” Maka bergeserlah batu itu sedikit tetapi mereka belum juga dapat keluar
daripadanya. Lalu berdoalah orang yang ketiga, “Ya Allah, saya dahulu menjadi
majikan yang mempunyai banyak buruh dan pegawai. Pada suatu hari ketika saya
membayar upah buruh-buruh itu, tiba-tiba ada seorang dari mereka yang tidak
sabar menunggu lalu segera pergi dan meninggalkan upahnya terus pulang ke
rumahnya dan tidak kembali. Maka saya perniagakan upah itu hingga bertambah dan
berbuah menjadi harta kekayaan yang banyak. Kemudian setelah berselang waktu
cukup lama, buruh itu datang kembali dan berkata, “Hai hamba Allah berikan
kepadaku upahku yang dahulu itu.”Aku menjawab, “Semua kekayaan di depanmu yang
berupa unta, lembu, kambing dan budak penggembalanya itu adalah upahmu.” Orang
itu berkata, “Hai hamba Allah, janganlah engkau mengolok-olokkan aku.” Aku
menjawab, “Aku tidak mengolok-olokkan kamu.” Maka diambilnya semua yang saya
sebutkan itu dan tidak ditinggalkan seekor pun daripadanya. “Ya Allah, jika
saya berbuat itu karena mengharapkan keridhaan-Mu maka bebaskanlah kami dari
kesempitan ini.” Tiba-tiba batu itupun bergeser lagi sehingga mereka dapat
keluar dengan selamat.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
47.
Dari Atha’ bin Abi Rabah berkata: Ibnu
‘Abbas r.a. berkata, “Sukakah saya tunjukkan kepadamu seorang wanita ahli
syurga?” Saya menjawab, “Baiklah.” Berkata Ibnu ‘Abbas, “Itulah wanita yang
hitam.” Pada suatu hari ia datang kepada Rasulullah saw dan berkata, “Ya
Rasulullah, saya berpenyakit ayan hingga terbuka aurat maka doakan kepada Allah
untuk kesembuhanku.” Rasulullah saw menjawab, “Jika engkau sabar engkau akan
mendapat surga dan jika engkau tetap meminta aku, aku doakan, akupun tidak
keberatan.” Wanita itu menjawab, “Saya akan sabar tetapi doakan supaya tidak
sampai terbuka aurat saya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
48.
Dari Abdullah bin ‘Abbas dan Anas bin
Malik r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Andaikan seorang anak Adam
(manusia) mempunyai satu lembah dari emas pasti ia ingin mempunyai dua lembah
dan tidak ada yang dapat menutup mulutnya (menghentikan kerakusannya kepada
dunia) kecuali tanah (maut). Dan Allah berkenan memberi taubat kepada siapa
yang bertaubat.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
49.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Allah tertawa melihat dua orang yang telah bunuh membunuh
dan keduanya masuk surga. Seorang pejuang berjuang di jalan Allah
(Fisabilillah) lalu terbunuh kemudian yang membunuh masuk Islam dan ikut
berjihad Fisabilillah sehingga mati syahid terbunh pula.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
50.
Dari Abi Hurairah ra. bahwa Rasulullah
saw bersabda, “Hak kewajiban seorang muslim atas muslim lainnya ada lima.
Pertama menjawab salam. Kedua menjenguk yang sakit. Ketiga mengantar jenazah.
Keempat memenuhi undangan. Kelima mendo’akan orang yang bersin.”
(Muttafaq ‘Alaih)
(Muttafaq ‘Alaih)
51.
Dari Sahl bin Hanif bahwa Rasulullah
saw bersabda, “Barangsiapa meminta mati syahid kepada Allah dengan jujur, pasti
akan Allah sampaikan ia ke tingkat para syuhada sekalipun mati di atas tempat
tidur.”
(Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah)
(Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah)
52.
Dari Abi Hurairah ra. bahwa Rasulullah
saw bersabda, “Setiap anggota badan manusia wajib atasnya sedekah, setiap hari
bila terbit matahari engkau damaikan antara dua orang yang berselisih, itu
adalah sedekah dan menolong orang berkenaan dengan kendaraannya, engkau mengangkatnya
atau mengangkat barang-barangnya ke atas kendaraannya, itu adalah sedekah dan
setiap langkah untuk shalat adalah sedekah. Dan menyingkirkan sesuatu rintangan
dari jalan adalah sedekah.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
53.
Dari Abdillah bin ‘Amr bin Al-’Ash ra.
bahwa Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang memiliki empat sifat maka ia
munafik murni dan barangsiapa memiliki satu darinya, berarti ia mempunyai satu
sifat munafik, yaitu jika diberi amanat ia berkhianat, bila bicara ia dusta,
jika berjanji ia mengingkari dan jika bersengketa ia membongkar rahasia
terdahulu.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
54.
Dari Utsman bin Affan ra. meriwayatkan
bahwa Rasulullah saw bersabda: “Orang yang terbaik dari antaramu ialah orang
yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya kepada orang lain.”
(Bukhari)
(Bukhari)
55.
Dari Anas r.a. berkata, Nabi saw masuk
masjid tiba-tiba beliau menemukan tali yang terulur di antara dua tiang. Nabi
saw bertanya, “Tali apakah ini?” Jawab orang banyak, “Tali kepunyaan Zainab
kalau ia merasa capai berdiri shalat, ia berpegangan dengannya.” Maka Nabi saw
bersabda, “Lepaskan tali itu. Hendaklah shalat dilakukan dalam keadaan tangkas,
cekatan dan apabila letih (mengantuk) hendaklah tidur.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
56.
Dari ‘Aisyah r.a. berkata: Rasulullah
saw bersabda, “Jika mengantuk salah seorang dari kamu dalam mengerjakan shalat
hendaklah ia tidur sehingga hilang rasa kantuknya. Sesungguhnya jika seseorang
mengerjakan shalat dengan mengantuk, jangan-jangan ia akan membaca istighfar
lalu mengigau mengumpat dirinya sendiri.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
57.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi
saw bersabda, “Biarkanlah selama aku membiarkan kamu dalam kebebasanmu. Maka
sesungguhnya penyebab kebinasaan umat terdahulu sebelummu adalah karena mereka
banyak bertanya dan menyalahi Nabi-nabi mereka. Maka apabila aku mencegahmu
dari sesuatu perkara, tinggalkanlah perkara itu dan jika aku perintahkan
sesuatu perkara, kerjakanlah sekuat tenagamu.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
58.
Dari Anas r.a. berkata: Rasulullah saw
bersabda, “Janganlah seorang dari kamu mengharap-harapkan maut disebabkan oleh
penderitaan yang dialaminya maka jika harus terpaksa berkata, ucapkanlah,
ALLAAHUMMA AHYINII MAAKAANATIL HA AATU KHAIRAN LII WA TAWAFFANII IDZAA KAANATIL
WAFAATU KHAIRAN LII (Ya Allah, hidupkanlah aku selama hidup ini lebih baik bagiku
dan matikanlah aku apabila mati itu lebih baik bagiku).”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
59.
Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata:
Ketika selesai perang Hunain, Rasulullah saw mengutamakan pembagian ghanimah
kepada beberapa orang terkemuka dari bangsa Quraisy yang baru masuk Islam maka
diberikan seratus unta kepada al-Aqra’ bin Habis dan seratus ekor unta untuk
Uyainah bin Hishn dan beberapa orang lainnya dari pemuka bangsa Quraisy
sehingga ada seseorang berkata, “Demi Allah, pembagian ini tidak adil dan tidak
karena Allah.” Ibnu Mas’ud berkata, “Demi Allah, akan saya sampaikan perkataan
itu kepada Rasulullah saw.” Maka saya segera pergi memberitahukan hal itu
kepada Rasulullah saw, kemudian beliau berkata, “Siapakah yang adil, jika Allah
dan Rasulullah dianggap tidak adil?” Kemudian beliau berdoa, “Semoga Allah
tetap merahmati Musa, sesungguhnya ia telah memperoleh gangguan lebih banyak
dari ini tetapi sabar.” Ibnu Mas’ud berkata, “Saya pasti tidak akan
menyampaikan suatu berita seperti itu lagi kepada Rasulullah saw sesudah
kejadian ini.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
60.
Dari Sulaiman bin Shurad r.a. berkata:
ketika saya duduk bersama Rasulullah saw, tiba-tiba ada dua orang saling memaki
sedang salah satu telah merah wajahnya dan tegang pula urat lehernya maka
Rasulullah saw bersabda, “Saya mengetahui suatu kalimat yang apabila kalimat
itu dibaca, pasti hilang apa yang dirasakannya yaitu A’UDZUBILLAAHI
MINASYSYAITHOONIR RAJIIM.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
61.
Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Akan terjadi sepeninggalku sifat monopoli
(mementingkan diri sendiri) dan beberapa kemungkaran.” Sahabat bertanya, “Ya
Rasulullah, bagaimana pesan tuan kepada kami menghadapi hal itu?” Nabi saw
bersabda, “Tunaikanlah kewajibanmu dan mintalah kepada Allah untuk mendapatkan
hakmu.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
62.
Dari Abdullah bin Abbas r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Telah ditunjukkan kepadaku keadaan umat yang dahulu
hingga aku melihat seorang Nabi dengan rombongan yang kecil dan ada Nabi yang
mempunyai pengikut satu dua orang bahkan ada Nabi yang tidak ada pengikutnya.
Tiba-tiba terlihat olehku rombongan yang besar, saya kira itu umatku maka
diberitahu kepadaku bahwa itu Nabi Musa dan kaumnya tetapi lihatlah ke ufuk
kanan dan kirimu. Tiba-tiba di sana aku melihat rombongan yang besar sekali.
Dikatakan kepadaku: Itulah umatmu dan di samping mereka ada tujuh puluh ribu
orang yang masuk surga tanpa perhitungan (hisab).” Setelah itu Nabi bangun dan
masuk ke rumahnya sehingga para sahabat saling memperbincangkan orang-orang
yang akan masuk surga tanpa hisab itu. Ada yang berpendapat, “Mungkin mereka
adalah sahabat-sahabat Nabi saw.” Ada pula yang berpendapat, “Mungkin mereka
yang lahir dalam Islam dan tidak pernah mempersekutukan Allah.” dan berbagai
pendapat lainnya yang mereka sebutkan. Kemudian Rasulullah saw kembali dan
bertanya, “Apa yang sedang engkau bicarakan?” Mereka memberitahukan segala
pembicaraan mereka maka Rasulullah saw bersabda, “Mereka yang tidak pernah
menjampi atau dijampikan dan tidak suka menebak nasib dengan perantaraan burung
dan kepada Tuhan mereka selalu berserah diri (tawakal). Maka bangunlah
‘Ukkasyah bin Mihshan dan berkata, “Ya Rasulullah, doakan semoga Allah
memasukkan aku dari golongan mereka.” Nabi saw menjawab, “Engkau termasuk
golongan mereka.” Kemudian berdiri orang lain, izin dan berkata, “Doakan semoga
Allah menjadikan aku dari golongan mereka.” Nabi saw menjawab, “Engkau telah
didahului oleh ‘Ukkasyah.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
63.
Dari ‘Aisyah r.a. berkata: Ketika Nabi
saw masuk ke rumah kami bertepatan dengan adanya seorang wanita maka Nabi saw
bertanya, “Siapakah wanita itu?” Jawab ‘Aisyah, “Ini Falunah yang terkenal
ibadah shalatnya banyak sekali.” Maka Nabi saw bersabda, “Ah (kata yang
menyatakan kurang senang), hendaklah ia mengerjakan menurut kadar kemampuannya
dengan tidak memaksakan diri maka Allah tidak akan jemu (bosan) menerima amalmu
sehingga kamu sendiri yang jemu beramal dan perilaku agama yang disukai Allah
ialah yang dikerjakan terus-menerus.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
64.
Dari Abu Musa r.a. berkata: Rasulullah
saw bersabda, “Perumpamaan tuntunan hidayah dan ilmu yang diutuskan Allah
kepadaku adalah bagaikan hujan yang turun ke bumi. Ada tanah yang subur
menerima air dan menumbuhkan tanaman dan rumput yang banyak dan ada yang keras
tidak dapat menahan air dan tidak dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan.
Demikianlah contoh orang yang mengerti agama Allah lalu belajar dan mengajar
dan orang yang tidak dapat menerima sama sekali petunjuk ajaran Allah yang
diutuskan kepadamu.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
65.
Dari ‘Utban bin Malik r.a. berkata:
Ketika Nabi saw selesai shalat beliau bertanya, “Dimanakah Malik bin
al-Dakhsyum?” Dijawab oleh seseorang, “Dia itu munafik, tidak suka Allah dan
Rasulullah.” Maka Nabi saw bersabda, “Jangan berkata demikian, tidakkah engkau
tahu bahwa ia telah mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH dengan ikhlas karena
Allah? dan Allah telah mengharamkan api neraka kepada siapa yang mengucapkanLAA
ILAAHA ILLALLAAH dengan ikhlas karena Allah.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
66.
Dari Abu Zaid (Usamah) bin Zaid
Haritsah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Seseorang dihadapkan di hari
kiamat kemudian dilemparkan ke dalam neraka maka keluar usus perutnya lalu
berputar-putar di dalam neraka bagaikan himaryang berputar di sekitar
penggilingan. Maka kerumunan ahli neraka padanya sambil bertanya, “Hai Fulan,
mengapakah engkau, bukankah engkau dahulu yang menganjurkan kebaikan dan
mencegah kemunkaran?” Jawabnya, “Benar, aku dahulu menganjurkan kebaikan,
tetapi tidak saya kerjakan dan mencegah kemunkaran tetapi saya kerjakan.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
67.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang merasa pernah berbuat aniaya terhadap
saudaranya baik menyangkut kehormatan, harta atau lainnya hendaklah ia segera
meminta halal (maaf)nya sekarang juga sebelum datang suatu hari yang ketika itu
tidak ada harta dinar atau dirham. Jika ia mempunyai amal shaleh maka akan
diambil menurut penganiayaannya dan jika tidak mempunyai hasanat (kebaikan)
maka akan diambilkan dari kejahatan orang yang dianiaya untuk ditangguhkan
kepadanya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
68.
Dari An-Nu’man bin Basyir r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Perumpamaan orang-orang Mu’min dalam cinta mencintai,
kasih mengasihi dan rahmat merahmati adalah bagaikan satu badan, apabila salah
satu anggotanya menderita sakit maka menjalarkan penderitaan itu ke seluruh
badan hingga tidak dapat tidur dan panas.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
69.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Orang yang menyantuni janda dan orang miskin adalah
bagaikan orang yang berjihad fi sabilillah bahkan seperti orang yang tidak
pernah berhenti puasa dan bagun shalat malam.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
70.
Dari Jundub bin Abdullah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa memperdengarkan amalnya kepada orang lain
maka Allah akan
mempermalukannya di hari kiamat dan barangsiapa yang memperlihatkan amalnya kepada orang lain maka Allah akan membalas riya’nya itu.”
(Bukhari – Muslim)
mempermalukannya di hari kiamat dan barangsiapa yang memperlihatkan amalnya kepada orang lain maka Allah akan membalas riya’nya itu.”
(Bukhari – Muslim)
71.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Tinggalkan tujuh dosa yang akan membinasakan.”
Sahabat bertanya, “Apakah itu, ya Rasulullah?” Nabi saw menjawab, “Menyekutukan
Allah, Sihir (tenung), membunuh jiwa yang diharamkan Allah membunuhnya kecuali
dengan hak, memakan riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri pada waktu
perang, menuduh wanita Mu’minat yang sopan dengan tuduhan berzina.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
72.
Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah
saw bersabda, “Seorang perempuan disiksa karena kucing yang dikurungnya hingga
mati maka ia dimasukkan ke dalam neraka disebabkan ia tidak memberi makan dan
minum ketika mengurungnya dan tidak pula melepaskannya agar memakan
binatang-binatang melata di bumi.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
73.
Dari Ibnu Mas’ud r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Mencaci maki seorang Muslim adalah fasiq (melanggar
agama) dan memerangi seorang Muslim adalah kafir.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
74.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa menuduh hamba sahayanya berzina maka ia
akan dihukum dera pada hari kiamat kecuali jika benar tuduhannya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
75.
Dari Ibnu Abbas r.a. berkata: Rasulullah
saw berjalan melalui dua kuburan maka beliau bersabda, “Sesungguhnya kedua
orang dalam kubur ini sedang disiksa padahal keduanya tidak disiksa karena
perkara yang besar. Adapun yang satu maka ia biasa berjalan mengadu domba
sedang yang kedua tidak menyelesaikan kencingnya (tidak membersihkan bekas
kencingnya)
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
76.
Dari Hudzaifah r.a. berkata: Rasulullah
saw bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
77.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa percaya kepada Allah dan hari kemudian
hendaklah ia berkata baik atau diam.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
78.
Dari Abu Musa r.a. berkata: Saya
bertanya, “Ya Rasulullah siapakah diantara kaum Muslimin yang paling utama?”
Nabi saw menjawab, “Siapa yang selamat semua orang Islam dari (kejahatan) LIDAH
DAN TANGANNYA.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
79.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Sungguh ada kalanya seorang hamba berbicara sepatah
kata yang tidak diperhatikan maka tiba-tiba ia tergelincir ke dalam neraka oleh
sebab kalimat itu, lebih jauh dari jarak antara timur dan barat.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
80.
“Tiga hal yang apabila seseorang berada
di dalamnya akan merasakan manisnya iman. Pertama apabila orang itu mencintai
Allah dan Rasul-Nya melebihi cintanya kepada yang lain.”
(Muttafaq ‘alaih)
(Muttafaq ‘alaih)
81.
“Demi yang jiwaku dalam genggaman-Nya,
tidak sempurna iman seseorang di antara kamu sampai aku lebih dicintai olehnya
melebihi bapak dan anaknya.”
(Muslim)
(Muslim)
82.
“Barangsiapa yang berada dalam keadaan
aman di tengah kaumnya, sehat tubuhnya, ada yang akan dimakan hari itu maka
sepertinya dunia telah digiring kepadanya dengan segala isinya.”
(Tirmidzi)
(Tirmidzi)
83.
“Bila kamu hendak tidur, berwudhulah
kamu sebagaimana kamu berwudhu untuk shalat dan miringkanlah badanmu pada sisi
sebelah kanan.”
(Muttafaq ‘alaih)
(Muttafaq ‘alaih)
84.
Dari Anas bin Malik r.a. berkata:
Rasulullah saw ketika menjelang tidur beliau berdoa, “Segala puji bagi Allah
yang telah memberi makan dan menjaga kita serta mencukupi segala kebutuhan kita
betapa banyak orang yang tidak tercukupi kebutuhannya dan tidak punya tempat
tinggal.”
(Muslim)
(Muslim)
85.
Dari Abdullah bin Mas’ud bahwa
Rasulullah saw bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang dihatinya ada
setitik kesombongan.”
(Muslim)
(Muslim)
86.
Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa
Rasulullah saw bersabda, “Ketika seseorang berjalan dengan sombongnya dan
takjub kepada dirinya sendiri dan dengan rambut yang disisir, berlagak dalam
jalannya maka Allah tiba-tiba membenamkannya ke tanah sehingga turun dan
tenggelam sampai hari kiamat.”
(Muttafaq ‘alaih)
(Muttafaq ‘alaih)
87.
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah
dan hari kiamat, hendaklah dia menghormati tamunya, hak tamu sebagai hadiah
adalah sehari semalam. Dan hak orang bertamu itu selama tiga hari, selebihnya
adalah sedekah. Dan tidak boleh melakukan sesuatu yang membuat kesal tuan
rumah.”
(Bukhari)
(Bukhari)
88.
“Senyumanmu ketika bertemu saudaramu
adalah sedekah.”
(Tirmidzi)
(Tirmidzi)
89.
Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah saw
pernah melihat sahabat memakai cincin emas, lalu beliau mencopot dan
membuangnya, lalu berkata, “Seseorang di antara kalian telah memasang bara api
neraka ditangannya.”
(Muslim)
(Muslim)
90.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Demi Allah, aku mohon ampun dan bertobat lebih dari
tujuh puluh kali dalam sehari.”
(Bukhari)
(Bukhari)
91.
“Orang yang kikir adalah orang yang
apabila aku disebut dihadapannya, orang itu tidak mau bershalawat kepadaku.”
(Tirmidzi)
(Tirmidzi)
92.
“TIdak berkumpul satu kaum dalam
majelis dan tidak disebut di dalamnya nama Allah serta tidak bershalawat kepada
nabinya kecuali ditimpakan kepada mereka kebohongan. Kalau Allah menghendaki
mereka akan disiksa dan kalau Dia berkehendak mereka diampuni.”
(Tirmidzi)
(Tirmidzi)
93.
Dari Mu’adz r.a. berkata: Rasulullah
saw mengutus saya sebagai gubernur di negeri Yaman maka Rasulullah saw berpesa
kepadaku, “Engkau akan menghadapi kaum ahli kitab maka ajaklah mereka kembali
kepada kalimat Syahadat bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan aku adalah
Rasulullah. Jika mereka telah menurut kepada ajakan itu, beritahukanlah bahwa
Allah telah mewajibkan atas mereka mengerjakan shalat lima kali sehari semalam
dalam lima waktu. Jika mereka telah taat, beritahukanlah bahwa Allah mewajibkan
mereka mengeluarkan zakat (sedekah) yang diambil dari orang-orang kaya dan
diberikan kepada fakir miskin. Jika mereka telah menaati itu maka
berhati-hatilah kamu dari kekayaan mereka terutama yang benar-benar mereka
sayangi dan takutlah kamu dari doa orang yang teraniaya karena tidak ada
dinding antara doa itu dengan Allah.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
94.
Dari Abu Humaid (Abdurrahman) bin Sa’ad
Saldy r.a. berkata: Rasulullah saw mengangkat Ibnu al-Lutbiyah dari suku al-Azd
untuk mengumpulkan zakat dan ketika ia telah kembali kepada Rasulullah, ia
berkata, “Yang ini untukmu dan yang ini saya terima sebagai hadiah dari
orang-orang.” Maka Rasulullah saw segera naik ke atas mimbar dan setelah memuji
syukur kepada Allah, beliau berkata, “Amma ba’du, adapun saya mengangkat
seseorang untuk suatu tugas yang diberikan. Ini bagianmu dan ini saya sendiri
telah mendapat hadiah dari orang-orang. Mengapakah ia tidak duduk-duduk saja di
rumah ibu atau ayahnya sehingga datang hadiah itu kepadanya jika memang
benar-benar demikian. Demi Allah tidak ada seorang yang mengambil sesuatu yang
bukan haknya kecuali pasti akan dipikulnya di hari kiamat. Maka saya akan
ketahui seseorang yang memikul unta atau lembu atau kambing yang mengembik.”
Kemudian Rasulullah saw mengangkat kedua tangannya sehingga terlihat putih
ketiaknya sambil bersabda, “ALLAHUMMA HAL BALLAGHTU (Ya Allah, saya telah
menyampaikan).”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
95.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Jika salah seorang kamu mengerjakan shalat mengimami
orang banyak maka hendaklah ia meringankan karena mungkin diantara makmum ada
orang lemah, orang sakit atau orang tua dan apabila melaksanakan shalat
sendirian maka bolehlah memanjangkan sesukanya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
96.
Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah
saw bersabda, “Seorang Muslim adalah saudara bagi sesama Muslim yang lain;
tidak boleh menganiaya atau membiarkan dianiaya. Dan barangsiapa memenuhi hajat
saudaranya maka Allah akan melaksanakan hajatnya. Dan barangsiapa membebaskan
kesusahan seorang Muslim maka Allah akan membebaskannya di hari kiamat. Dan
barangsiapa menutupi aib seorang Muslim maka Allah akan menutupi aibnya di hari
kiamat.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
97.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah
saw bersabda, “Barangsiapa melapangkan suatu kesukaran dunia pada seorang
Mukmin maka Allah akan baginya kesukaran hari kiamat. Dan barangsiapa
meringankan kemiskinan seorang miskin maka Allah akan meringankan baginya di
dunia dan di akhirat. Dan barangsiapa menutupi aib orang Muslim maka Allah akan
menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah akan menolong hamba-Nya selama
hamba itu menolong saudaranya. Dan barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut
ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. Dan tidak berkumpul
suatu kaum dalam Baitullah (masjid untuk membaca dan mempelajari kitab Allah
melainkan diturunkan kepada mereka ketenangan dan diliputi rahmat, dikerumuni
Malaikat dan disebut-sebut oleh Allah di depan para Malaikat-Nya. Dan barangsiapa
yang lambat amal perbuatannya maka tidak dapat dipercepat oleh nasab (tidak
lekas naik derajatnya).”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
98.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Tidak dihalalkan bagi seorang istri berpuasa sunat
ketika suaminya di rumah melainkan dengan izin suaminya. Dan tidak boleh bagi
istri mengizinkan orang lain masuk ke rumahnya melainkan dengan izin suaminya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
99.
Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah
saw bersabda, “Kamu sekalian adalah pemimpin dan kamu akan ditanya mengenai
kepemimpinanmu. Imam (Penguasa) adalah pemimpin dan akan ditanya mengenai
kepemimpinannya. Seorang laki-laki adalah pemimpin keluarganya dan bertanggung
jawab mengenai kepemimpinannya. Istri adalah pemimpin rumah tangga suaminya dan
bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Pelayan (buruh) adalah
pemeliharaharta majikannya dan akan ditanya mengenai pemeliharaannya. Maka kamu
sekalian adalah pemimpin dan masing-masing bertanggung jawab atas
kepemimpinannya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
100.
Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-Ash r.a.
berkata: Ada seseorang datang menghadap kepada Rasulullah saw dan berkata,
“Saya berbai’at kepadamu, ya Rasulullah, untuk berhijrah dan berjihad dengan
mengharap pahala dari Allah.” Rasulullah saw bertanya, “Apakah ada yang masih hidup
salah seorang dari ayah bundamu?” Orang itu menjawab, “Bahkan keduanya masih
hidup.” Rasulullah saw bersabda, “Engkau mengharap pahala dari Allah?” Orang
itu menjawab, “Ya.” Nabi saw bersabda, “Kembalilah kepada kedua orang tuamu dan
perbaikilah pelayananmu kepada keduanya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
101.
Dari Abu Musa al-Asy’ari r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya perumpamaan sahabat yang baik dan
sahabat yang buruk bagaikan pembawa misk (kasturi) dan peniup api. Maka pembawa
misk itu ada kalanya memberi kepadamu atau engkau memberi kepadanya atau engkau
mendapat bau harum daripadanya. Adapun peniup api maka kalau tidak membakar
pakaianmumaka kau akan mendapatkan bau busuk daripadanya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
102.
Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah
saw bersabda,”Aku diperintah untuk memerangi manusia sehingga mereka mengakui
bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah dengan sesungguhnya kecuali Allah dan
bahwa Nabi Muhammad saw adalah utusan Allah, menegakkan shalat dan mengeluarkan
zakat. Maka apabila mereka telah mengerjakan semua itu, berarti telah terjamin
daripadaku darah dan harta mereka kecuali karena kewajiban Islam dan
perhitungan mereka terserah kepada Allah.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
103.
Dari Abu Sa’id al-Khudri r.a. berkata:
Rasulullah saw duduk di atas mimbar dan kami duduk di sekitanya kemudian Nabi
saw bersabda, “Sesungguhnya di antara yang aku khawatirkan sepeninggal aku
nanti adalah terbuka lebarnya atas kamu kemewahan dan keindahan dunia.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
104.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah
saw bersabda, “Lihatlah kepada orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat
kepada orang yang berada di atasmu karena yang demikian itu lebih layak supaya
kamu tidak meremehkan nikmat Allah kepadamu.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
105.
Dari Hakim bin Hizam r.a. berkata:Rasulullah
saw bersabda, “Tangan yang di lebih baik dari tangan yang di bawah dan
dahulukan dalam bersedekah kepada orang-orang yang menjadi tanggunganmu.
Sebaik-baiknya sedekah adalah yang masih menyisakan kekayaan. Barangsiapa
memelihara kehormatan dirinya, Allah akan memelihara kehormatan dirinya dan
barangsiapa mencukupkan dengan kekayaan yang ada maka Allah akan mencukupinya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
106.
Dari Umar r.a. berkata: “Saat kami
duduk dekat Rasulullah saw di suatu hari maka tiba-tiba tampaklah oleh kami
seorang laki-laki memakai pakaian sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak
terlihat padanya bekas (tanda-tanda) dalam perjalanan dan tidak seorangpun
diantara kami yang mengenalnya maka duduklah ia dihadapan Nabi saw lalu
menyandarkan lututnya pada lutut Nabi saw lalu meletakkan tangannya di atas
paha Nabi saw kemudian ia berkata, “Hai Muhammad, beritahukanlah padaku tentang
Islam!” Maka jawab Rasulullah saw, “Islam yaitu engkau bersaksi tiada Tuhan
melainkan Allah dan sungguh Muhammad itu utusan Allah, menegakkan sholat,
mengeluarkan zakat, berpuasa bulan Ramadhan dan mengerjakan Hajji ke Baitullah
(Mekkah) jika engkau kuasa menjalaninya.” Berkata orang itu, “Benar.” Kami
heran, ia bertanya dan ia pula yang membenarkannya. Maka bertanyalagi orang
itu, “Beritahukanlah padaku tentang Iman.” Jawab Nabi saw, “Engkau beriman
kepada Allah dan Malaikat-Nya, kepada Kitab-kitab-Nya, kepada Rasul-rasul-Nya,
kepada hari Qiamat dan beriman kepada Qadar baik dan yang buruk.” Berkatalah
orang itu, “Benar.” Bertanya lagi orang itu, “Maka beritahukanlah padaku
tentang Ihsan.” Jawab Nabi, “Engkau beribadah (mengabdi) kepada Allah
seakan-akan engkau melihat kepada-Nya, sekalipun engkau tidak dapat melihat-Nya
maka sesungguhnya ia melihat engkau.” Tanya orang itu lagi, “Beritahukanlah aku
tentang hari Qiamat.” Jawab Nabi, “Orang yang ditanya tidak lebih tahu dari si
penanya.” Tanya orang itu lagi, “Beritahukanlah aku tentang tanda-tandanya.”
Jawab Nabi, “Diantaranya jika seorang hamba telah melahirkan majikannya dan
jika engkau melihat orang yang tadinya miskin papa, berbaju compang-camping,
sebagai penggembala kambing sudah berkemampuan, berlomba-lomba dalam kemegahan
bangunan.” Kemudian pergilah orang tadi. Aku diam tenang sejenak kemudian Nabi
saw berkata, “Wahai Umar tahukah engkau siapa yang bertanya tadi?” Jawabku,
“Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Nabi saw berkata, “Dia itu Jibril
datang kepada kalian mengajarkan tentang agama kalian.”
(Muslim)
(Muslim)
107.
Dari Abi Abdirrahman Abdillah bin
Mas’ud r.a. berkata: Bersabda Rasulullah saw dan dialah yang selalu benar dan
dibenarkan, “Sesungguhnya setiap kamu dikumpulkan kejadiannya dalam rahim
ibunya empat puluh hari berupa nutfah. Kemudian menjadi segumpal darah selama
itu juga (empat puluh hari), kemudian menjadi gumpalan seperti sekerat daging
selama itu juga, kemudian diutus kepadanya Malaikat maka ia meniupkan roh
padanya dan ditetapkan empat perkara, ditentukan rizkinya, ajalnya, amalnya, ia
celaka atau bahagia. Maka demi Allah yang tiada Tuhan selain dari pada-Nya, sungguh
seorang di antara kamu ada yang melakukan pekerjaan ahli syurga sehingga tidak
ada antara dia dan syurga itu kecuali sehasta saja maka dahululah atasnya
takdir Allah, lalu ia lakukan pekerjaan ahli neraka maka iapun masuk neraka.”
Dan sungguh salah seorang diantara kamu melakukan pekerjaan ahli neraka
sehingga tidak ada antara dia dan neraka kecuali sehasta saja maka dahululah
ketentuan Allah atasnya, lalu ia melakukan pekerjaan ahli syurga maka iapun
masuk ke dalam syurga.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
108.
Dari Ummil Mu’minin, ibunya Abdillah,
Aisyah r.a. berkata: “Telah bersabda Rasulullah saw, “Barangsiapa yang
mengada-adakan sesuatu yang baru (bid’ah) dalam urusan (agama) kami ini, yang
tidak kami perintahkan maka hal itu ditolak.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
109.
Dari Abi Abdillah An-Nu’man bin Basyir
r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Sungguh sesuatu yang halal itu jelas
dan yang haram itu jelas, antara keduanya ada hal yang samar-samar (syubhat)
yang kebanyakan manusia tidak tahu. Maka siapa yang menjaga dirinya dari
syubhat itu maka ia telah membersihkan agama dan kehormatannya dan siapa yang
melakukan perkara syubhat itu maka ia jatuh dalam perkara haram seperti
penggembala di sekeliling tanah larangan (milik orang), lambat laun ia akan
masuk ke dalamnya. Ingatlah setiap raja ada larangannya. Ingatlah bahwa
larangan Allah adalah apa-apa yang diharamkan-Nya. Ingatlah bahwa dalam jasad
itu ada sekerat daging, jika ia baik, baiklah jasad seluruhnya dan jika ia
rusak maka rusaklah jasad seluruhnya. Sepotong daging itu adalah hati.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
110.
Dari Abi Ruqayyah Tamim bin Aus
Ad-Daari r.a. berkata: Nabi saw bersabda, “Agama itu adalah nasehat.” Kami
bertanya, “Untuk siapa ya Rasulullah?” Rasulullah saw bersabda, “Bagi Allah,
Kitab-Nya, Rasul-Nya, Imam-imam Muslimin dan bagi Muslimin umumnya.”
(Muslim)
(Muslim)
111.
Dari Abi Hurairah Abdir-Rahman bin
Shakhr r.a. berkata: Aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda, “Apa-apa yang
telah kami larang untukmu maka jauhilah dan apa-apa yang telah kami perintahkan
kepadamu maka kerjakanlah sebisamu. Celakanya orang-orang sebelum kamu adalah
karena banyak pertanyaan dan perselisihan terhadap Nabi-nabi mereka (tidak mau
taat dan patuh).”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
112.
Dari Abi Muhammad Al Hasan bin Ali bin
Abi Thalib cucu Rasulullah saw dan kesayangannya berkata: Aku telah hafal sabda
dari Rasulullah saw, “Tinggalkanlah apa-apa yang meragukan kamu, kerjakan
apa-apa yang tidak meragukan kamu.”
(Tirmidzi – Nasa’i)
(Tirmidzi – Nasa’i)
113.
Dari An-Nawas bin Sam’an r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Kebaikan itu adalah akhlak yang baik dan dosa adalah
apa-apa yang meragukan jiwamu dan engkau tidak suka dilihat orang lain dalam
melakukan hal itu.”
(Muslim)
(Muslim)
114.
Dari Ibnu Abbas r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah telah memaafkan – karenaku – dari
ummatku amal-amal yang khilaf, lupa dan yang dipaksakan atas mereka.”
(Ibnu Majah – Baihaqi-dll)
(Ibnu Majah – Baihaqi-dll)
115.
Dari Abi Abbas Sahl bin Sa’ad As-Sa’idi
r.a. berkata: Seorang laki-laki datang kepada Nabi saw dan berkata, “Wahai
Rasulullah! Tunjukkilah aku pada suatu amal yang jika aku kerjakan, aku
dicintai Allah dan dicintai manusia. Maka Rasulullah saw bersabda, “Zuhudlah
engkau akan dunia, pasti Allah mencintai engkau. Zuhudlah engkau akan apa yang
ada pada manusia, pasti manusia mencintai engkau.”
(Ibnu Majah-dll)
(Ibnu Majah-dll)
116.
Dari Abi Tsa’labah Al-Khusyani Jurtsum
bin Nasyir r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala
telah mewajibkan beberapa kewajiban maka janganlah kamu meninggalkannya dan
telah menentukan beberapa batas maka janganlah kamu melampauinya dan telah
mengharamkan beberapa perkara maka janganlah kamu melanggarnya dan Ia telah
diam dari beberapa perkara sebab rahmat bagimu bukan karena lupa maka janganlah
kamu mempersoalkannya.”
(Ad-Daruquthni-dll)
(Ad-Daruquthni-dll)
117.
Dari Abi Dzarr Al-Ghoffari r.a. dari
Nabi saw yang diriwayatkan dari Allah Azza wajalla: Sesungguhnya Allah
Subhanahu Wa Ta’ala telah berfirman, “Hai hamba-Ku! Sesungguhnya Aku haramkan
perilaku zhalim atas diri-Ku dan Aku jadikan di antaramu haram maka janganlah
kamu saling menzhalimi. Hai hamba-Ku! Kamu semua sesat kecuali orang yang telah
Kami beri petunjuk maka hendaklah minta petunjuk kepada-Ku, pasti Aku beri
petunjuk. Hai hamba-Ku! Kamu semuanya lapar kecuali yang telah Aku beri makan,
hendaklah kamu minta makan kepada-Ku, pasti Aku memberi makan padamu. Hai hamba-Ku!
Kamu semua telanjang kecuali yang telah Aku beri pakaian, hendaklah kamu minta
pakaian kepada-Ku, pasti Aku memberi pakaian padamu. Hai hamba-Ku! Sungguh
kalian lakukan kesalahan siang dan malam dan Aku mengampuni dosa-dosa itu semua
maka mintalah ampun kepada-Ku, pasti Aku akan mengampuni kalian. Hai hamba-Ku!
Sungguh kalian tidak dapat membinasakan Akudan kalian tidak dapat memberi
manfaat kepada-Ku. Hai hamba-Ku! Jika orang terdahulu dan orang yang terakhir
daripadamu, manusia dan jin semuanya, mereka itu berhati taqwa seperti paling
taqwa diantaramu, hal itu tidak akan menambah kerajaan-Ku sedikit juga.Hai
hamba-Ku! Jika yang pertama dan terakhir daripadamu, manusia dan jin
seluruhnya, mereka berhati jahat seperti paling jahat diantaramu, itu tidak akan
mengurangi kerajaan-Ku sedikitpun. Hai hamba-Ku! Jika orang terdahulu dan
terakhir diantaramu, manusia dan jin semuanya, mereka berada di bumi yang satu,
mereka meminta kepada-Ku maka Aku berikan setiap orang permintaannya, hal itu
tidaklah mengurangi apa yang ada pada-Ku, melainkan seperti sebatang jarum
dimasukkan ke laut. Hai hamba-Ku Sungguh itu semua amal perbuatanmu. Aku catat
semuanya bagimu sekalian kemudian Kami membalasnya. Maka barangsiapa mendapat
kebaikan hendaklah bersyukur kepada Allah dan barangsiapa mendapat selain itu
maka janganlah ia menyalahkan kecuali dirinya sendiri.”
(Muslim)
(Muslim)
118.
Dari Abi Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah itu baik, tidak menerima sesuatu
kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada
orang-orang Mu’min dengan apa yang telah diperintahkan kepada Rasul-rasul maka
Allah telah berfirman, “Hai Rasul-rasul! Makanlah dari segala sesuatu yang baik
dan bekerjalah kamu dengan pekerjaan yang baik.” Allah berfirman, “Hai orang-orang
yang beriman! Makanlah dari apa yang telah Kami rizkikan padamu.” Kemudian
beliau menceritakan seorang lelaki yang telah jauh perjalanannya, rambutnya
kusut penuh debu. Dia berkata: Wahai Rabbi, Wahai Rabbi sedang makanannya
haram, pakaiannya haram dan kenyang dengan barang haram maka bagaimana akan
diterima do’anya?
(Muslim)
(Muslim)
119.
Dari Abi Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw berkata: Bahwa Allah berfirman, “Barangsiapa memusuhi orang yang
setia pada-Ku, sesungguhnya Aku telah menyatakan PERANG terhadapnya dan
tidaklah beramal seorang hamba-Ku yang lebih Ku sukai seperti jika ia melakukan
kewajiban yang Ku perintahkan atasnya. Dan selalu hamba-Ku bertaqarrub
kepada-Ku dengan sunnah hingga Aku mencintainya dan jika Aku mencintainya,
jadilah Aku sebagai telinganya untuk mendengar dan sebagai matanya untuk
melihat dan sebagai tangannya untuk berjuang dan sebagai kakinya untuk berjalan
dan jika ia minta kepada-Ku pasti Aku memberinya dan jika ia meminta
perlindungan kepada-Ku pasti Aku memberi perlindungan kepadanya.”
(Bukhari)
(Bukhari)
120.
Dari Anas r.a. berkata: Rasulullah saw
bersabda: Allah Ta’ala berfirman, “Wahai anak Adam! Selagi engkau meminta dan
berharap kepada-Ku, maka Aku akan ampunkan segala dosa yang telah terlanjur dan
tidak Aku perdulikan lagi. Wahai anak Adam! Walaupun dosamu sampai setinggi
langit kemudian meminta ampun kepada-Ku niscaya Aku memberi ampun kepadamu.
Wahai anak Adam! Jika engkau datang kepada-Ku dengan dosa sepenuh isi bumi
tetapi engkau tidak sekutukan sesuatu yang lain dengan-Ku, niscaya Aku datang
padamu dengan ampunan sepenuh bumi pula.”
(Tirmidzi)
(Tirmidzi)
121.
“Hai segenap manusia, sebarkanlah
salam, sedekahkanlah makanan dan sambunglah tali persaudaraan (silahturrahmi)
serta shalatlah di kala manusia tidur di kegelapan malam, niscaya kamu akan
masuk surga dengan penuh kesejahteraan.”
(Tirmidzi)
(Tirmidzi)
122.
Dari Abu Hurairah berkata: Aku bertanya
kepada Rasulullah saw, bagaimana bangunan surga itu? Beliau menjawab, “Terbuat
dari batu bata perak dan emas, sedang perekatnya adalah kesturi yang sangat
wangi, bebatuannya dari mutiara dan permata yaqut, sedang debunya adalah
za’faran (sejenis kunyit). Barangsiapa yang memasukinya, ia akan senang, tidak
pernah susah dan akan kekal tidak pernah mati, pakaiannya tidak pernah kumal
dan masa mudanya tidak pernah sirna.”
(Ahmad, Darami, Bazzaar, Ibnu Hibban dan Tirmidzi)
(Ahmad, Darami, Bazzaar, Ibnu Hibban dan Tirmidzi)
123.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata Nabi saw
bersabda, “Barangsiapa memberi infaq kepada dua orang isteri di jalan Allah
maka ia akan diseru di surga, ‘Hai Abdullah, ini adalah suatu kebajikan.’ Jika
ia termasuk orang yang tekun shalat maka ia akan diseru dari Pintu Shalat.
Apabila ia ahlul jihad maka akan diseru dari Pintu Jihad. Jika ia orang yang
suka bersedekah maka ia akan dipanggil dari Pintu Sedekah. Begitu pula jika ia
tergolong orang yang rajin shaum maka akan diseru dari Pintu Rayyaan.” Kemudian
Abu Bakar r.a. berkata, “Wahai Rasulullah, tidaklah seseorang diseru dari
pintu-pintu ini karena darurat. Adakah seseorang yang dipanggil dari seluruh
pintu tersebut?” Rasulullah saw menjawab, “Ya dan aku berharap engkau salah
satunya.”
(Muslim)
(Muslim)
124.
Dari Anas bin Malik r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Pada hari kiamat aku datang mengetuk pintu surga.
Kemudian penjaganya (malaikat) bertanya, ‘Siapakah engkau?’ ‘Muhammad’ jawabku.
Lalu malaikat itu berkata, “Aku dilarang oleh Allah untuk membuka pintu surga
ini kepada siapapun sebelum engkau.’”
(Muslim)
(Muslim)
125.
Dari Abu Musa Al Asy’ari r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya perumpamaanku dengan apa yang kubawa
dari Allah adalah laksana seorang lelaki yang mendatangi suatu kaum. Laki-laki
tersebut berkata, ‘Aku melihat tentara dengan mataku. Dan sesungguhnya aku
adalah pemberi peringatan yang berterus-terang. Maka taatilah.’ Sekelompok kaum
ada yang menaatinya dan mereka pergi sehingga mereka selamat. Sementara
sekelompok yang lain diam di tempatnya sehingga diserang musuh dan hancur
binasa. Kelompok yang pertama seperti orang yang menaati aku, sedangkan
kelompok kedua seperti orang yang tidak menaatiku.”
(Muslim)
(Muslim)
126.
“Barangsiapa yang mati tidak berperang
dan tidak terlintas di hatinya untuk ikut berperang maka ia mati membawa sifat
kemunafikan.”
(Muslim)
(Muslim)
127.
Dari Usman bin ‘Affan r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah seseorang memasuki waktu shalat wajib
kemudian ia berwudhu’ dengan sempurna dan shalat dengan khusyu’, sambil
memelihara ruku’nya, melainkan akan terhapus dosa-dosanya yang telah lalu
selama tidak melakukan dosa besar, hal itu berlaku sepanjang masa.”
(Muslim)
(Muslim)
128.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Ketika Allah menciptakan makhluk, Ia menulis di buku
(catatan) sementara di sisi-Nya di atas ‘Arasy-Nya, ‘Rahmat-Ku mengalahkan
murka-Ku.’”
(Muttafaq ‘Alaih)
(Muttafaq ‘Alaih)
129.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Sekiranya seorang mukmin mengetahui siksaan Allah,
niscaya tidak seorang pun yang tamak terhadap surga-Nya. Dan seandainya seorang
kafir mengetahui rahmat Allah, niscaya ia tidak putus asa dari surga-Nya.”
(Muslim)
(Muslim)
130.
Dari Abu Barzah Al Aslamy r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Seorang hamba tidak bergeser dari tempatnya pada hari
kiamat sehingga ditanya empat hal; Pertama, mengenai umurnya dihabiskan untuk
apa; Kedua, mengenai ilmunya digunakan untuk apa; Ketiga, mengenai hartanya
dipakai untuk apa dan dari mana asalnya; Keempat, mengenai tubuhnya yang sehat
dimanfaatkan untuk apa.”
(Tirmidzi. Menurut beliau, hadits ini hasan)
(Tirmidzi. Menurut beliau, hadits ini hasan)
131.
Dari Anas bin Malik r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Jika Allah menghendaki kebaikan bagi seorang
hamba maka Allah menyegerakan siksaannya di dunia. Dan jika Allah menghendaki
keburukan bagi hamba-Nya maka Ia menangguhkannya sampai pada hari kiamat
nanti.”
(Tirmidzi)
(Tirmidzi)
132.
“Barangsiapa yang diinginkan oleh Allah
sebagai orang yang baik baik maka Ia memberikannya pemahaman dalam
agama.”
(Bukhari – Muslim dan Ibnu Majah)
(Bukhari – Muslim dan Ibnu Majah)
133.
“Sesungguhnya lelaki yang paling
dibenci Allah ialah yang paling sangat gigih dalam permusuhan.”
(Bukhari – Muslim, Tirmidzi dan Nasai)
(Bukhari – Muslim, Tirmidzi dan Nasai)
134.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling
baik akhlaknya dan orang yang paling baik di antaramu ialah yang paling baik
terhadap keluarganya.”
(Bukhari – Muslim, Tirmidzi dan Nasai)
(Bukhari – Muslim, Tirmidzi dan Nasai)
135.
Dari Mu’adz bin Jabal r.a. berkata:
“Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, ceritakanlah kepadaku tentang satu amal yang
memasukkan aku ke surga dan menjauhkanku dari neraka!” Rasulullah saw menjawab,
‘Engkau menanyakan kepadaku tentang perkara besar yang sebenarnya mudah bagi
orang yang diberi kemudahan oleh Allah untuk menjalankannya yaitu hendaklah
engkau beribadah kepada Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun,
mendirikan shalat, membayar zakat, shaum di bulan Ramadhan dan pergi haji ke
Baitullah.’ Kemudian beliau bersabda, ‘Tiadakah kau kuberitahu tentang
pintu-pintu kebaikan? Shaum itu adalah perisai, sedekah memadamkan dosa atau
kesalahan seperti air membunuh api dan shalat di tengah malam.’ Lalu Rasulullah
saw membaca ayat betikut: ‘Lambung mereka renggang dari tempat tidurnya sedang
mereka berdoa kepada Rabb-nya dengan rasa takut dan penuh harap serta
menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Seorang pun tidak
mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikamat)
yang sedap dipandang mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka
kerjakan.’ (As Sajdah 16-17). Lalu beliau bersabda, ‘Tidakkah kau kuberitahukan
tentang pokok segala perkara, tiang dan puncaknya?’ Aku menjawab, “Tentu, wahai
Rasulullah!” Maka beliau berkata, ‘Pokok segala perkara ialah Islam, tiangnya
ialah shalat, puncaknya adalah jihad!’ ‘Tiadakah kau kuberitahu tentang
penopang semuanya itu?’ tanya beliau lagi. “Ya,” jawabku. Maka Rasulullah
memegang lidahnya sambil bersabda, ‘Peliharalah ini!’ Kemudian aku bertanya,
“Wahai Nabiyullah, apakah kita akan disiksa karena pembicaraann kita?” Maka
Rasulullah saw bersabda, ‘Hai … ibumu kehilanganmu! Bukankah wajah (atau
hidung) manusia disungkurkan ke api neraka, lantaran dosa-dosa dari
tergelincirnya lidah-lidah mereka?’”
(Tirmidzi. Menurut beliau, hadits ini hasan shahih)
(Tirmidzi. Menurut beliau, hadits ini hasan shahih)
136.
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah
saw bersabda kepada Bilal, “Hai Bilal, ceritakanlah kepadaku amal apa
yang paling banyak mengandung harapan yang telah kau kerjakan dalam Islam. Aku
mendengar suara terompahmu di hadapanku di surga.” Bilal menjawab, “Aku tidak
mengerjakan amalan yang istimewa, selain melakukan shalat setiap usai wudhu di
siang dan di malam hari. Suatu shalat yang ditetapkan untuk aku lakukan.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
137.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata, “Ketika
kami sedang bersama Rasulullah saw maka tampillah Bilal untuk adzan.” Selesai
Bilal adzan, Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa mengucapkan kalimat ini
dengan yakin, ia pasti masuk surga.”
(Bukhari – Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah)
(Bukhari – Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah)
138.
Dari Abu Said Al Khudri r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Jika kalian mendengar muadzin maka ikutilah apa yang
diucapkannya.”
(Bukhari – Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah)
(Bukhari – Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah)
139.
Dari Rabi’ah bin Ka’ab r.a. berkata,
“Aku pernah bermalam bersama Rasulullah saw. Ketika aku membawakan air wudhu
dan kebutuhan lainnya, beliau bertanya, ‘Tiadakah engkau bertanya kepadaku?’
Maka aku menjawab, ‘Aku meminta supaya aku menjadi temanmu di surga.’ Beliau
bertanya lagi, ‘Tidak meminta yang lain?’ ‘Tidak,’ jawabku. Maka beliau
bersabda, ‘Perbanyaklah sujud.’”
(Muslim)
(Muslim)
140.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah
saw bersabda, “Amal manusia yang pertama kali dihisab ialah shalat.” Allah
berfirman kepada malaikat – meskipun sebenarnya Dia telah mengetahui —
“Periksalah shalat hamba-Ku, sempurnakah atau kurang?” Jika sempurna maka
tulislah sempurna. Bila kurang, Allah berfirman, “Lihatlah shalat sunnahnya,
bagaimana?” Bila si hamba rajin shalat sunnah saat di dunia maka Allah
berfirman, “Tambahkanlah shalat fardhunya dengan shalat sunnahnya!” Kemudian
malaikat melakukannya.
(Abu Daud)
(Abu Daud)
141.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Seorang laki-laki pernah mengunjungi saudaranya di
sebuah kampung. Maka Allah mengutus malaikat untuk memantaunya. Ketika ia
lewat, malaikat bertanya, ‘Mau kemana kau?’ Ia menjawab, ‘Aku akan mengunjungi
saudaraku di kampung ini.’ Malaikat bertanya, ‘Apakah karena ada kenikmatan
yang akan kamu peroleh darinya (hasil bumi)?’ Ia menjawab, ‘Tidak, aku hanya
mencintainya karena Allah.’ Lalu malaikat berkata, ‘Aku adalah utusan Allah
untuk menyatakan kepadamu bahwa Allah
mencintaimu sebagaimana kau telah mencintaimu saudaramu karena Dia.’”
(Muslim)
mencintaimu sebagaimana kau telah mencintaimu saudaramu karena Dia.’”
(Muslim)
142.
Dari Anas r.a. berkata: Rasulullah saw
bersabda, “Tidaklah seseorang masuk surga ingin kembali ke dunia dan dia tidak
mempunyai sesuatu pun di dunia kecuali orang yang syahid. Ia mengharap dapat
kembali ke dunia untuk berperang dan terbunuh sampai sepuluh kali karena
kemuliaan yang ia peroleh.”
(Bukhari – Muslim dan Tirmidzi)
(Bukhari – Muslim dan Tirmidzi)
143.
Dari Ubadah bin Shamit r.a. beerkata:
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah, Maha
Tunggal Ia, tidak ada sekutu bagi-Nya, bahwa Muhammad adalah hamba dan
Rasul-Nya, Isa adalah hamba dan Rasul-Nya, sedang surga itu hak dan neraka itu
hak maka Allah memasukkan ia ke surga sesuai dengan amalnya di dunia.” Ubadah
menambahkan, “Masuk surga dari pintunya yang delapan sekehendaknya.”
(Bukhari – Muslim. Lafazhnya dari Bukhari)
(Bukhari – Muslim. Lafazhnya dari Bukhari)
144.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Seorang
laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw, “Ya Rasulullah, kami berlayar di laut
dan kami hanya membawa air sedikit, jika kami memakai air itu untuk berwudhu’
maka kami akan kehausan; bolehkah kami berwudhu’ dengan air laut?” Rasulullah
saw menjawab, “Air laut itu suci lagi menyucikan, bangkainya halal dimakan.”
(Riwayat lima ahli hadits, menurut Tirmidzi, hadits ini shahih)
(Riwayat lima ahli hadits, menurut Tirmidzi, hadits ini shahih)
145.
Rasulullah saw bersabda, “Cara mencuci
bejana seorang dari kamu, apabila dijilat anjing, hendaklah dibasuh tujuh kali,
salah satunya hendaklah dicampur dengan tanah.”
(Muslim)
(Muslim)
146.
Rasulullah saw bersabda, “Tiap-tiap
pekerjaan penting yang tidak dimulai dengan bismillah maka pekerjaan itu kurang
berkah.”
(Abu Daud)
(Abu Daud)
147.
Dari ‘Aisyah r.a. berkata: Rasulullah
saw suka mendahulukan anggota kanan ketika memakai sandal, bersisir, bersuci
dan dalam segala halnya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
148.
Dari Busrah binti Shafwan, sesungguhnya
Nabi saw berkata, “Laki-laki yang menyentuh zakarnya (kemaluannya) janganlah
shalat sebelum ia berwudhu.”
(Riwayat lima ahli hadits, menurut Bukhari hadits ini paling sah dalam hal ini)
(Riwayat lima ahli hadits, menurut Bukhari hadits ini paling sah dalam hal ini)
149.
Rasulullah saw berkata kepada Fathimah
binti Abi Hubaisy, “Apabila datang haidh itu, hendaklah engkau tinggalkan
shalat dan apabila habis haidh itu, hendaklah engkau mandi dan shalat.”
(Bukhari)
(Bukhari)
150.
Dari ‘Atha bin Yasar, dari Abu Sa’id
Al-Khudri berkata: Ada dua orang laki-laki dalam perjalanan, lalu datang waktu
shalat sedangkan air tidak ada, lantas keduanya bertayammum dengan debu yang
suci dan shalat, kemudian keduanya memperoleh air dan waktu shalat masih ada.
Seorang diantara keduanya lantas berwudhu’ dan mengulang shalatnya dan yang
lain tidak. Kemudian keduanya datang kepada Rasulullah saw dan
diterangkannyalah kejadian itu kepada Rasulullah saw. Beliau lalu berkata
kepada orang yang tidak mengulang shalat, Benar engkau dan shalatmu sah” dan
kepada orang yang mengulang shalat dengan berwudhu’ beliau berkata, “Bagimu
ganjarannya dua kali lipat.”
(Nasa’i dan Abu Daud)
(Nasa’i dan Abu Daud)
151.
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa
memberi makanan bagi orang yang puasa, maka ia mendapat ganjaran sebanyak
ganjaran orang yang puasa itu, tidak kurang sedikit pun.”
(Tirmidzi)
(Tirmidzi)
152.
Dari Anas: Ditanyakan orang kepada Rasulullah
saw, “Apakah sedekah yang lebih baik?” Rasulullah saw menjawab, “Sedekah yang
paling baik ialah sedekah pada bulan Ramadhan.”
(Tirmidzi)
(Tirmidzi)
153.
Dari Abu Ayyub: Rasulullah saw berkata,
“Barangsiapa puasa dalam bulan Ramadhan, kemudian ia puasa enam hari dalam
bulan Syawal adalah seperti puasa sepanjang masa.”
(Muslim)
(Muslim)
154.
Dari Abu Hurairah: Rasulullah saw telah
berkata dalam pidato beliau, “Hai manusia! Sesungguhnya Allah telah mewajibkan
atas kamu mengerjakan ibadat haji maka hendaklah kamu kerjakan.” Seorang
sahabat bertanya, “Apakah setiap tahun, ya Rasulullah?” Beliau diam tidak
menjawab dan yang bertanya itu mendesak sampai tiga kali. Kemudian Rasulullah
saw berkata, “Kalau saya menjawab ‘ya’, sudah tentu menjadi wajib setiap tahun,
sedangkan kamu tidak akan kuasa mengerjakannya, biarkanlah apa yang saya
tinggalkan (artinya jangan ditanya karena boleh jadi jawabannya
memberatkanmu).”
(Ahmad, Muslim dan Nasa’i)
(Ahmad, Muslim dan Nasa’i)
155.
Dari Ibnu ‘Abbas: Nabi saw telah
berkata, “Hendaklah kamu bersegera mengerjakan haji maka sesungguhnya seseorang
tidak akan menyadari suatu halangan yang akan merintanginya.”
(Ahmad)
(Ahmad)
156.
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya
segala amal ibadat hanya sah dengan niat.”
(Bukhari)
(Bukhari)
157.
Dari Ibnu ‘Umar: Nabi saw bersabda,
“Tidak boleh bagi perempuan yang ihram memakai tutup kepala dan tidak boleh
memakai sarung tangan.”
(Bukhari dan Ahmad)
(Bukhari dan Ahmad)
158.
Dari Abu Hurairah: Bahwasanya
Rasulullah saw pernah melewati suatu onggokan makanan yang akan dijual, lantas
beliau memasukkan tangan beliau ke dalam onggokan itu, tiba-tiba jari beliau di
dalamnya meraba yang basah. Beliau keluarkan jari beliau yang basah itu dan
berkata, “Mengapakah ini?” Jawab yang mempunyai makanan, “Basah karena hujan ya
Rasulullah.”Beliau bersabda, “Mengapa tidak engkau taruh di sebelah atas supaya
dapat dilihat orang? Barangsiapa yang mengecoh maka ia bukan umatku.”
(Muslim)
(Muslim)
159.
Dari Ibnu Mas’ud: Sesungguhnya
Rasulullah saw bersabda, “Seorang muslim yang mempiutangi seorang muslim dua
kali, seolah-olah ia telah bersedekah kepadanya satu kali.”
(Ibnu Majah)
(Ibnu Majah)
160.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Ada tujuh golongan yang bakal dinaungi Allah di bawah
naungan-Nya, pada hari yang ketika itu tidak ada naungan kecuali naungan-Nya
yaitu Pemimpin yang adil; Pemuda yang rajin beribadat kepada Allah; Orang yang
hatinya senantiasa terpaut kepada masjid; Dua orang yang berkasih sayang karena
Allah, baik di waktu berkumpul maupun berpisah; Seorang lelaki yang diajak
berbuat serong oleh wanita bangsawan yang cantik kemudian ia menolak dan
berkata, ‘Saya takut kepada Allah’; Orang yang bersedekah dengan diam-diam;
Orang yang senantiasa berdzikir (ingat) kepada Allah ketika sendirian kemudian
mencucurkan air mata.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
161.
Dari Usamah bin Zaid r.a. berkata:
Rasulullah saw mengutus kami ke Huraqah pada suku Juhainah maka ketika kami
sampai disana, pagi-pagi kami menyerbu. Tiba-tiba aku dan seorang Anshar
bertemu dengan seorang dari mereka. Maka ketika kami telah mengepungnya, ia
berkata, “LAA ILAAHA ILLALLAAH.” Maka sahabatku orang Anshar itu menyuruh aku
menghentikan (tidak membunuhnya) tetapi aku terus saja menikam dengan tombakku
sehingga matilah dia. Dan ketika kami telah kembali ke Madinah, berita itu
telah sampai kepada Rasulullah saw maka beliau bertanya, “Hai Usamah, apakah
engkau bunuh dia setelah ia mengucapkan ‘LAA ILAAHA ILLALLAAH’?” Jawabku, “Ya
Rasulullah, ia hanya akan menyelamatkan diri.” Rasulullah saw bertanya, “Apakah
engkau bunuh dia setelah ia mengucapkan ‘LAA ILAAHA ILLALLAAH’?” Maka
Rasulullah saw mengulang-ulang kalimat itu, sehingga aku ingin andaikan aku
baru masuk Islam pada hari itu.
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
162.
Dalam riwayat lain: Rasulullah saw
bertanya, “Apakah sesudah ia mengucapkan ‘LAA ILAAHA ILLALLAAH’ masih juga
engkau membunuhnya?” Jawabku, “Ya Rasulullah, ia berkata begitu mungkin hanya
karena takut kepada senjataku.” Nabi saw bersabda, “Apakah sudah engkau belah
dadanya sehingga engkau mengetahui dengan jelas, apakah ia berkata karena takut
atau tidak.” Maka Rasulullah saw masih saja mengulang-ulang kalimat
itu,sehingga aku ingin kiranya aku baru masuk Islam pada hari itu.
163.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi
saw bersabda, “Dapat dipastikan atas manusia bagiannya dari zina yang pasti
mengenainya tanpa dapat dielakkan lagi. Dua mata zinanya adalah pandangan mata;
Dua telinga zinanya adalah mendengarkan; Lidah zinanya adalah perkataan; Tangan
zinanya adalah menampar; Kaki zinanya adalah melangkah; Hati zinanya adalah
menyukai dan mengharapkan. Semua perzinaan itu, kemaluanlah yang membenarkan
atau mendustakannya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
164.
Umar bin al-Khaththab r.a. berkata:
Saya memberikan kuda kepada seseorang dalam jihad fi sabilillah maka kuda itu
disia-siakan oleh orang yang saya beri itu. Lalu saya bermaksud membelinya
kembali dengan sangkaan bahwa ia akan menjualnya dengan harga murah. Maka saya
bertanya kepada Nabi saw. Dijawab, “Jangan engkau membeli dan jangan engkau
menarik kembali sedekahmu, meskipun ia memberikan kepadamu dengan harga satu
dirham. Karena orang yang menarik kembali sedekahnya bagaikan orang yang
menelan kembali muntahnya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
165.
Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah
saw bersabda, “Jauhilah olehmu buruk sangka karena buruk sangka sedusta-dusta
berita.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
166.
Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah
saw bersabda, “Janganlah kamu menawar barang hanya untuk menjerumuskan orang
lain.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
167.
Abu Ayyub r.a. berkata: Rasulullah saw
bersabda, “Tidak dihalalkan bagi seorang Muslim memboikot (memusuhi) saudaranya
sesama Muslim lebih dari tiga hari. Keduanya berpapasan lalu yang satu berpaling
dan yang lain berpaling.Dan sebaik-baik keduanya ialah yang lebih dahulu
memberi salam.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
168.
Abu Sa’id (Tsabit) bin adh-Dhahhak
al-Anshari r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa bersumpah dengan
sesuatu agama selain Islam, padahal ia sengaja berdusta maka ia tercatat
sebagaimana yang dikatakannya itu. Dan barangsiapa membunuh dirinya dengan
sesuatu (alat) maka ia akan disiksa dengan alat itu pula pada hari kiamat. Dan
tidak wajib atas seseorang melaksanakan nadzar terhadap apa yang tidak
dimilikinya. Dan melaknat seorang Mu’min sama artinya dengan membunuhnya.”
(Bukhari – Muslim) Maksud hadits ini ialah apabila seseorang berkata, “Demi Allah, jika saya berdusta maka saya kafir,” padahal ia sengaja berdusta maka Allah akan mencatatnya seperti apa yang dikatakannya itu.
(Bukhari – Muslim) Maksud hadits ini ialah apabila seseorang berkata, “Demi Allah, jika saya berdusta maka saya kafir,” padahal ia sengaja berdusta maka Allah akan mencatatnya seperti apa yang dikatakannya itu.
169.
Anas r.a. berkata: Suatu hari
Rasulullah saw berkhutbah. Belum pernah aku mendengar Rasulullah saw berkhutbah
seperti itu. Maka diantaranya Rasulullah saw bersabda, “Andaikan kamu
mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kamu sedikit tertawa dan banyak
menangis.” Seketika itu aku melihat sahabat-sahabat Nabi saw menutup mukanya
masing-masing sambil menangis terisak-isak.
(Bukhari – Muslim)
Dalam riwayat lain: Ketika Rasulullah saw mendengar suatu hal mengenai sahabat- sahabatnya maka Rasulullah saw segera berkhutbah memberi nasehat. Dalam khutbah itu Rasulullah saw bersabda, “Telah diperlihatkan kepadaku surga dan neraka, hingga aku merasa belum pernah melihat seperti hari ini tentang kebaikan dan kejahatan. Andaikan kamu mengetahui apa yang aku ketahui, pasti kamu akan sedikit tertawa dan banyak menangis. Maka tidak pernah terjadi pada masa sahabat-sahabat Nabi saw sebagaimana hari itu, mereka menutup muka sambil terisak-isak.
(Bukhari – Muslim)
Dalam riwayat lain: Ketika Rasulullah saw mendengar suatu hal mengenai sahabat- sahabatnya maka Rasulullah saw segera berkhutbah memberi nasehat. Dalam khutbah itu Rasulullah saw bersabda, “Telah diperlihatkan kepadaku surga dan neraka, hingga aku merasa belum pernah melihat seperti hari ini tentang kebaikan dan kejahatan. Andaikan kamu mengetahui apa yang aku ketahui, pasti kamu akan sedikit tertawa dan banyak menangis. Maka tidak pernah terjadi pada masa sahabat-sahabat Nabi saw sebagaimana hari itu, mereka menutup muka sambil terisak-isak.
170.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah
saw bersabda, “Akan berpeluh manusia di hari kiamat hingga mengalir peluh
mereka sampai tujuh puluh hasta dan tenggelam mereka dalam peluhnya sendiri
hingga ke mulut dan telinga mereka.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
171.
Dari Adiy bin Hatim r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Tiadalah seseorang dari kamu melainkan akan
berhadapan dan ditanya oleh Tuhan tanpa ada antaranya dengan Tuhan seorang juru
bahasa. Maka ia melihat ke sebelah kanannya tiada sesuatu pun kecuali amal
perbuatannya yang baik-baik dan ia melihat ke sebelah kiri juga tidak melihat
sesuatu pun kecuali amal perbuatannya yang buruk dan ia melihat ke depannya
maka tidak terlihat kecuali api yang di hadapannya. Maka jagalah dirimu dari
api neraka walau dengan bersedekah separuh biji kurma.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
172.
‘Aisyah r.a. berkata: Rasulullah saw
bersabda, “Manusia akan dihimpun pada hari kiamat dalam keadaan tidak beralas
kaki, telanjang dan masih kulup (belum berkhitan).” ‘Aisyah bertanya, “Ya
Rasulullah, apakah lelaki dan perempuan akan berkumpul dan masing-masing akan
melihat kepada yang lainnya?” Nabi saw menjawab, “‘Aisyah, suasana pada hari
itu jauh lebih berat dari sekadar sebagiannya mereka memperhatikan sebagian
yang lain.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
173.
Mu’adz bin Jabal r.a. berkata: Ketika
aku membonceng dibelakang Rasulullah saw di atas himar, tiba-tiba beliau
bertanya, “Hai Mu’adz, tahukah engkau, apakah hak Allah yang diwajibkan atas
hamba? Dan apakah hak hamba yang akan diberikan oleh Allah?” Jawab Mu’adz,
“Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Maka Nabi saw bersabda, “Hak Allah yang
diwajibkan atas hamba adalah menyembah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya
dengan sesuatu pun. Dan hak hamba yang akan diberikan Allah adalah tidak akan
menyiksa orang yang tidak
menyekutukan-Nya.” Saya bertanya, “Bolehkah aku kabarkan yang demikian itu kepada orang banyak?” Jawab Nabi saw, “Jangan, nanti mereka tidak mau berusaha.”
menyekutukan-Nya.” Saya bertanya, “Bolehkah aku kabarkan yang demikian itu kepada orang banyak?” Jawab Nabi saw, “Jangan, nanti mereka tidak mau berusaha.”
174.
Ibnu Mas’ud r.a. berkata: Kami bersama
Rasulullah saw dalam qubah, kurang lebih empat puluh orang maka Nabi saw
bersabda, “Sukakah kamu jika kamu menjadi seperempat dari ahli surga?” Jawab
kami, “Ya.” Bersabda Nabi saw, “Demi Allah yang jiwa Muhammad ada di
tangan-Nya, aku mengharap semoga kamu menjadi separuh dari penduduk surga. Yang
demikian itu karena surga itu tidak dimasuki kecuali oleh orang Muslim,
sedangkan kamu di tengah-tengah ahli syirik bagaikan rambut putih di badan
lembu hitam atau rambut hitam di kulit lembu merah.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
175.
Dari ‘Amr bin ‘Auf r.a. berkata:
Rasulullah mengutus Abu ‘Ubaidah bin al-Jarrah r.a. ke Bahrain untuk menagih
pajak penduduk. Kemudian ia kembali dari Bahrain dengan membawa harta yang
sangat banyak dan kedatangan kembali Abu ‘Ubaidah itu terdengar oleh sahabat
Anshar maka mereka pun shalat Shubuh bersama Rasulullah saw. Kemudian setelah
selesai shalat mereka menghadap Rasulullah saw maka beliau tersenyum melihat
mereka kemudian bersabda, “Mungkin kamu telah mendengar kedatangan Abu ‘Ubaidah
yang membawa harta banyak?” Jawab mereka, “Benar, ya Rasulullah.” Lalu Nabi saw
bersabda, “Sambutlah kabar baik dan tetaplah berpengharapan baik untuk mencapai
semua cita-citamu. Demi Allah, bukan kemiskinan yang aku khawatirkan atas kamu,
tetapi aku khawatir kalau terhampar luas dunia ini bagimu, sebagaimana telah
terhampar untuk orang-orang yang sebelum kamu, kemudian kamu berlomba-lomba
sebagaimana mereka berlomba-lomba, sehingga membinasakan kamu sebagaimana telah
membinasakan mereka.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
176.
Dari ‘Utban bin Malik r.a. berkata:
Ketika Nabi saw selesai shalat bertanya, “Dimanakah Malik bin al-Dakhsyum?”
Dijawab oleh seseorang, “Dia itu munafik, tidak suka Allah dan Rasulullah.”
Maka Nabi saw bersabda, “Jangan berkata demikian, tidakkah engkau tahu bahwa ia
telah mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH dengan ikhlas karena Allah? Dan Allah
telah mengharamkan api neraka kepada siapa yang mengucapkan LAA ILAAHA
ILLALLAAH dengan ikhlas karena Allah.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
177.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Berlindunglah kamu kepada Allah dari beratnya bala’,
menimpanya kesukaran, keburukan takdir dan cemoohan musuh.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
178.
Dari Sahl bin Sa’ad r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda kepada Ali r.a., “Demi Allah, jika Allah memberi
hidayah kepada seseorang karena ajaranmu maka yang demikian itu bagimu lebih
baik dari kekayaan binatang ternak yang merah-merah.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
179.
Dari Abdullah bin Amr bin al-’Ash r.a.
berkata: Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah
tidak akan mencabut ilmu pengetahuan dari seorang hamba begitu saja, tetapi
akan mencabutnya dengan matinya orang-orang alim, hingga apabila telah habis
orang-orang alim maka orang banyak akan mengangkat orang-orang yang bodoh untuk
menjadi pemimpin mereka. Lalu jika mereka ditanya, mereka akan memberikan fatwa
tidak berdasarkan ilmu pengetahuan. Maka mereka itu sesat dan menyesatkan.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
180.
Dari ‘Aisyah r.a. berkata kepada
‘Urwah, “Demi Allah, hai kemenakanku, kami keluarga Nabi saw adakalanya melihat
bulan berganti tiga kali dalam dua bulan, sedangkan di rumah-rumah Rasulullah
saw tidak dinyalakan api.” ‘Urwah bertanya, “Apa makananmu?” ‘Aisyah menjawab,
“Kurma dan air. Hanya saja adakalanya tetangga Rasulullah saw mengirim hadiah
susu ternak mereka.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
181.
Dari Abu Musa al-Asy’ari r.a. berkata:
Suatu hari ‘Aisyah r.a. mengeluarkan kain dan sarung yang tebal, ditunjukkan
kepada kami sambil berkata, “Rasulullah saw ketika meninggal dunia sedang
memakai sarung dan kain ini.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
182.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Bukanlah orang miskin itu yang berkeliling
meminta-minta kepada orang banyak sehingga tertolak dari satu dua suap makanan
atau satu dua biji kurma, tetapi orang miskin yang sesungguhnya dan yang
dikehendaki oleh Islam untuk dibantu ialah orang yang tidak mempunyai
penghasilan yang mencukupi dan yang tidak diingat orang untuk disedekahi serta
tidak suka pergi meminta-minta kepada orang lain.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
183.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Sungguh, sekiranya salah seorang dari kamu itu pergi
mencari kayu dan dipikul di atas pundaknya, lebih baik daripada meminta-minta
kepada orang lain, baik diberi atau ditolak.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
184.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Setiap hamba Allah melewati waktu paginya, tentu ada
dua malaikat yang turun berdoa. Yang satu berdoa, “Ya Allah, berilah ganti
(balasan yang berlipat) kepada orang yang suka memberi (dermawan).” Malaikat
yang kedua berdoa, “Ya Allah, berilah kepada orang yang kikir itu kehancuran
dan kemusnahan pada hartanya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
185.
Dari Ibnu Mas’ud r.a. berkata: Nabi saw
bersabda, “Tidak boleh seorang menginginkan hak orang lain kecuali dua macam
yaitu seseorang yang diberi kekayaan harta oleh Allah lalu digunakannya
semata-mata untuk memperjuangkan kebenaran dan seseorang yang diberi ilmu oleh
Allah
lalu digunakan dan diajarkan kepada manusia.”
(Bukhari – Muslim)
lalu digunakan dan diajarkan kepada manusia.”
(Bukhari – Muslim)
186.
Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah
saw bersabda, “Tidak boleh seseorang iri terhadap orang lain kecuali dalam dua
hal yaitu seseorang yang diberi pengertian Al Qur’an lalu ia mempergunakannya
sebagai pedoman amalnya siang-malam dan seseorang yang diberi oleh Allah
kekayaan harta lalu ia membelanjakannya siang-malam untuk segala amal
kebaikan.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
187.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Sesungguhnya para fakir miskin dari sahabat Muhajirin datang mengeluh kepada
Rasulullah saw, “Ya Rasulullah, orang-orang kaya telah memborong semua pahala,
tingkat-tingkat yang tinggi dan kesenangan yang abadi.” Nabi saw bertanya,
“Mengapakah demikian?” Mereka menjawab, “Mereka shalat sebagaimana kami, puasa
sebagaimana kami, mereka bersedekah sedangkan kami tidak bersedekah dan mereka
memerdekakan budak sedangkan kami tidak dapat memerdekakan budak.” Rasulullah
saw bersabda, “Sukakah aku ajarkan kepadamu amal perbuatan yang dapat mengejar
mereka dan tidak seorangpun yang lebih utama dari kamu, kecuali yang berbuat
seperti perbuatanmu?” Mereka menjawab, “Baiklah, ya Rasulullah.” Nabi saw
bersabda, “Membaca tasbih (SUBHAANALLAAH), takbir (ALLAAHU AKBAR) dan tahmid
(ALHAMDULILLAAH) setiap selesai shalat 33 kali.” Kemudian sesudah itu para
fakir miskin itu kembali mengeluh kepada Rasulullah saw, “Ya Rasulullah,
saudara-saudara kami, orang-orang kaya mendengar perbuatan kami maka mereka
berbuat sebagaimana perbuatan kami.” Maka Nabi saw bersabda, “Itulah karunia
Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
188.
Dari Ash-Sha’ab bin Jatstsamah r.a.
berkata: Saya memberi hadiah himar liar kepada Rasulullah saw, tiba-tiba
ditolak dan ketika Nabi saw melihat wajahku berubah (karena merasa kecewa),
beliau bersabda, “Kami tidak menolak pemberianmu itu melainkan karena kami
sedang melakukan ihram (Orang yang sedang berihram dilarang memburu dan
menangkap binatang liar).”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
189.
Dari ‘Aisyah r.a. berkata: Rasulullah
saw datang dari bepergian sedang beranda rumah kututup dengan tabir yang
bergambar patung maka ketika Rasulullah saw melihatnya, beliau merobek-robeknya
seraya berkata, “Manusia yang paling berat siksaannya pada hari kiamat nanti
adalah orang-orang yang menyerupakan ciptaan Allah.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
190.
Dari ‘Aisyah r.a. berkata, “Belum
pernah aku melihat Rasulullah saw tertawa sehingga terlihat langit-langit
mulutnya tetapi beliau selalu tersenyum.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
191.
Dari Abu Umar r.a. berkata, “Rasulullah
saw biasa jika keluar dari jalan asy-Syajarah dan jika kembali dari jalan
al-Mu’arris. Dan jika masuk Makkah dari jalan ats-Tsaniyatul ‘Ulya dan jika
keluar dari ats-Tsaniyatus-sufla.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
192.
Dari Abu Mas’ud (Uqbah) bin ‘Amr
al-Badri r.a. berkata: Seseorang datang kepada Nabi saw dan berkata, “Saya
terpaksa mundur dari shalat jama’ah Shubuh karena Fulan (Imam) memanjangkan
bacaannya.” Berkata Uqbah, “Maka saya tidak pernah melihat Nabi saw marah dalam
suatu nasihat sebagaimana waktu itu.” Nabi saw bersabda, “Hai sekalian manusia,
seseungguhnya diantaramu ada orang-orang yang membenci orang lain. Maka
barangsiapa diantaramu mengimami orang banyak, hendaklah ia meringkas (bacaan
suratnya) karena di belakangnya ada orang yang sudah lanjut usia, orang yang
lemah dan orang yang mempunyai kepentingan.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
193.
Dari Abu Ya’la (Ma’qil) bin Yasar r.a.
berkata: Rasulullah saw bersabda, “Tiadalah seseorang yang diamanati oleh Allah
untuk memimpin rakyatnya kemudian ketika mati, ia masih menipu rakyatnya
melainkan pasti Allah mengharamkan surga baginya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
194.
Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Nabi saw
bersabda, “Seorang Muslim wajib mendengar dan taat kepada pemerintahnya pada
apa yang disetujui dan yang tidak disetujui, kecuali jika diperintah
bermaksiat. Maka apabila disuruh bermaksiat, ia tidak wajib mendengar dan tidak
wajib taat.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
195.
Dari Abu Musa al-Asy’ari r.a. berkata:
Aku bersama dua orang sepupuku masuk kepada Rasulullah saw, maka salah seorang
dari sepupuku berkata, “Ya Rasulullah, berilah kepada kami jabatan pada salah
satu bagian yang diberikan Allah kepadamu.” Sepupuku yang kedua juga berkata
demikian, maka Rasulullah saw bersabda, “Demi Allah, kami tidak mengangkat
seseorang pada suatu jabatan kepada orang yang menginginkan atau orang yang
berambisi pada jabatan itu.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
196.
Dari Abu Sa’id (Abdurrahman) bin
Samurah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda kepadaku, “Ya Abdurrahman bin
Samurah, janganlah engkau menuntut kedudukan dalam pemerintahan karena jika
engkau diserahi jabatan tanpa meminta, maka engkau akan dibantu oleh Allah
untuk melaksanakannya. Tetapi jika jabatan itu engkau peroleh karena
permintaanmu, maka akan diserahkan ke atas bahumu atau kebijaksanaanmu sendiri.
Dan jika engkau telah bersumpah atas sesuatu perkara kemudian engkau dapatkan
perkara lainnya yang lebih baik, maka tebuslah sumpah itu dan kerjakanlah apa
yang lebih baik itu.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
197.
Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah
saw melewati seseorang yang sedang menasihati saudaranya karena pemalu, maka
Nabi saw bersabda, “Biarkanlah ia karena sesungguhnya sifat malu itu sebagian
dari Iman.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
198.
Dari Abu Wa’il (Syaqiq) bin Salamah
berkata: Biasanya Ibnu Mas’ud r.a. memberi ceramah kepada kami setiap hari
kamis, maka seseorang berkata kepadanya, “Hai Abu Abdurrahman, aku ingin agar
engkau suka memberi ceramah setiap hari.” Ibnu Mas’ud menjawab, “Tiada halangan
bagiku untuk memberi ceramah setiap hari, hanya saja aku khawatir akan
menjemukan kamu. Dan aku sengaja memberi ceramah dalam waktu yang jarang,
sebagaimana Rasulullah saw pernah memberi ceramah kepada kami, khawatir akan
membuatmu jemu dari nasehat.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
199.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Apabila bersandal salah seorang kamu, hendaklah ia
mendahulukan kaki yang kanan dan jika melepas, hendaklah ia mendahulukan kaki
yang kiri. Hendaklah yang kanan lebih dahulu disandali dan yang terakhir
dilepaskan.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
200.
Dari ‘Amr bin Salamah r.a. berkata:
Rasulullah saw mengajarkan kepadaku, “Bacalah BISMILLAH dan makanlah dengan
tangan kananmu dan makanlah dari yang dekat-dekat kepadamu.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
201.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata,
“Selamanya Rasulullah saw tidak pernah mencela makanan, maka jika beliau suka,
dimakannya dan jika beliau tidak suka, ditinggalkannya makanan itu.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
202.
Dari Hudzaifah r.a. berkata: Rasulullah
saw melarang kami dari pakaian sutera yang halus atau tebal dan minum dari
bejana emas atau perak lalu beliau bersabda, “Itu semua untuk orang-orang kafir
di dunia dan untuk kamu di akhirat.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
203.
Dari Ummu Salamah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Orang yang minum dari bejana perak seolah-olah
menuangkan ke dalam perutnya api neraka jahannam.”
(Bukhari – Muslim)
***
Dalam riwayat Muslim: Sesungguhnya orang-orang yang makan dalam bejana perak atau emas atau yang minum dalam bejana perak atau emas, seolah- olah menuangkan ke dalam perutnya api neraka jahannam.
(Bukhari – Muslim)
***
Dalam riwayat Muslim: Sesungguhnya orang-orang yang makan dalam bejana perak atau emas atau yang minum dalam bejana perak atau emas, seolah- olah menuangkan ke dalam perutnya api neraka jahannam.
204.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah
saw bersabda, “Segerakanlah pemakaman jenazah, maka jika ia jenazah orang
shaleh, berarti kamu menyegerakan ia kepada kebaikan dan jika sebaliknya,
berarti kamu telah melepaskan kejahatan dengan segera dari bahumu (pundakmu).”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
205.
Dari ‘Aisyah r.a. berkata: Ketika
istri-istri Rasulullah saw sedang berkerumun di sisi Rasulullah saw, tiba-tiba
datang Siti Fatimah yang jalannya cepat seperti jalannya Rasulullah saw. Ketika
Rasulullah saw melihat kepadanya, maka dia disambut dengan ucapan, “Selamat
datang anakku,” kemudian ia didudukkan di sebelah kanan atau kirinya, lalu
dibisikkan kepadanya. Tiba-tiba ia menangis tersedu-sedu dan ketika Rasulullah
saw melihat tangisnya, beliau berbisik kembali kepadanya, lalu tertawalah
Fatimah. Maka aku berkata, “Rasulullah saw mengistimewakan dengan
rahasia-rahasia atas Fatimah lebih dari istri-istrinya.” Maka menagislah aku
dan ketika Rasulullah saw telah pergi dari tempat itu, aku bertanya kepada
Fatimah, “Apa yang dikatakan Rasulullah saw tadi kepadamu?” Fatimah menjawab,
“Aku tidak akan membuka rahasia Rasulullah saw.” Kemudian setelah Rasulullah
saw meninggal, aku berkata, “Sungguh aku ingin mendapat keterangan tentang apa
yang dibisikkan oleh Rasulullah saw kepadamu itu.” Fatimah menjawab, “Kini baiklah.
Pada bisikan pertama Nabi saw memberitahukan bahwa Jibril biasa mengulangi
padanya bacaan al-Qur’an setiap tahun satu kali dan kini dia mengulanginya
sampai dua kali, ‘Aku merasa bahwa ajalku sudah dekat, maka bertakwalah kamu
kepada Allah dan sabarlah. Aku adalah sebaik-baik orang yang mendahului kamu,’
karena itu aku menangis. Kemudian ketika beliau melihat aku sangat sedih,
beliau membisikkan kepadaku untuk kedua kalinya, ‘Hai Fatimah, tidak puaskah
engkau sebagai wanita yang utama bagi sekalian Mu’min atau wanita yang utama
dari sekalian umat ini? Maka tertawalah aku karenanya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
206.
Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Nabi saw
bersabda, “Barangsiapa menurunkan kainnya dibawah mata kaki karena sombong,
Allah tidak akan melihat kepadanya dengan pandangan rahmat pada hari kiamat.”
Maka Abubakar r.a. bertanya, “Ya Rasulullah, kainku selalu turun kebawah mata
kaki, kecuali jika kujaga benar-benar.” Nabi saw bersabda, “Engkau tidak
berbuat itu karena sombong.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
207.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Allah tidak akan melihat dengan pandangan rahmat pada
hari kiamat kepada siapa yang memakai (menurunkan) kainnya karena sombong.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
208.
Dari Anas r.a berkata: Rasulullah saw
bersabda, “Barangsiapa memakai kain sutera di dunia, maka tidak akan memakainya
di akhirat.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
209.
Dari Umar bin al-Khaththab r.a.
berkata: Rasulullah saw bersabda, “Janganlah engkau memakai kain sutera, maka
barangsiapa memakainya di dunia, tidak akan memakainya di akhirat.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
210.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa menghadiri jenazah hingga
menshalatkannya, maka ia akan mendapat pahala satu qirath dan barangsiapa
menghadirinya hingga dimakamkan, maka ia akan mendapat pahala dua qirath.”
Ketika ditanya, “Aapakah dua qirath itu?” Nabi saw menjawab, “Sebesar dua bukit
yang besar-besar.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
211.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Saya
telah mendengar Rasulullah saw bersabda, Bagaimanakah pendapatmu seumpama ada
sebuah sungai di muka pintu salah seorang dari kamu, lalu ia mandi daripadanya
setiap hari lima kali, apakah masih ada tertinggal kotorannya?” Para sahabat
menjawab, “Tidak.” Nabi saw bersabda, “Maka demikianlah shalat lima waktu,
Allah akan menghapuskan dosa-dosa dengannya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
212.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata,
“Kekasihku Rasulullah saw pernah berpesan kepadaku supaya berpuasa tiga hari
setiap bulan, shalat dhuha dua rakaat dan shalat witir sebelum tidur.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
213.
Dari Abu Musa r.a. berkata: Nabi saw
bersabda, “Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang diberikan oleh Allah kepadaku
bagaikan hujan yang turun ke tanah, maka ada sebagian tanah yang subur, yang
dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rumput yang banyak sekali. Dan adapula
tanah yang keras menahan air, hingga berguna untuk minuman dan penyiraman kebun
tanaman. Dan ada sebagian tanah yang keras kering tidak dapat menahan air dan
tidak pula menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Demikianlah perumpamaan orang yang
pandai dalam agama Allah dan mempergunakan apa yang diberikan Allah kepadaku,
lalu mengajarkannya dan perumpamaan orang yang tidak dapat menerima petunjuk
Allah yang telah ditugaskan kepadaku.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
214.
Abu Sa’id al-Khudri r.a. mendengar
Rasulullah saw bersabda, “Jika salah seorang kamu melihat mimpi yang disukai,
maka itu dari Allah dan hendaklah diceritakannya kepada orang lain.”Dalam
riwayat lain: “Jangan diberitakan kecuali kepada orang yang engkau sukai. Dan
jika mimpi yang menakutkan, maka itu dari setan dan hendaklah ia berlindung
kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan tidak menceritakannya kepada orang lain,
maka tidak akan berbahaya baginya.
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
215.
Dari Abu Qatadah r.a. berkata: Nabi saw
bersabda, “Impian yang baik dari Allah dan impian yang buruk dari syetan. Maka
barangsiapa bermimpi melihat sesuatu yang tidak disukainya, hendaklah ia
meludah ke sebelah kiri tiga kali dan membaca A’UDZU BILLAAHI MINASY SYATHAANIR
RAJIIM tiga kali, maka tidak akan membahayakannya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
216.
Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah
saw bersabda, “Janganlah salah seorang kamu membangunkan temannya dari tempat
duduknya, kemudian ia duduk padanya. Tetapi hendaklah kamu memperluas
(merenggangkan) untuk memberi tempat.” Adalah Ibnu Umar dalam mempraktekkan
hadits ini, jika seseorang bangun dari majelisnya, ia tidak suka duduk pada
tempat orang itu.
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
217.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Orang yang berkendaraan memberi salam kepada orang
yang berjalan, yang berjalan memberi salam kepada yang duduk dan rombongan yang
sedikit memberi salam kepada rombongan yang banyak.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
218.
Dari Ibnu ‘Abbas r.a. berkata: Nabi saw
bersabda, “Jangan menyendiri seorang lelaki dengan perempuan melainkan harus
ada mahram yang menyertainya. Dan jangan berpergian seorang perempuan melainkan
bersama mahramnya.” Maka ada seseorang bertanya, “Ya Rasulullah, istriku pergi
berhaji sedangkan aku telah tercatat untuk pergi berperang.” Maka Nabi saw
bersabda, “Pergilah engkau berhaji bersama istrimu.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
219.
Dari Abu Musa al-Asy’ari r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Perumpamaan orang Mukmin yang membaca al-Qur’an
adalah bagaikan buah jeruk; baunya harum dan rasanya lezat. Dan perumpamaan
orang mukmin yang tidak dapat membaca al-Qur’an adalah bagaikan kurma; rasanya
lezat dan tidak berbau. Dan perumpamaan orang munafik yang membaca al-Qur’an
adalah bagaikan bunga yang berbau harum dan rasanya pahit. Dan perumpamaan
orang munafik yang tidak membaca al-Qur’an adalah bagaikan buah hanzhal yang
tidak berbau dan rasanya pahit.”
220.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya umatku pada hari kiamat nanti akan
dipanggil dalam keadaan putih cemerlang muka, tangan dan kakinya dari
bekas-bekas wudhu”. Maka barangsiapa ingin memperpanjang kecermelangannya itu,
hendaklah ia melakukannya.
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
221.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Andaikan manusia benar-benar mengetahui keutamaan
shaf pertama dan menyambut adzan kemudian untuk mendapatkan shaf pertama mereka
harus berundi, niscaya mereka akan berundi untuk mendapatkannya. Dan andaikan
mereka mengetahui keutamaan mendatangi shalat berjamaah pada waktu yang awal,
niscaya mereka akan berlomba-lomba untuk mendahuluinya. Dan andaikan mereka
mengetahui keutamaan shalat shubuh dan ‘isya berjamaah, pasti mereka akan
mendatanginya,
meskipun dengan merangkak-rangkak.”
meskipun dengan merangkak-rangkak.”
222.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Apabila telah diserukan adzan untuk shalat maka
berlari mundurlah setan sambil terkentut-kentut, hingga tidak terdengar olehnya
suara adzan itu. Apabila adzan telah selesai, ia pun datang kembali. Kemudian
ia mengganggu hati orang yang shalat, seraya berkata, ‘Ingatlah ini dan
ingatlah itu.’ Padahal yang demikian itu tidak pernah diingatnya sebelum
shalat. Sehingga orang yang shalat itu tidak tahu lagi, sudah berapa rakaatkah
shalat yang dikerjakannya itu.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
223.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Shalat seseorang dengan berjamaah itu dilipatgandakan
(pahalanya) atas shalatnya yang dilakukan di rumah atau di pasarnya dengan
kelipatan dua puluh lima kali. Yang demikian itu karena apabila ia
menyempurnakan wudhu’nya dengan maksud untuk shalat (berjamaah), maka tiadalah
ia melangkahkan kakinya selangkah melainkan terangkat untuknya satu derajat dan
dihapuskan daripadanya satu kesalahannya. Lalu apabila ia melakukan shalat,
maka senantiasalah Malaikat mendoakan atasnya, selama ia masih tetap berada di
tempat shalatnya. (Doa Malaikat itu adalah), ‘Ya Allah, belas kasihanilah dia.
Ya Allah, rahmatilah dia.’ Dan senantiasalah salah seorang kamu dianggap berada
dalam shalat, selama ia menantikan shalat (berjamaah).”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
224.
Zaid bin Tsabit r.a. berkata: Bersabda
Nabi saw, “Hai sekalian manusia, shalatlah di rumah, maka sesungguhnya
seutama-utama shalat seseorang itu adalah di rumahnya, kecuali shalat fardhu.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
225.
Ibnu Umar r.a. berkata: Bersabda Nabi
saw, “Jadikan penghabisan (akhir) shalatmu pada waktu malam dengan shalat
witir.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
226.
Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah
saw bersabda, “Barangsiapa bangun malam pada bulan Ramadhan dan mengerjakan
shalat malam karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah maka diampuni semua
dosanya yang telah lalu.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
227.
Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah
saw bersabda, “Andai aku tidak khawatir akan memberatkan umatku, niscaya
kuwajibkan mereka bersiwak (gosok gigi) pada tiap-tiap shalat.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
228.
Abu Hurairah r.a. berkata: Bersabda
Nabi saw, “Lima macam dari fitrah (kelakuan yang tetap dari sunat para Nabi)
yaitu khitan, mencukur rambut kemaluan, memotong kuku, mencabut bulu ketiak dan
mencukur kumis.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
229.
Ibnu Umar r.a. berkata: Bersabda Nabi
saw, “Cukurlah kumis dan peliharalah jenggot.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
230.
Dari Jabir bin Samurah r.a. berkata:
“Penduduk Kufah mengadukan Sa’ad bin Abi Waqqash r.a. kepada Amirul Mukminin
Umar bin Al-Khaththab r.a. sehingga Umar pun memecatnya dan digantikan oleh
Ammar bin Yasir r.a. Begitu berat pengaduan mereka, hingga mereka mengadukan
bahwa engkau tidak bisa shalat dengan sempurna.” Jawab Sa’ad, “Adapun aku, demi
Allah, memimpin mereka dalam shalat sebagaimana shalat Rasulullah saw tidak
mengurangi sedikit pun daripadanya. Yaitu memanjangkan dua rakaat pertama dan
memendekkan dua rakaat terakhir.” Berkata Umar, “Aku kira engkau memang
demikian adanya, ya Abu Ishaq.” Kemudian Umar mengirim Sa’ad ke Kufah bersama
beberapa orang untuk menanyakan langsung kepada rakyat di sana tentang dirinya.
Setiap masjid didatangi dan kepada jamaah yang ada di situ langsung ditanyakan
tentang Sa’ad. Maka mereka pun menjawab dengan jujur, terus terang dan mereka
semua memuji kebaikan Sa’ad kecuali ketika mereka masuk di masjid bani ‘Abs,
maka ketika ditanyakan tentang Sa’ad ada seorang lelaki bernama Usamah bin
Qatadah yang bergelar Abu Sa’adah menjawab, “Jika engkau bertanya tentang Sa’ad
maka ia adalah orang yang tidak suka keluar
memimpin pasukan perang, kalau membagi tidak pernah rata dan kalau menghukum tidak adil.” Mendengar jawaban seperti itu, Sa’ad menyerahkan urusannya kepada Allah dan berkata, “Ingat, saya hendak berdoa tiga macam yaitu ‘Ya Allah, jika hamba-Mu ini berdusta (yakni Abu Sa’adah), hanya bermaksud mencari muka dan nama, maka panjangkanlah umurnya, jadikan ia miskin sampai tua dan hadapkan ia kepada berbagai fitnah.’” Ternyata doa Sa’ad dikabulkan oleh Allah, sehingga ketika orang itu telah lanjut usia, selalu saja bila orang bertanya tentangnya maka dijawab, “Orang yang telah terkena bala’ oleh doa Sa’ad bin Abi Waqqash r.a.”
(Bukhari – Muslim)
memimpin pasukan perang, kalau membagi tidak pernah rata dan kalau menghukum tidak adil.” Mendengar jawaban seperti itu, Sa’ad menyerahkan urusannya kepada Allah dan berkata, “Ingat, saya hendak berdoa tiga macam yaitu ‘Ya Allah, jika hamba-Mu ini berdusta (yakni Abu Sa’adah), hanya bermaksud mencari muka dan nama, maka panjangkanlah umurnya, jadikan ia miskin sampai tua dan hadapkan ia kepada berbagai fitnah.’” Ternyata doa Sa’ad dikabulkan oleh Allah, sehingga ketika orang itu telah lanjut usia, selalu saja bila orang bertanya tentangnya maka dijawab, “Orang yang telah terkena bala’ oleh doa Sa’ad bin Abi Waqqash r.a.”
(Bukhari – Muslim)
231.
Abdul Malik bin Umar yang meriwayatkan
hadits ini dari Jabir bin Samurah berkata, “Saya sendiri melihat orang itu
telah demikian tuanya, sehingga alisnya hampir menutupi matanya. Tetapi ia
selalu duduk- duduk di tepi jalan mengganggu gadis-gadis yang lewat.”
232.
Dari Abu Waqid (al-Harits) bin ‘Auf
r.a. berkata: Ketika Rasulullah saw duduk di masjid, sedang orang banyak (para
sahabat) duduk pula bersama beliau, tiba-tiba datang tiga orang lelaki. Maka
dua orang diantara mereka menghadap Rasulullah saw, sedang yang seorang lagi
terus pergi. Kemudian kedua orang itu berhenti di hadapan Rasulullah saw. Lalu
salah seorang dari keduanya melihat tempat kosong pada majelis itu, kemudian
duduk padanya. Sedang yang seorang lagi duduk di belakang mereka. Adapun orang
yang ketiga maka ia berpaling dan terus pergi. Ketika Rasulullah saw telah
selesai menyampaikan ajarannya, berliau bersabda, “Sukakah aku beritahukan
kepadamu
tentang ketiga orang itu? Adapun salah seorang dari mereka, maka ia bermaksud mendekatkan diri kepada Allah, maka Allah pun mendekatinya. Yang seorang lagi merasa malu (untuk berdesak-desakkan) maka Allah pun malu (untuk menyiksanya). Sedang orang yang ketiga berpaling, maka Allah pun berpaling dari padanya (tidak memberikan rahmat-Nya).”
(Bukhari – Muslim)
tentang ketiga orang itu? Adapun salah seorang dari mereka, maka ia bermaksud mendekatkan diri kepada Allah, maka Allah pun mendekatinya. Yang seorang lagi merasa malu (untuk berdesak-desakkan) maka Allah pun malu (untuk menyiksanya). Sedang orang yang ketiga berpaling, maka Allah pun berpaling dari padanya (tidak memberikan rahmat-Nya).”
(Bukhari – Muslim)
233.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Ada seseorang yang biasa menghutangkan kepada
orang-orang, maka jika ia menyuruh menagih kepada pesuruhnya, ia selalu
berpesan, ‘Jika kamu mendapati orang itu masih belum dapat membayar, maka
maafkanlah dia, semoga Allah memaafkan kami kelak.’ Maka ketika ia berhadapan
dengan Allah, Allah memaafkannya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
234.
Dari Abu Waqid (al-Harits) bin ‘Auf
r.a. berkata: Ketika Rasulullah saw duduk di masjid, sedang orang banyak (para
sahabat) duduk pula bersama beliau, tiba-tiba datang tiga orang lelaki. Maka
dua orang diantara mereka menghadap Rasulullah saw, sedang yang seorang lagi
terus pergi. Kemudian kedua orang itu berhenti di hadapan Rasulullah saw. Lalu
salah seorang dari keduanya melihat tempat kosong pada majelis itu, kemudian
duduk padanya. Sedang yang seorang lagi duduk di belakang mereka. Adapun orang
yang ketiga maka ia berpaling dan terus pergi. Ketika Rasulullah saw telah
selesai menyampaikan ajarannya, berliau bersabda, “Sukakah aku beritahukan
kepadamu tentang ketiga orang itu? Adapun salah seorang dari mereka, maka ia
bermaksud mendekatkan diri kepada Allah, maka Allah pun mendekatinya. Yang
seorang lagi merasa malu (untuk berdesak-desakkan) maka Allah pun malu (untuk
menyiksanya). Sedang orang yang ketiga berpaling, maka Allah pun berpaling dari
padanya (tidak memberikan rahmat-Nya).”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar