BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Ketahanan Nasional dalam Era Globalisasi
Kehidupan bangsa
Indonesia di Era Globalisasi, di tandai oleh era perdagangan bebas,
dimana produk dari suatu negara dengan bebas dapat masuk dan di perjualbelikan
di negara lain. Kenyataan itu tentu menimbulkan tantangan bagi semua negara
untuk mampu bersaing dalam meningkatkan kualitas produk industrinya, bangsa
Indonesia juga tidak terlepas dari tantangan itu. Ditengah-tengah usaha itu
untuk memperbaiki perekonomian, bangsa Indonesia juga ditantang untuk berjuang
menempatkan bangsa Indonesia sederajat dengan bangsa lain. Oleh karena itu kita
sebagai warga negara Indonesia yang baik tentu memiliki rasa bangga terhadap
produk dalam negeri. Kita harus sadar dan bangga bahwa produksi dalam negeri
tidak kalah dengan produksi luar negeri.
Di era globalisasi
ini persaingan begitu ketat dan tajam pada semua aspek kehidupan.
Dibidang ideologi, kehancuran komunisme di
Eropa Timur memungkinkan liberalisme – kapitalisme mendominasi dunia. Di bidang
politik, pengaruh negara-negara besar sulit di elakan. Dibidang ekonomi,
perdagangan bebas menyebabkan produksi lokal terpental. Di bidang sosial
budaya, pola hidup dan budaya hedonistic (maunya enak, senang saja) mewarnai
semua lapisan dan lingkungan masyarakat. Sedangkan dibidang pertahanan dan
keamanan penguasaan teknologi persenjataan bukan lagi jaminan keamanan
melainkan cenderung sebagai ancaman.
Dalam kondisi seperti
itu, maka hanya orang, masyarakat bangsa dan negara yang memiliki kualitas
sajalah yang berpeluang memenangkan persaingan tersebut dan kunci untuk
mencapai itu adalah sumber daya manusia yang berkualitas dan di dukung oleh
teguhnya pendirian, loyal pada bangsa dan
negara. Terikat pada
tekad, cinta pada tugas, dan semua itu dilakukan sebagai wujud cinta pada tanah
air.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Upaya Pemerintah menghadapi Era Globalisasi
dan perkembangan IPTEK
Dalam menghadapi
globalisasi dan perkembangan IPTEK, pemerintah menetapkan beberapa kebijakan
seperti termuat dalam GBHN sebagai berikut :
1.
Ekonomi Bidang
Kebijakan bidang
ekonomi dalam upaya menghadapi tantangan globalisasi disebutkan sebagai berikut
:
- Mengembangkan perekonomian yang berorientasi global sesuai kemajuan teknologi dengan membangun keunggulan kompetitif berdasarkan keunggulan komparatif sebagai negara maritim dan agraris sesuai kompetensi dan produk unggulan di setiap daerah terutama pertanian dalam arti luas, kehutanan, kelautan, pertambangan, pariwisata, serta industri kecil serta kerajinan rakyat.
- Mengembangkan kebijakan industri, perdagangan dan investasi dalam rangka meningkatkan Persaingan global dengan membuka aksesibilitas yang sama terhadap kesempatan kerja dan berusaha bagi segenap rakyat, dan seluruh daerah melalui keunggulan kompetitif terutama berbasis keunggulan sumber daya manusia dengan menghapus segala bentuk perlakuan diskriminatif dan hambatan.
2. Bidang
Politik
Kebijakan bidang politik dalam upaya
menghadapi tantangan globalisasi disebutkan sebagai berikut :
- Menegaskan arah politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif dan berorientasi pada kepentingan nasional, menitikberatkan pada solidaritas antar negara berkembang mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa-
bangsa, menolak penjajahan dalam segala
bentuk, serta kerja sama internasional bagi kesejahteraan rakyat.
- Meningkatkan kesiapan Indonesia dalam segala bidang untuk menghadapi perdagangan bebas, terutama dalam menyongsong pemberlakuan AFTA, AFEC dan WTO.
- Memperkuat kelembagaan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana penerangan khususnya di luar negeri dalam rangka memperjuangkan kepentingan Nasional di Forum Internasional.
Bidang Agama
Kebijakan bidang Agama dalam upaya
menghadapi tantangan globalisasi disebutkan sebagai berikut :
- Meningkatkan kualitas pendidikan agama melalui penyempurnaan sistem pendidikan agama, sehingga lebih terpadu dan integral dengan sistem pendidikan nasional dengan didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.
- Meningkatkan peran dan fungsi lembaga-lembaga keagamaan dalam ikut mengatasi dampak perubahan yang terjadi dalam semua aspek kehidupan untuk memperkokoh jati diri dan kepribadian bangsa, serta memperkuat kerukunan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Bidang
Pendidikan
Kebijakan bidang Pendidikan dalam upaya
menghadapi tantangan globalisasi dan perkembangan IPTEK antara lain :
- Meningkatkan kemampuan akademik dan kesejahteraan tenaga kependidikan sebagai tenaga kependidikan sebagai tenaga pendidikan mampu berfungsi secara optimal terutama dalam peningkatan pendidikan watak dan budi pekerti agar dapat mengembalikan wibawa lembaga dan tenaga pendidikan.
- Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang diselenggarakan baik oleh masyarakat maupun pemerintah untuk memantapkan sistem
pendidikan yang efektif dan efisien
dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Bidang
Sosial Budaya
Kebijakan bidang sosial budaya dalam
upaya menghadapi tantangan globalisasi dan perkembangan IPTEK sebagai berikut :
- Mengembangkan dan membina kebudayaan Nasional bangsa Indonesia yang bersumber dari warisan budaya leluhur bangsa, budaya nasional yang mengandung nilai-nilai universal, termasuk kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam rangka mendukung terpeliharanya kerukunan hidup bermasyarakat dan berbangsa dan bernegara.
- Memberantas secara sistematis perdagangan dan penyalahgunaan narkotika dan obat-obat terlarang dengan memberikan sanksi yang seberat-beratnya kepada produsen, pengedar dan pemakai.
- Melindungi segenap generasi muda dari bahaya destruktif, terutama bahaya penyalahgunaan narkotika, obat-obatan terlarang dan narkotika lainnya melalui gerakan pemberantasan dan peningkatan kesadaran masyarakat akan bahaya penyalahgunaan narkotika.
B.
Membangun Masyarakat Indonesia Modern Sesuai Budaya Bangsa.
Kemerdekaan
memberikan kesempatan kepada bangsa kita untuk mewujudkan cita-citanya, yaitu
membangun manusia Indonesia seutuhnya. Dengan berpedoman pada Pancasila, bangsa
Indonesia membangun masyarakat Indonesia modern sesuai budaya bangsa.
Terwujudnya
masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya asing, maju
dan sejahtera, dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia yang didukung
oleh manusia Indonesia yang sehat, mandiri, beriman, Bertakwa, cinta tanah air,
berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai IPTEK serta berdisiplin.
Dalam visi GBHN 1999
menunjukkan bahwa nilai-nilai kemanusiaan menjadi ukuran segala upaya pemodernan
masyarakat. Keberhasilan pembangunan
senantiasa harus
dinilai berdasarkan kenyataan sejauh mana proses dan juga hasil-hasil
pembangunan telah mengangkat martabat manusia Indonesia. Martabat manusia
hendaklah menjadi ukuran terhadap keberhasilan gerak pembangunan, namun
ironisnya kadang-kadang atas nama modernitas pembangunan tidak jarang justru
diwarnai dengan tindakan-tindakan yang tidak memanusiakan manusia, misalnya :
- Perlakuan sewenang-wenang terhadap buruh dan rakyat kecil
- Penggusuran permukiman penduduk secara paksa demi mendirikan bangunan prestisius.
- Tindak kekerasan
- Pencemaran lingkungan
- Penyelewengan pemanfaatan teknologi
- Upaya mendorong masyarakat bersikap materialistik dan hedonistic melalui berbagai iklim
Itulah kenyataan yang
sebenarnya, terwujudnya masyarakat Indonesia yang modern dan manusiawi harus
terus diperjuangkan. Dengan berbekal kemampuan IPTEK yang tangguh serta wawasan
kemanusiaan yang luas kita siap menapaki era globalisasi dan kemajuan IPTEK
menuju masyarakat Indonesia yang manusiawi.
C. Kehidupan yang diharapkan dalam Era Globalisasi
Ketika pembangunan
kita memasuki era globalisasi diperkirakan kita hidup dalam suasana penuh
persaingan, perdagangan bebas, dan hubungan antar bangsa yang semakin terbuka.
Untuk itu diperlukan persiapan yang matang dan memadai. Dengan demikian,
gambaran kehidupan yang sesuai dengan era itu antara lain sebagai berikut :
·
Kualitas sumberdaya manusia yang tinggi, antara lain
tercermin dari kemampuan profesionalismenya untuk memenuhi kebutuhan
pembangunan.
·
Semakin handalnya sumber pembiayaan pembangunan yang berasal
dari dalam negeri yang berarti semakin kecil ketergantungan pada sumber
pembiayaan dari luar negeri.
·
Kemampuan untuk memenuhi sendiri kebutuhan yang paling pokok
agar tidak menimbulkan berbagai keraguan.
·
Ketahanan ekonomi yang tangguh dan memiliki daya saing
tinggi.
·
Etos kerja dan disiplin masyarakat yang tinggi.
·
Selain itu, perlu diperhatikan juga situasi internasional.
Baik situasi politik, ekonomi, maupun keamanan. Karena hal itu akan dapat
mempengaruhi perkembangan kehidupan kita baik langsung ataupun tidak langsung.
Dan pada akhirnya akan dapat mengganggu tercapainya sasaran pembangunan
nasional.
D.
Tatanan
Kehidupan Abad Teknologi Canggih yang Berdasarkan Pancasila
Sekarang ini ilmu
pengetahuan dan teknologi telah berkembang begitu cepat dan canggih hal itu
memacu adanya perubahan di berbagai aspek kehidupan. Perubahan yang di sebabkan
oleh masuknya teknologi modern, dirasakan sebagai suatu hal yang sangat cepat
dan mendesak. Indonesia sebagai negara berkembang sangat merasakan hal itu,
dengan demikian. Indonesia harus melakukan alih teknologi untuk mempertahankan
kehidupannya di tengah pergaulan dengan negara lain.
Proses alih teknologi
itu bukan hanya langsung meniru dan menerapkan hasil budaya bangsa asing. Akan
tetapi bangsa Indonesia harus bersikap terbuka dengan masuknya hasil budaya
bangsa asing tersebut. Karena apabila, tidak bersikap terbuka, berarti bangsa
Indonesia menutup diri dengan segala
kemajuan yang terjadi,
dan dikhawatirkan bangsa Indonesia akan ketinggalan dengan bangsa/ negara lain.
Tentu saja, hal itu tidak kita harapkan. Namun perlu di ingat dengan adanya
proses alih teknologi, kita harus menyiapkan segala kondisi fisik alamiah
maupun sosial. Hal itu dimaksudkan agar kita tidak kehilangan kepribadian
bangsa. Kita sebagai bangsa Indonesia patut bersyukur karena mempunyai landasan
kepribadian yang cukup kuat, yaitu Pancasila.
E.
Pentinya
Pemantapan Rasa Kebangsaan dan Kebanggaan Nasional Terhadap Kreasi dan Produksi
dalam Negeri
Dengan belajar dari
pengalaman bangsa lain, bangsa Indonesia sejak dahulu telah mempunyai semangat
kebangsaan dan kebanggaan nasional yang tinggi. Namun untuk sekarang ini lebih
dikembangkan lagi dengan apa yang kemudian dikenal wawasan kebangsaan. Inti
dari konsep itu adalah loyalitas warga negara terhadap bangsa dan negaranya.
Bentuk loyalitas itu antara lain sebagai berikut :
·
Mengaku sebagai warga negara Indonesia. Hal itu berarti
mempunyai suatu kesadaran untuk mengakui sebagai pendukung cita-cita dan tujuan
yang menjadi jati diri bangsa Indonesia.
·
Bangga sebagai bangsa Indonesia. Dengan memiliki rasa
bangga, maka akan timbul rasa cinta yang kemudian akan rela berkorban demi
kepentingan bangsa.
·
Mempunyai rasa solidaritas sosial yang tinggi kita sebagai
manusia tidak dapat hidup sendiri. Oleh karena itu, kita harus mempunyai rasa
solidaritas sosial yang tinggi. Sikap dan perilaku tersebut dapat diwujudkan
dengan bekerja sama dan tolong menolong terhadap orang lain.
F. Pengaruh
Era Globalisasi dan Kemajuan Iptek dalam Penegakan Nilai-Nilai Kemanusiaan
Di era globalisasi ini, ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) menjadi faktor yang sangat mempengaruhi kehidupan IPTEK menjadi faktor
penentu keberadaan dan kemajuan masyarakat. Kecenderungan ke arah globalisasi
dan pemanfaatan IPTEK akan terlindas oleh kemajuan bangsa-bangsa lain.
Berkat kemajuan
IPTEK, kini kita begitu mudah berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat
dunia. Terjadinya proses akulturasi dan pengaruh nilai-nilai kebudayaan antar
bangsa secara langsung ataupun tidak langsung dapat mempengaruhi nilai, tata hidup,
gaya hidup, sikap hidup,maupun pikiran kita. Untuk itu diperlukan sikap
bijaksana, yaitu kesediaan untuk membuka diri terhadap tuntutan zaman,
sekaligus waspada terhadap nilai-nilai sosial budaya dari luar. Hanya
nilai-nilai yang sesuai dengan kepribadian kita yang kita serap.
Dengan
meningkatnya hubungan antar bangsa di dunia, maka pengaruh tata nilai dan
budaya luar akan makin tinggi pula masuk ke Indonesia. Akibatnya kalau kita
tidak mempunyai ketahanan mental, ideologi, dan kewaspadaan kita dapat menjadi
korban globalisasi dan pergaulan antar bangsa. Sadar akan besarnya bahaya yang
akan mengancam moralitas bangsa, pemerintah mengambil langkah-langkah guna
mempertahankan kepribadian bangsa Indonesia kepribadian yang dimaksud adalah
kepribadian yang berakar dan bersejarah dan kebudayaan Indonesia. Yaitu
kebudayaan yang menghargai keserasian dan keselarasan sebagai nilai esensial.
G. Nilai-Nilai yang Dapat Merusak Kepribadian Bangsa
Adapun beberapa
nilai-nilai yang tidak sesuai atau lebih – lebih yang dapat merusak kepribadian
bangsa yang harus kita tolak, misalnya :
- Asas Kesejahteraan dan Keamanan. Sekularisme, yaitu paham atau pandangan falsafah yang berpendirian bahwa moralitas tidak perlu didasarkan pada ajaran agama.
- Individualisme, yaitu sikap yang mementingkan kepentingan sendiri
- Hedonisme, yaitu paham yang melihat bahwa kesenangan atau kenikmatan menjadi tujuan hidup dan tindakan manusia
- Materialisme, yaitu sikap yang selalu mengutamakan dan mengukur segala sesuatu berdasarkan materi. Hubungan batiniah tidak lagi menjadi bahan pertimbangan dalam hubungan antar manusia
- Ekstremisme, yaitu pikiran atau tindakan seseorang yang melampaui batas kebiasaan / norma-norma yang ada dan berlaku di suatu tempat
- Chauvinisme, yaitu paham yang mengagung-agungkan bangsa sendiri dan merendahkan bangsa lain
- Elitisme, yaitu sikap yang cenderung bergaya hidup berbeda dengan rakyat kebanyakan
- Konsumenisme, yaitu paham atau gaya hidup menganggap barang-barang sebagai ukuran kebahagiaan dan kesenangan
- Diskriminatif, yaitu sifat seseorang yang suka membeda-bedakan antar yang satu dengan lainnya
- Glamoristik, yaitu sikap atau gaya hidup suka menonjolkan kemewahan
H. Asas
– Asas Ketahanan Nasional dan Sifat Ketahanan Nasional
- Asas Ketahanan Nasional Indonesia adalah tata laku berdasarkan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, dan Wawasan Nusantara Kesejahteraan dan keamanan dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan dan merupakan kebutuhan manusia yang mendasar dan esensial. Kesejahteraan dan Keamanan merupakan asas dalam sistem kehidupan nasional tidak akan dapat berlangsung, kesejahteraan dan keamanan merupakan nilai intrinsik yang ada pada sistem kehidupan nasional itu sendiri, kesejahteraan dan keamanan harus selalu berdampingan pada kondisi apapun.
- Asas Komprehensif Integral atau menyeluruh Terpadu. Sistem kehidupan nasional mencakup segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh,
menyeluruh dan terpadu (komprehensif
integral) dalam bentuk perwujudan persatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi
dan selaras dari seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
·
Asas Mawas Kedalam dan Mawas Keluar. Sistem kehidupan
nasional merupakan perpaduan segenap aspek kehidupan bangsa yang saling
berinteraksi termasuk dengan lingkungannya. Dalam proses interaksi tersebut,
dapat timbul berbagai dampak, baik yang sifatnya positif maupun negatif untuk
itu diperlukan sikap :Mawas ke Dalam, yang
bertujuan menumbuhkan hakikat, sifat, dan kondisi kehidupan nasional,
berdasarkan nilai-nilai kemandirian yang proporsional untuk meningkatkan
kualitas dan derajat bangsa yang ulet dan tangguh. Dalam hal ini ketahanan
nasional bukan berarti mengandung sikap isolasi atau nasionalisme sempit. Mawas ke Luar, yang
bertujuan untuk dapat mengantisipasi dan berperan serta mengatasi dampak
lingkungan strategis luar negeri dan menerima kenyataan adanya interaksi dan
ketergantungan dengan dunia internasional. Kehidupan nasional harus mampu
mengembangkan kekuatan nasional untuk memberikan dampak keluar dalam bentuk
daya tangkal dan daya tawas. Interaksi dengan pihak lain diutamakan dalam
bentuk kerjasama yang saling menguntungkan.
- Asas Kekeluargaan. Asas kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong, tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam asas ini diakui adanya perbedaan tersebut harus dikembangkan secara serasi dalam hubungan kemitraan agar tidak berkembang menjadi konflik yang bersifat saling menghancurkan.
I. Sifat Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional
memiliki sifat yang terbentuk dari nilai –nilai yang terkandung dalam landasan
dan asas-asasnya, yaitu :
·
Mandiri. Ketahanan Nasional percaya pada kemampuan dan
kekuatan sendiri serta pada keuletan dan ketangguhan, yang mengandung prinsip
tidak mudah menyerah, dengan tumpuan pada identitas, integritas, dan
kepribadian bangsa. Kemandirian (independency) ini merupakan prasyarat untuk
menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dalam perkembangan global
(independency).
·
Dinamis. Ketahanan Nasional tidak tetap, namun dapat
meningkat atau menurun tergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara
serta kondisi lingkungan strategisnya. Karena itu upaya peningkatan Ketahanan
Nasional harus senantiasa diorientasikan ke masa depan dan dinamikanya
diarahkan untuk mencapai kondisi kehidupan nasional yang lebih baik.
·
Wibawa. Keberhasilan pembinaan Ketahanan Nasional yang
berlanjut dan berkesinambungan akan meningkatkan kemampuan dan kekuatan bangsa,
yang menjadi faktor yang diperhitungkan oleh pihak lain. Makin tinggi tingkat
ketahanan nasional Indonesia. Makin tinggi nilai kewibawaan nasional yang
berarti makin tinggi pula tingkat daya tangkal yang dimiliki oleh bangsa dan
negara Indonesia.
·
Konsultasi dan Kerjasama. Ketahanan Nasional Indonesia tidak
mengutamakan sikap konfrontatif dan antagonistis, tidak mengandalkan kekuasaan
dan kekuatan fisik, tetapi lebih mengutamakan sikap konsultatif, kerjasama,
serta saling menghargai dengan mengandalkan kekuatan moral dan kepribadian
bangsa
J. Faktor
Pendukung dan Penghambat Pencapaian Tujuan Pembangunan di Era Globalisasi
Kita perlu bersyukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kondisi yang baik kepada kita
bersama. Kondisi itu merupakan potensi yang sangat mendukung kelancaran dan
keberhasilan pembangunan Nasional, yang sekarang memasuki Era Globalisasi.
Adapun potensi yang
mendukung tercapainya pembangunan di era globalisasi antara lain sebagai
berikut :
- Suasana Keterbukaan. Bangsa Indonesia tidak menutup diri dari segala sesuatu yang berasal dari luar, baik dalam bentuk kemajuan IPTEK maupun berbagai pola hidup, pola pikir, dan berbagai konsep hidup untuk suatu pembaharuan. Namun hal itu tidak bertentangan dengan nilai luhur Pancasila.
- Penghargaan Terhadap Hasil Karya Seseorang. Seseorang akan terdorong untuk bertanya dan mencipta apabila hasil karyanya di hargai oleh orang lain atau Pemerintah. Penghargaan membuat seseorang menjadi lebih kreatif. Karya-karya dalam berbagai bidang, khususnya IPTEK akan lahir dalam bentuk penemuan baru. Hal itu akan menguntungkan bagi kemajuan hidup kita, sehingga tidak selamanya kita harus mengimpor barang yang kita butuhkan dari luar negeri.
- Sistem Mobilitas Sosial terbuka. Berdasarkan pasal 27 ayat (1) dan (2) UUD 1945 dapat disimpulkan bahwa negara kita menganut sistem mobilitas sosial terbuka. Artinya setiap warga negara boleh mengubah status dan kedudukan sosialnya dari status rendah ke status yang lebih tinggi. Hal ini sejalan dengan ciri masyarakat modern. Setiap orang tidak dihambat untuk meningkatkan derajat dan kualitas hidupnya. Orang tidak perlu merasa khawatir untuk mencapai kemajuan, meskipun mereka berasal dari kalangan rakyat jelata, suku, agama atau golongan minoritas. Kondisi itu akan mendorong seseorang untuk bekerja keras, berusaha meningkatkan kualitas dirinya yang akan sangat mendukung kemajuan bangsa Indonesia.
- Tingkat Pendidikan Masyarakat yang Semakin Maju. Semakin banyak rakyat yang berpendidikan atau berkualitas akan sangat mendukung tercapainya proses lepas landas, karena kebutuhan tenaga ahli atau terampil dapat terpenuhi dengan sendirinya, tidak harus mendatangkan
dari luar negeri yang biayanya sangat
mahal. Selain itu masyarakat yang berpendidikan akan mudah menerima
pembaharuan.
Perlu di ketahui,
selain terdapat beberapa faktor pendukung dalam melaksanakan pembangunan.
Khususnya memasuki era globalisasi terdapat beberapa penghambat sebagai berikut
:
·
Budaya Ketergantungan Kepada Pemerintah. Salah satu ciri
negara modern adalah rakyatnya bersifat mandiri dengan berbagai kreativitas
untuk menciptakan sesuatu, sepanjang tidak melanggar undang-undang yang
berlaku. Rakyat yang bersifat pesimisakan selalu menyerahkan
segalanya kepada pemerintah, tanpa ada partisipasi dan kemauan untuk memajukan
masyarakatnya akhirnya mereka menjadi masyarakat yang masa bodoh, sehingga
sulit dibawa ke arah kemajuan.
·
Berbagai Sikap mental yang Jelek. Sikap mental yang jelek
yang memperlemah kita sebagai pelopor pembangunan harus ditinggalkan, sebagai
berikut :
·
Sikap main potong kompas yaitu mencapai sesuatu dengan berbagai
cara tanpa mempedulikan cara tersebut dibenarkan atau tidak di benarkan oleh
undang-undang.
·
Sikap mengandalkan orang lain, yaitu mendapatkan sesuatu dengan
mengandalkan orang lain yang dianggap mempunyai kekuasaan, kelebihan dan
jabatan sehingga tidak mau berusaha karena merasa memiliki perisai buat yang
dapat diharapkan setiap waktu.
·
Sikap menggampangkan dan melihat
sesuatu dari segi kemudahannya saja, sehingga membuat orang tidak teliti dan tidak sabar.
·
Etos kerja yang masih rendah
·
Adanya korupsi, kolusi dan kebocoran keuangan Negara
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Kehidupan bangsa
Indonesia di Era Globalisasi, di tandai oleh era perdagangan bebas,
dimana produk dari suatu negara dengan bebas dapat masuk dan di perjualbelikan
di negara lain. Kenyataan itu tentu menimbulkan tantangan bagi semua negara
untuk mampu bersaing dalam meningkatkan kualitas produk industrinya, bangsa Indonesia
juga tidak terlepas dari tantangan itu. Ditengah-tengah usaha itu untuk
memperbaiki perekonomian, bangsa Indonesia juga ditantang untuk berjuang
menempatkan bangsa Indonesia sederajat dengan bangsa lain. Oleh karena itu kita
sebagai warga negara Indonesia yang baik tentu memiliki rasa bangga terhadap
produk dalam negeri. Kita harus sadar dan bangga bahwa produksi dalam negeri
tidak kalah dengan produksi luar negeri.
MAKALAH
PENDIDIKAN
KEWIRA’AN
KETAHANAN NASIONAL DALAM
MENGHADAPI ERA GLOBALISASI
Dosen
Pembimbing: TAFTAZANI

Disusun Oleh:
SURYADI
ADI SAPUTRA
NURASIAH
ELIZA
MISNIATI
RUANG/SEMESTER: A/II (DUA)
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)
KABUPATEN TEBO
TAHUN AKADEMIK 2012/2013
KATA PENGANTAR
Dengan ucapan
Alhamdulillahlirabbilalamin sebagai rasa terima kasih dan puji syukur kepada Allah SWT makalah ini dapat
terselesaikan. Adapun salah satu tujuan dari disusunnya makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar. Atas selesainya
makalah ini tentunya tidak lepas dari kerjasama yang baik dalam kelompok
penyusun makalah dan dalam kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima
kasih kepada Bapak TAFTAZANI selaku dosen pembimbing mata kuliah Strategi
Belajar Mengajar yang dalam hal ini juga sebagai pemberi tugas.
Tentunya dalam penyusunan
makalah ini banyak terdapat kesalahan, baik dari segi kosakata maupun dari segi
pengertian. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan agar dalam pembuatan makalah-makalah di masa mendatang dapat lebih
baik lagi. Segala saran dan masukan atas kekurangan makalah ini, tim penyusun
makalah terima dengan pikiran terbuka dan ucapan terima kasih.
Muara Tebo
april 2013
penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
.....................................................................................................
DAFTAR ISI
...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
...............................................................................................
1. LATAR BELAKANG
.................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
................................................................................................
a. upaya pemerintah dalam
menghadapi era globalisasai
b. membangun masyarakat
indonesi modern
c. kehidupan yang di haraf
kan dalam era globalisasi
d. tatanan kehidupan
e. penting nya pemantapan
rasa kebangsaan
f. pengaruh era globalisasi
g. nilai yang merusak
kepribadian bangsa
h. asas-asas ketahanan
nasional
i.
sifat ketahanan nasional
BAB III PENUTUP
........................................................................................................
A. KESIMPULAN
..........................................................................................................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar