DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL................................................................................................
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………….I
DAFTAR
ISI ……………………………………………………………………11
BAB
I. PENDAHULUAN
1. Latar belakang ………………………………………………………...1
2. Permasalahan ………………………………………………………….
BAB
II. PEMBAHASAN
1. Kebudayaan melayu Jambi ………………………………………...…2
2. Mata pencaharian ……………………………………………………..3
a) Sawah
b) Ladang
3. Kerajinan ……………………………………………………………..5
1. Anyaman
2. Tenun dan batik motif flora
3. Ukir kayu betung
4. Kesenian ………………………………………………………………6
a) Seni tari
b) Seni musik dan teater
c) Seni sastra
REFRENSI
………………………………………………………………………14
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Indonesia
adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki banyak wilayah yang terbentang
di sekitarnya. Ini menyebabkan keanekaragaman suku, adat istiadat dan
kebudayaan dari setiap suku di setiap wilayahnya. Hal ini sungguh sangat
menakjubakan karena biarpun Indonesia memiliki banyak wilayah, yang berbeda
suku bangsanya, tetapi kita semua dapat hidup rukun satu sama lainnya.
Namun,
sungguh sangat disayangkan apabila para generasi penerus bangsa tidak
mengtehaui tentang kebudayaan dari setiap suku yang ada. Kebanyakan dari mereka
hanya mengetahui dan cukup mengerti tentang kebudayaan dari salah satu suku
yang ada di Indonesia, itu juga karena pembahasan yang sering dibahas selalu
mengambil contoh dari suku yang itu-itu saja.
Sejak
ratusan tahun lalu provinsi jambi dihuni oleh etnis melayu, seperti suku
Kerinci, Suku Batin, suku Bangsa Dua Belas, suku Penghulu, dan suku Anak dalam.
Namun juga ada etnis pendatang. Perjalanan sejarah yang dialami etnis melayu
telah melatar belakangi budaya melayu di Jambi.
Setiap
kebudayaan itu bersifat dinamis akan perubahan bahkan mungkin hilang sama
sekali. Penyebabnya adalah perkembangan kebudayaan, pengaruh budaya luar,
kurangnya kesadaran masyarakat, dan lemahnya jiwa kebudayaan para remaja
sebagai generasi penerus nilai-nilai kebudayaan bahkan itu mungkin dan telah
terjadi di provinsi jambi.
Dalam
penulisan makalah ini kami akan membahas tentang kebudayaan melayu Jambi yang
dibatasi pada unsur budaya, mata pencaharian, kerajinandan seni masyarakat
melayu Jambi. Setidaknya dapat memberikan gambaran tentangkebudayaan melayu
Jambi.
B. PERUMUSAN
MASALAH
Adapun perumusan yang di bahas dalam makalah ini
adalah:
Ø Kebudayaan melayu Jambi
Ø Mata pencaharian
Ø Kerajinan
Ø Kesenian
1
BAB II
PEMBAHASAN
a. KEBUDAYAAN
MELAYU JAMBI
Jauh
sebelum abad masehi etnis melayu setelah mengembangkan suatu corak kebudayaan
melayu pra sejarah di wilayah pengunungan dan dataran tinggi. Masyarakat
pendukung kebudayaan melayu pra sejarah adalah suku Kerinci dan suku Batin.
Orang kerinci di perkirakan telah menepati caldera danau kerinci sekitar tahun
10.000 SM sampai tahun 2000 SM. Suku Kerinci dan termasuk juga suku Batin
adalah suku tertua di Sumatera. Mereka telah mengembangkan kebudayaan batu
seperti kebudayaan Neolitikum.
Kehadiran
agama buda sekitar abad 4 M telah mendorong lahir dan berkembangnya suatu corak
kebudayaan buddhis. Kebudayaan ini di identifikasikan sebagai corak kebudayaan
melayu kuno. Masyarakat pendukung kebudayaan melayu buddis yang masih ada di
Jambi adalah suku anak dalam (kubu). Namun peningalan momental kebudayaan
melayu Buddishis adalah bangunan candi-candi yang tersebar dikawasan daerah
aliran sungai (DAS) batanghari, salah satu di antaranya ialah situs candi muara
Jambi. Pada masa kebudayaan buddhis sedang mengalami kemunduran sekitar abad
11-14 M, maka bersamaan waktunya di daerah jambi mulai berkembang suatu
corak kebudayaan islam. Kehadiran Islam diperkirakan pada abad 7 M dan sekitar
abad 11M Islam mulai menyebar ke seluruh lapisan masyarakat pedalaman
Jambi. Dalam penyebaran Islam ini maka pulau berhala dipandang sebagai pulau
yang sangat penting dalam sejarah Islam di Jambi. Karena sejarah mencatat bahwa
dari pulau berhala itulah agama Islam disebarkan keseluruh pelosok daerah
Jambi. Kehadiran Islam ini membawa perubahan mendasar bagi kehidupan social/
masyarakat melayu Jambi. Agama Islam pelan-pelan tapi pasti, mulai mengeser
kebudayaan melayu buddhis sampai berkembangnya corak kebudayaan melayu Islam.
Kebudayaan
daerah tidak lain adalah kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah
masyarakat local sebagai pendukungnya. Sedangkan yang dimaksud dengan
kebudayaan melayu jambi adalah kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah
etnis melayu Jambi.
2
b. MATA
PENCAHARIAN
Mata
pencaharian masyarakat Jambi adalah bertani, berjualan, panen getah dan
melaut Di Jambi sendiri kebanyakan daerahnya adalah berupa hutan. Sehingga mata
pencaharian mereka didominasi oleh para petani biasanya pula mereka yang
bertani berasal dari pedesaan. Dalam hal bertani, sama seperti kota-kota
lainnya yang terletak di daratan rendah, adalah bertanam padi pada lahan
kosong. Sedangkan dalam hal melaut, mencari ikan di sungai merupakan mata
pencaharian tambahan, begitu juga mencari dalam hal mencari hasil hutan.
Usaha-usaha
tambahan ini biasanya dilakukan sambil menunggu panen atau menunggu musim tanam
berikutnya. Karena di Jambi sendiri juga dihuni oleh masyarakat keturunan
TiongHua, maka di zaman sekarang ini banyak pula warga masyarakat kaeturunan
Cina di Jambi yang mencari pendapatan melalui proses berdagang. Ada yang
berdagang mas, berdagang sembako dan adapula yang berdagang bahan-bahan
material.
Orang
jambi tradisional menamai tempat mereka bertani diantaranya adalah:
a) Sawah
Terdapat tiga model sawah yaitu:
1. Sawah payau
Adalah
sawah yang dibuat di atas sebidang tanah yang secara alamiah telah mendapat air
dari suatu sumber air, atau tanahnya sendiri telah mengandung air.
2. Sawah tadah hujan
Adalah
sebidang tanah kering yang diolah dengan mengunakan cangkul atau bajak yang
diberi galangan atau pematang sedangkan pengairannya sangat tergantung pada
hujan.
3. Sawah irigasi
Adalah
sejenis tanah yang digarap dengan sistem irigasi, tanah ini diolah dengan cara
memakai sumber air dari mata air atau sungai.
3
b) Ladang
Ada dua macam ladang yaitu:
1. Umo renah
Adalah
ladang yang cukup luas yang terbentang pada sebidang tanah yang subur dan rata.
Tanah tersebut terdapat di pingir-pingir sungai dan dilereng-lereng bukit yang
mendatar.
2. Umo talang
Adalah
ladang yang dibuat orang di dalam hutan belukar yang letaknya jauh dari
pedesaan, dan biasanya pada umo talang orang akan membuat pondok yang biasa
digunakan untuk menungu panen tiba.
Ternyata dalam mereka melakukan hal
dalam mata pencaharian ada memiliki adat istiadat yang digunakan, contoh dalam
anak undang nan dua belas terdapat ayat yang menyatakan seperti ini, “umo
berkandang siang, ternak berkandang malam”. Yang memiliki arti adalah para
petani harus menjaga sawah atau tanamannya pada siang hari, bagi yang punya
kerbau mengurung pada malam hari. Dan apabila tanaman padi petani dimakan atau
dirusak pada sinag hari maka pemilik ternak tidak dapat diminta ganti rugi,
namun bila tanamannya dirusak pada malam hari maka pemilik ternak dapat
dimintai ganti rugi.
dalam mengolah tanah orang jambi
juga mengunakan cara yang tradisional seperti pengunaan kincir air sebagai
sistem perairan, cangkul, sabit, parang serta bajak kerbau.
Sedangkan penduduk daerah jambi
terutama yang bermukim di sepanjang bantalan sungai batanghari dan anak
sungainya agaknya memahami benar bahwa air itu adalah sumber kehidupan. Sehinga
umumnya penduduk ini bermata pencaharian sebagai nelayan oleh karena itu
dikenal perkampungan nelayan adalah perkampungan yang berada di pingir pantai
dan di pingir sungai batanghari. Oleh karena itu, hampir setiap rumah penduduk
di daerah ini memiliki alat penangkapan ikan tradisional yang dikenal dengan:
tanguk, sauk, jalo, mentaben, guntang, geruguh, lukah, serkap, jelujur, onak,
saruo, tamban, rawai, tiruk, lulung, pukat hanyut, lenggian, sangkar ikan. Yang
pada umumnya di buat sendiri dengan mengunakan bahan-bahan yang tersedia dengan
cara dan bentuk yang tradisional.
4
3. KERAJINAN
Provinsi
Jambi sangat kaya akan kerajinan daerah, salah satu bentuk kerajinan daerahnya
adalah:
a. Anyaman
anyaman yang berkembang dalam bentuk
aneka ragam. Kerajinan anyaman di buat dari daun pandan, daun rasau, rumput
laut, batang rumput resam, rotan, daun kelapa, daun nipah, dan daun rumbia.
Hasil anyaman ini bermacam–macam, mulai dari bakul, sumpit, ambung,
katang–katang, tikar, kajang, atap, ketupat, tudung saji, tudung kepala dan
alat penangkap ikan yang disebut Sempirai, Pangilo, lukah dan sebagainya.
b. Tenun dan batik motif flora
Tenun dntenun yang sangat terkenal,
yaitu tenunan dan batik motif flora. Batik biasa kita tau kebanyakan berasal
dari pulau Jawa. Namun sesungguhnya seni batik itu tak hanya berada di pulau
Jawa saja, beberapa daerah di Sumatera pun juga memiliki seni batik tersendiri.
Ini terbukti banyaknya hasil batik yang di hasilkan dari Jambi, baik buatan
pabrik maupun produksi rumah tangga. Produk batik dapat berkembang hingga
sampai pada suatu tingkatan yang membanggakan baik desain maupun prosesnya.
Begitu pula dengan batik yang ada tumbuh dan berkembang di daerah Jambi.
Pada
zaman dahulu batik Jambi hanya dipakai sebagai pakaian adat bagi kaum bangsawan/raja
Melayu Jambi. Hal ini berawal pada tahun 1875, Haji Muhibat beserta keluarga
datang dari Jawa Tengah untuk menetap di Jambi dan memperkenalkan pengolahan
batik. Motif batik yang diterapkan pada waktu itu berupa motif – motif ragam
hias seperti terlihat pada ukiran rumah adat Jambi dan pada pakaian pengantin,
motif ini masih dalam jumlah yang terbatas. Penggunaan motif batik Jambi, pada
dasarnya sejak dahulu tidak dikaitkan dengan pembagian kasta menurut adat,
namun sebagai produk yang masih eksklusif pemakaiannya dan masih terbatas di
lingkungan istana.
Dengan
berkembangnya waktu, motif yang dipakai oleh para raja dan keluarganya saat ini
tidak dilarang digunakan oleh rakyat biasa. Keadaan ini menambah pesatnya
permintaan akan kain batik sehingga berkembanglah industri kecil rumah tangga
yang mengelola batik secara sederhana.
5
Perkembangan
batik sempat terputus beberapa tahun, dan pertengahan tahun 70-an ditemukan
beberapa lembar batik kuno yang dimiliki oleh salah seorang pengusaha wanita “Ibu
Ratu Mas Hadijah” dan dari sanalah batik
Jambi
mulai digalakkan kembali pengembangannya. Salah seorang ibu yang turut juga
membantu perkembangan pembatikan di Jambi adalah Ibu Zainab dan Ibu Asmah yang
mempunyai keterampilan membatik di Seberang Kota.
Pada
mulanya pewarnaan batik Jambi masih menggunakan bahan-bahan alami dari
tumbuh-tumbuhan yang terdapat di dalam hutan daerah Jambi, seperti :
1. Kayu Sepang menghasilkan warna
kuning kemerahan.
2.
Kayu Ramelang menghasilkan warna merah kecokelatan.
3.
Kayu Lambato menghasilkan warna kuning.
4.
Kayu Nilo menghasilkan warna biru.
Warna-warna tersebut merupakan warna
tradisional batik Jambi, yang mempunyai daya pesona khas yang berbeda dari
pewarna kimia.
c) Ukir kayu betung
Merupakan kerajinan ukir kayu yang terdapat di Desa Betung.
Kabupaten Batanghari. Para pengrajin memanfaatkan produk kayu hutan yang banyak
terdapat di Jambi. Jenis kayu yang banyak dipakai sebagai bahan baku adalah
rengas, meranti dan jelutung. Sebagian besar produknya untuk perabot rumah tangga
seperti meja, kursi dan tempat tidur.
4. KESENIAN
mengenai
seni dapat di bagi kedalam:
a) seni tari
Seni tari daerah Jambi cukup banyak ragam serta coraknya,
dimana pada tiap-tiap daerah mempunyai ciri sesuai dengan keadaan daerah serta
suku dalam kelompok masyarakat adat yang bersangkutan. Dari sekian banyak corak
dan ragamnya seni tari daerah Jambi, namun sudah banyak pula yang hampir tidak
dikenal bahkan dilupakan oleh lingkungan masyarakat yang bersangkutan. Beberapa
seni tari yang dikenal di Provinsi Jambi, yaitu:
6
a. Kota Jambi
·
Tari Sekapur Sirih
Tari
ini diciptakan oleh Firdaus Chatab pada tahun 1962, kemudian ditata ulang oleh
OK Hendri BBA pada tahun 1967. tari ini digunakan untuk menyambut tamu yang
dihormati sebagai ungkapan rasa putih hati dalam menyambut tamu, dan ditarikan
oleh penari remaja putrid.
·
Tari Dana Sarah
Tari
ini berasal dari pelayangan, yang sudah dimodifikasi yang berasal dari Seberang
Kota Jambi. Penciptanya tidak dikenal dan ditata ulang oleh Abdul Aziz pada
tahun 1984. Tari ini digunkan sebagai sarana dalam penyebaran agama islam, yang
ditarikan oleh penari putra dan putri.
·
Tari Serengkuh Dayung
Tari
ni penciptanya tidak diketahui, namun telah ditata ulang oleh Aini Rozak pada
tahun 1990. tarian ini menggambarkan tentang perasaan searah setujuan,
kebersamaan di dalam segala sesuatunya, dan ditarikan hanya oleh penari putri.
b) Kabupaten Batang Hari dan Kabupaten
Muaro Jambi
·
Tari Piring Jambi
Tari
ini berasal dari Muara Tembesi yang diciptakan oleh Abdul Manan, kemudian ditata
ulang oleh OK Hendri pada tahun 1970. Tarian ini menggambarkan kelincahan muda
mudi dalam memainkan piring dan ditarikan oleh penari putra dan putri.
·
Tari Baselang
Pencipta
tarian ini tidak dikenal, kemudian ditata ulang oleh Darwan Asri Tahun 1977.
Tarian ini menceritakan tentang semangat kegotongroyongan masyarakat desa dan
ditarikan oleh penari putra dan putri.
7
c) Kabupaten Tanjung Jabung Barat &
Kabupaten Tanjung Jabung Timur
·
Tari Inai
Penciptanya
tidak dikenal, kemudian ditata ulang oleh M.Arsyad dan Zainuddin pada tahun
1992. tarian ini untuk menghibur mempelai wanita yang sedang memasang inai
dimalam hari, sebelum duduk dipelaminan, dan tarian ini ditarikan oleh remaja
putra dan putri.
·
Tari Sumbun
Pencipta
tarian ini tidak dkenal, kemudian ditata ulang pada tahun 1989 oleh Rukiah
Effendi. Tarian ini menggambarkan para nelayan yang sedang mencari sumbun
ditepian pantai dengan lincahnya, ia memasukkan obat dalam sumbun. Tarian ini
ditarikan hanya oleh penari putri.
·
Tari Japin Rantau
Tari
ini diciptakan oleh Darwan Asri dan ditata ulang tahun 1986 oleh Darwan Asri.
Tarian ini menggambarkan prikehidupan masyarakat dipesisir pantai, dan
ditarikan oleh remaja putri.
d) Kabupaten Bungo & Kabupaten Tebo
·
Tari Putri Teluk Kembang
Pencipta
tarian ini tidak dikenal, dan tarian ini menggambatkan tentang keakraban
kehidupan masyarakat , dan ditarikan oleh penari putri.
·
Tari Cucu Ungko
Pencipta
tarian ini tidak dikenal, dan tarian ini menggambarkan tentang usaha masyarakat
dalam menangkap binatang yang digemarinya. Tarian ini ditarikan oleh penari
putra dan putri.
·
Tari Tauh
Pencipta
tari ini tidak dikenal, tarian ini menggambarkan tentang kegembiraan muda mudi,
dan ditarikan oleh penari putra dan putri.
8
e) Kabupaten Sarolangun & Kabupaten
Bangko
·
Tari Kisan
Penciptanya
tidak dikenal dan ditata ulang oleh Daswar Edi pada tahun 1980 dan Darwan Asri
tahun 1983. tarian ini menggambarkan kegiatan masyarakat dalam mengolah padi
menjadi beras, dan tarian ini dibawakan oleh penari remaja putri.
·
Tari Kromong
Pencipta
tarian ini tidak dikenal, dan tarian ini menceritakan bagaimana wanita berhias,
dan dibawakan oleh penari putrid.
·
Tari Mengatur Berentak
Pencipta tarian ini tidak dikenal,
dan kemudian ditata ulang oleh Zakaria pada tahun 1970. Tarian ini
menggambarkan kegotongroyongan dalam menggarap sawah dan dibawakan oleh penari
putri.
f) Kabupaten Kerinci
·
Tari Mandi Taman
Penciptanya
tidak dikenal dan ditata ulang oelh Baharudin BY pada tahun 1979. Tarian ini
menggambarkan rasa syukur ketika membawa anak turun mandi, yang dibawakan oleh
penari putri.
·
Tari Rangguk
Penciptanya
tidak dikenal, ditata ulang oleh Iskandar Zakaria tahun 1977. Tarian ini biasa
ditarikan untuk menyambut tamu yang datang berkunjung, dan dibawakan oleh
penari putri.
·
Tari Rangguk Ayak
Pencipta
tari ini tidak dikenal dan kemudian ditata ulang oleh Don Alwizar. Tari ini
menggambarkan kegembiraan sehabis panen dan ditarikan oleh penari putri)
9
·
tari rentak kudo
tari ini sangat populer di
masyarakat Kerinci. Tari Rentak Kudo adalah tarian kesenian khas budaya
asli masyarakat Kerinci yang berasal dari daerah Hamparan Rawang Kabupaten Kerinci,Jambi yang
banyak diminati kalangan masyarakat di Kabupaten Kerinci.
Tarian ini dikenal sebagai "Rentak Kudo"
karena gerakannya yang menghentak-hentak seperti kuda. Tarian ini ditarikan di dalam
perayaan yang dianggap sangat Latar belakang
Tarian ini ditarikan di dalam perayaan yang dianggap sangat
sakral oleh masyarakat Kerinci. Tingginya penghormatan terhadap perayaan seni
dan budaya Kerinci ini pada zaman dahulu sangat kuat sehingga dipercaya bahwa
dalam setiap pementasan seni budaya ini getaran dan hentakan tari Rantak Kudo
bisa terasa hingga jarak yang sangat jauh dari lokasi pementasan. Tarian ini
dipersembahkan untuk merayakan hasil panen pertanian di daerah Kerinci yang
secara umum adalah beras (padi) dan dilangsungkan berhari-hari tanpa henti.
Kadang bila dilanda musim kemarau yang panjang, masyarakat Kerinci juga akan
mementaskan kesenian ini untuk berdoa kepada Yang Maha Kuasa (menurut
kepercayaan mereka masing-masing). Tujuan dari pementasan tari ini umumnya
adalah untuk melestarikan pertanian dan kemakmuran masyarakat, untuk
menunjukkan rasa syukur masyarakat Kerinci baik dalam musim subur maupun dalam
musim kemarau untuk memohon berkah hujan sakral oleh masyarakat Kerinci.
Tingginya penghormatan terhadap perayaan seni dan budaya Kerinci ini pada zaman
dahulu sangat kuat sehingga dipercaya bahwa dalam setiap pementasan seni budaya
ini getaran dan hentakan tari Rantak Kudo bisa terasa hingga jarak yang sangat
jauh dari lokasi pementasan.
Namun pada saat sekarang tari rantak kudo sudah umum
dipakai, bahkan acara/ resepsi pernikahan pun tari rantak kudo ini sering
digunakan di kalangan masyarakat untuk suatu hiburan di suatu pernikahan.
b) seni musik dan teater
1. kelintang kayu
merupakan
alat musik pukul khas Provinsi Jambi yang terbuat dari kayu. Dalam memainkannya
beriringan dengan alat musik talempong, gendang dan akordion. Pada zaman
jayanya alat musik ini dimainkan untuk kalangan bangsawan. Dalam pertunjukannya
didendangkan syair lagu-lagu betuah dan tarian khas Jambi.
10
2. Hadrah
Merupakan
jenis kesenian jambi yang bernuansa islami, kesenian ini mengunakan terbang
atau rebana sebagai alat musiknya. Alat-alat tersebut ditabuh dan disertai
nyanyian dalam bahasa Arab, hadrah sering digunakan untuk mengiringi pengantin
pria, menyambut tamu dan acara-acara agama islam.
3. Dul muluk
Merupakan
seni teater yang berkembang di kota Jambi dan Batanghari. Kesenian ini sudah
jarang ditampilkan. Sumber cerita berasal dari sahibul hikayat, satu kekhasan
dari pertunjukan ini adalah pada bagian tengah pangung ditempatkan satu meja.
Para
pelakon beradegan setelah pelakon berdialog atau bernyanyi, mereka memukul meja
dengan mengunakan sebatang tongkat seiring irama musik. Pada bagian tertentu
ada tarian yang mengikutsertakan penonton sehinga membuat suasana semakin
meriah.
4. Krinok
Adalah
pepatah petitih yang isinya berupa pantun nasehat,agama, kasih sayang
kepahlawanan dan lain-lain. Dibawakan oleh seseorang dengan cara bersenandung,
sedangkan musiknya pada awalnya hanya mengunakan vocal yang dilakukan oleh si
pengkrinok (orang yang bersenandung). Oleh masyarakat petani ladang/petani
sawah yang umumnya berdomisili di daerah dataran rendah,kesenian rakyat (musik
krinok) ini biasanya dilakukan setelah mereka usai menjalankan aktivitas
pertaniannya. Dimaksudkan untuk mengatasi kejenuhan, pelepas lelah atau sebagai
pelipur lara. Disamping itu sering juga dilaksanakan pada saat menunggu hasil
panen, sambil menjaga tanaman mereka dari serangan burung, tikus, babi, dan
lain-lain. Bila sudah tiba saatnya panen biasanya pada malam harinya mereka
mengadakan pertemuan di suatu tempat yang telah ditentukan untuk melangsungkan
acara krinok-an. Acara ini akan dihadiri oleh ibu-ibu dengan membawa anak
gadisnya, juga dihadiri oleh sejumlah anak-anak bujang, selama acara
berlangsung, bujang/gadis saling melempar pantun. Pantun-pantun tersebut
diungkapkan secara bersenandung yang disebut krinok. Tradisi semacam ini sampai
sekarang masih dilakukan oleh masyakat setempat, seperti yang penuh diamati di
Dusun Rantau Pandan yang jaraknya lebih kurang 40 km dari pusat kota Muoro
Bungo.
11
c) Seni Sastra
Salah satu seni sastra yang berkembang di Jambi yaitu sastra
Lisan Kerinci. Seni ini berkembang dalam budaya masyarakat kerinci.
Bentuk-bentuknya antara lain puisi, pantun, prosa, prossa liris dan
kunaung-kunaung adalah merupakan perpaduan cerita lagu dan ekspresi
penceritanya. Pada umumnya cerita berisi nasihat, pendidikan moral, petuah,
kisah-kisah rakyat dan pelipur lara.
12
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Jambi
adalah salah satu suku di Indonesia yang terletak di kepulauan Sumatra. Banyak
yang tidak mengetahui bahwa Jambi juga mempunyai banyak hal-hal menarik yang
dapat dijadikan ”berita utama”, tetapi amat disayangkan bahwa yang sering sekali
di ekplorasi adalah wilayah-wilayah tetangganya; seperti Sumatra Barat (Padang)
dan Sumatra Utara (Batak).
Provinsi
Jambi yang memiliki penghuni berlatar Melayu. Memilki kebudayaan yang sangat
khas. Merupakan pengaruhnya adalah latar belakang sejarah jambi itu sendiri.
Ada berbagai unsur kebudayaan yang dirasa perlu untuk dilestarikan. Sebagai
bentuk kesadaran akan kebudayaan yang ada pada tanah air kita, agar dapat
bersaing dengan kebudayaan luar.
Kebudayaan
melayu jambi berisikan perpaduan antara unsur budaya melayu jambi antara lain
animisme dan dinamisme, melayu buddhis dan unsur budaya melayu Islam. Namun
tidak menghilangkan ciri-ciri asli.
2. SARAN
Adapun
saran yang dapat pemakalah berikan adalah kita sebagai masyarakat Jambi
bagaimana cara untuk melestarikan atau memperkenalkan budaya Jambi itu sendiri,
bahwa banyaknya terdapat unsur-unsur kebudayaan itu sendiri yang sangat menarik
dan bisa untuk dijadikan berita utama.
Baiklah,
sebagai penutup tentu masih banyak terdapat kekurangan dalam makalah ini, untuk
itu kami merasa perlunya kritik dan saran yang membangun untuk koreksi makalah
ini, karena sesuatu itu terdapat kekurangan.
13
REFERENSI
-
Fachruddin Saudagar.2003. Potensi
Budaya Melayu Jambi Dalam Pengelolaan Sumber Daya Perikanan.Jambi: Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi.
-
Mengenal Adat Jambi Dalan Perspektif
Modern” Penulis: H.Kemas Arsyad Somad, SH.MH Tahun 2003
-
http://guspalena.blogspot.com/2012/04/tari-rentak-kudo.html#more
-
http://wennyastaria.blogspot.com/2009/04/kebudayaan-jambi.html
www.wahanabudayaindonesia.com
14
MAKALAH
ADAT
BUDAYA DAERAH
Budaya
Masyarakat Jambi
KELOMPOK : 4
·
ZULKARNAIN
·
KASFUN NHAZIR
|
Ruang : G
Semester Ke-5
Prodi : S.1 Pendidikan Agama Islam
Pembimbing : HABIBI S.pdi
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH ( STIT )
KABUPATEN TEBO
TAHUN
AKADEMIK 2013 - 2014
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga Makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan
saya semoga Makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi Makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah
ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Makalah ini.
Muara
Tebo, 04 januari 2012
Penyusun :
I
Tidak ada komentar:
Posting Komentar