1.
Pengertian Pendidikan
Pengertian (B. Indonesia)
atau Education (B. Inggris) berasal dari kata educare (Yunani) yang
berartimembawa keluar yang tersimpan dalam jiwa anak untuk dituntun agar tumbuh
dan berkembang.Pendidikan merupakan ilmu terapan dari psikologi yang
bidang garapannya khusus mengenai upayamengembangkan jiwa seseorang kea rah
dewasa. Pendidikan dilakukan melalui usaha sadar, sengaja,dan
bertanggung jawab dengan memperhatikan factor-faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan prosespendidikan, baik formal, non formal, maupun
informal.Sikap dan nilai yang perlu ditanamkan dalam
proses pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup,
diantaranya:Setiap individu di mana saja harus memiliki kesadaran bahwa ia
adalah anggota dari masyarakat dunia.Suatu etika baru tentang
penggunaan bahan dari sumber alam, harus diajarkan kepada peserta
didik.Sikap yang menekankan pada adanya harmoni dengan alam lingkungan perlu
ditanamkan, bukan sikapuntuk menaklukan alam. Siswa harus merasa bagian
dari alam.Setiap orang harus memperhatikan dan bertindak sesuai
dengan kepentingan generasi yang akandatang.Setiap orang harus mampu
menghayati makna hidup di dunia ini sebagai makhluk ciptaan Tuhan YangMaha Esa.
2.
Pengertian PKLH
Pendidikan Kependudukan
dan Lingkungan Hidup (PKLH) adalah suatu
program pendidikan untukmembina anak atau peserta didik
agar memiliki pengertian, kesadaran, sikap, dan perilaku yang
rasionalserta bertanggung jawab tentang pengaruh timbale balik antara penduduk
dengan lingkungan hidupdalam berbagai aspek
kehidupan manusia.Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting
dalam kaitannya dengan pengelolaan danpelestarian lingkungan dan sumber
daya alam. Pendidikan berusaha mengubah tingkah laku siswadalam
berpikir dan bertindak atau bertingkah laku. PKLH dilaksanakan pada semua
tingkat danlingkungan sekolah untuk membentuk rasa tanggung jawab atas
keadaan lingkungan, serta bagaimanamemantau, memelihara, dan memperbaiki
lingkungan.
3.
Tujuan PKLH
Tujuan UmumMembina dan
mengembangkan anak didik agar memiliki sikap dan tingkah laku kependudukan
sertadapat mengelola lingkungan hidup secara rasional dan bertangung jawab
dalam rangka memeliharakeseimbangan sistem lingkungan dan penggunaan SDA
secara spiritual maupun material.Tujuan KhususMenghargai
keuntungan-keuntungan keluarga kecil dikaitkan dengan persediaan makanan,
pakaian,perumahan, dan pendidikan.Memahami hubungan antara kebiasaan sehat
dan kehidupan sehat serta hubungan antara makanansehat dengan kehidupan sehat.Mengembangkan
kesadaran tentang kehidupan yang menyenangkan dalam hubungannya dengan
besarkecilnya suatu keluarga.Mengembangkan kebiasaan menjaga kebersihan dirinya
dan kebersihan lingkungan keluarga.Mengembangkan pengertian terhadap
kesukaran-kesukaran yang dihadapi oleh keluarga-keluarga besaryang
penghasilannya kecil.Mengembangkan kesadaran tentang perilaku mempunyai
keluarga kecil agar dapat memberikankesejahteraan yang lebih baik
kepada seluruh anggotanya.Mengembangkan pengertian antara besarnya keluarga
dan standar kehidupan.Mengembangkan sikap positif dan bertanggung jawab bahwa
NKKBS adalah suatu nilai yang sesuaidengan nilai- nilai agama dan sosial budaya
yang membudaya dalam diri pribadi, keluarga, danmasyarakat yang berorientasi
pada kehidupan sejahtera dengan jumlah anak ideal untuk
mewujudkankesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin.Kesediaan untuk menerima
tanggung jawab bagi perbaikan dan peningkatan hidup keluarga,lingkungan,
masyarakat, dan Negara.Mengembangkan dasar bertanggung jawab kea
rah keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antaramanusia dan
lingkungannya baik lingkungan alam maupun lingkungan sosialnya.Mengembangkan
dasar pengetahuan, sikap, dan perilaku professional dalam pendayagunaan, pelestarian
dan peningkatan daya dukung sumber daya yang ada.
4.
Sasaran PKLH
Secara ringkas, sasaran
PKLH perlu diarahkan pada aspek-aspek:KesadaranMembuat individu dan
kelompok masyarakat agar sadar serta peka terhadap totalitas lingkungan
dan
permasalahannya.PengetahuanMembekali
individu dan kelompok masyarakat dengan pengetahuan dasar mengenai
totalitaslingkungan, permasalahan, serta peranan dan tanggung jawab
manusia.SikapMendorong individu dan kelompok masyarakat agar memiliki
nilai-nilai sosial, kepekaan dan kepedulianterhadap lingkungan, serta motivasi
untuk partisipasi aktif dalam perlindungan
dan peningkatannya.KeterampilanMembantu individu dan kelompok
masyarakat untuk meningkatkan keterampilan yang diperlukan dalammemecahkan
permasalahan lingkungan hidup.Kemampuan EvaluasiMeningkatnya kemampuan individu
dan kelompok masyarakat agar dapat mengkaji program- programpembangunan dilihat
dari segi ekologis, politis, ekonomi, sosial, estetika, maupun
factor pendidikan.PartisipasiMengembangkan
rasa tanggung jawab pada individu dan kelompok masyarakat serta member
peluangagar dapat terlibat secara aktif memecahkan berbagai permasalahan
lingkungan.
5.
Pendekatan PKLH
PKLH melalui
jalur pendidikan formal dapat ditempuh melalui dua pendekatan,
yaitu pendekatanmonolitik dan pendekatan integratif.Pendekatan
monolitikPendekatan monolitik adalah pendekatan yang didasarkan pada suatu
pemikiran bahwa setiap matapelajaran merupakan sebuah komponen yang berdiri
sendiri dalam kurikulum dan mempunyai tujuantertentu dalam satu kesatuan yang
utuh. Pendekatan monolitik dalam PKLH dapat ditempuh melalui duacara,
yaitu:Membangun satu disiplin ilmu baru yang diberi nama PKLH. Ilmu ini nantinya
dalam programpersekolahan dapat dijadikan mata pelajaran tersendiri yang
terpisah dari mata-mata pelajaran lainnya.Membangun paket PKLH yang
merupakan mata pelajaran yang berdiri sendiri.Pendekatan integratif
(Terpadu)Pendekatan terpadu adalah pendekatan yang didasarkan pada suatu
pemikiran bahwa program suatumata pelajaran harus terpadu dengan
mata pelajaran lain. Pendekatan terpadu dapat ditempuh melaluidua cara,
yaitu:Membangun suatu unit atau seri pokok bahasan yang disiapkan untuk dipadukan
ke dalam matapelajaran tertentu.Membangun suatu program inti
yang bertitik tolak dari suatu mata pelajaran tertentu.Berdasarkan
pertimbangan, maka pemerintah dalam hal ini Depdiknas menetapkan
bahwa pelaksanaanPKLH dalam program sekolah menggunakan pendekatan terpadu
(integratif). Agar pendekatan terpaduini berhasil dengan baik, maka perlu
diperhatikan beberapa factor:Perpaduan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
pengetahuan mata pelajaran yang dijadikantempat perpaduan tidak mengalami
perubahan susunan.Susunan pengetahuan yang dijadikan tempat perpaduan
didasarkan pada susunan kurikulum yangberlaku.Mata pelajaran pengetahuan
induk yang dipilih sebagai wadah perpaduan adalah mata pelajaran
yangmenurut penelitian mempunyai daya serap yang cukup.Mata pelajaran di
sekolah yang ditetapkan sebagai wadah perpaduan
adalah Pendidikan Agama, PPKn,Bahasa Indonesia, IPS, IPA,
dan Pendidikan Jasmani.Strategi Pembelajaran PKLHMateri PKLH yang
disajikan di sekolah, dipilih sesuai kriteria sebagai berikut:Masalah
esensial dan aktual tentang kependudukan dan lingkungan dalam
masyarakat.Digunakan untuk mengemban kepribadian sebagai bangsa Indonesia yang
berwawasan kependudukandan lingkungan.
Mempunyai relevansi
dengan perkembangan minat kebutuhan dan kemampuan personel peserta
didik.Mempunyai relevansi dengan program pendidikan nasional yang
dijabarkan pada kurikulum yangberlaku.Berfungsi sebagai pengayaan terhadap
program pendidikan yang ada serta dapat membekali pesertadidik
menghadapi masalah kependudukan dan lingkungan pada masa yang akan datang.
PKLH sebagai Program Pendidikan adalah suatu program
kependudukan untuk membina anak didik memilikipengetahuan, kesadaran,
sikap, dan perilaku yang rasional serta bertanggung
jawabtentang pengaruh timbal balik antara penduduk dengan lingkungan hidup
dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Pengenalan program Pendidikan
Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) yang di Indonesia sudah dirintis sejak
tahun 1981 yaitu ditandai dengan dibukanya jurusan Pendidikan Kependudukan dan
Lingkungan Hidup, pada Pasca Sarjana, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Jakarta. Yang sekaligus merupakan bentuk respon sektor pendidikan terhadap
deklarasi PBB ini sehingga semua insan pembangunan sebagai lulusan sekolah
memiliki etika lingkungan. Implementasi program PKLH di sekolah (SD, SLTP, SMU)
secara implisit sudah diperkenalkan melalui kurikulum 1984. Setelah sekitar 15
tahun diperkenalkan di sekolah, hasil yang dicapai belum menggembirakan.
Realita sehari-hari menunjukkan hampir semua lulusan sekolah belum menampilkan
kinerja “ramah lingkungan”. Secara hipotetik dapat dikatakan, program PKLH
jalur sekolah “belum jalan”. Dengan logika ini, perlu dilakukan ‘pembenahan’
pada ‘tubuh’ PKLH jalur sekolah. Setelah itu, perlu dirancang dan dibuat
kemasan baru program PKLH, baik dari ‘kemasan konsepsi’ maupun dari ‘kemasan
implementasi’
Pendidikan lingkungan hidup bertujuan meningkatkan kesadaran dan
perlibatan masyarkat secara aktif dalam masalah-masalah lingkungan, atau
menurut Jayasurya tujuan pendidikan lingkungan hidup ialah agar para pelajar
memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap, motivasi dan rasa keterpanggilan
(commitment) untuk bekerja secara individual dan kolektif menuju kepada
pemecahan dan penecegahan timbulnya masalah lingkungan.
Dalam tujuan umum (visi) pendidikan kependududkan dan lingkungan hidup ini terkandung unsur tujuan lain (Misi) yang meliputi pembinaan unsur: pengetahuan, kesadaran, sikap keterampilan, kemampuan mengevaluasi dan keikutsertaan (perilaku) dari peserta didik dalam hubungannya dengan pelestarisn dan peningkatan kualitas lingkungan hidup.
Dalam tujuan umum (visi) pendidikan kependududkan dan lingkungan hidup ini terkandung unsur tujuan lain (Misi) yang meliputi pembinaan unsur: pengetahuan, kesadaran, sikap keterampilan, kemampuan mengevaluasi dan keikutsertaan (perilaku) dari peserta didik dalam hubungannya dengan pelestarisn dan peningkatan kualitas lingkungan hidup.
Adapun tujuan khusus pendidikan kependudukan dan lingkungan
hidup mencakup:
mengembangkan kesadaran akan perlunya individu dapat memenuhi kebutuhan dari lingkungannya.
mengembangkan kesadaran akan perlunya individu dapat memenuhi kebutuhan dari lingkungannya.
a) Mengembangkan kesadaran
akan lingkungan dan masalahnya kini dan mendatang;
b) Mendapatkan pengetahuan
dan pengertian tentang hubungan ekologis manusia dengan lingkungan sosial
budaya dan biofisikanya;
c) Memiliki kemampuan yang
diperlukan untuk penggunaan sumber daya alam secara bijaksana, melindungi dan
mengembangkan lingkungan menuju pemecahan masalahnya;
d) Mengembangkan sikap,
nilai dan kepercayaan yang esensial untuk meningkatkan kualitas dan konservasi
lingkungan
e) Berpartisipasi aktif,
baik secara individual maupun secara bersama dalam kegiatan yang berhubungan
dengan perbaikan lingkungan.
Berdasarkan
tujuan di atas maka suatu program Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup
(PKLH) tidak akan cukup disiapkan untuk mengembangkan aspek kognitif dan
afektif saja, melainkan juga aspek psikomotoriknya. Untuk menyiapkan
pengetahuan yang didasari masalah lingkungan, tujuan dasar program PKLH untuk
merubah sikap dalam hubungannya dengan situasi kegiatan mengenai masalah
lingkungan dan mengembangkan keterampilan untuk memperkecil akibat buruk dari
masalah lingkungan yang ada.
Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) mempunyai misi dalam upaya pendewasaan seseorang, yang dalam hal ini adalah peserta didik agar berperilaku yang rasional dan bertanggung jawab tentang masalah kependudukan dan lingkungan hidup.Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) haruslah:
Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) mempunyai misi dalam upaya pendewasaan seseorang, yang dalam hal ini adalah peserta didik agar berperilaku yang rasional dan bertanggung jawab tentang masalah kependudukan dan lingkungan hidup.Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) haruslah:
a.
Mempertimbangkan lingkungan sebagai suatu
totalitas-alami dan buatan, bersifat teknologi dan sosial (ekonomi, politik,
kultural, historis, moral, estetika);
b.
Merupakan suatu proses yang berjalan secara
terus menerus dan sepanjang hidup, dimulai pada jaman pra sekolah, dan
berlanjut ke tahap pendidikan formal maupun non formal;
c.
Mempunyai pendekatan yang sifatnya
interdisipliner, dengan menarik/mengambil isi atau ciri spesifik dari
masing-masing disiplin ilmu sehingga memungkinkan suatu pendekatan yang
holistik dan perspektif yang seimbang.
d.
Meneliti (examine) issue lingkungan yang utama
dari sudut pandang lokal, nasional, regional dan internasional, sehingga siswa
dapat menerima insight mengenai kondisi lingkungan di wilayah geografis yang
lain;
e.
Memberi tekanan pada situasi lingkungan saat
ini dan situasi lingkungan yang potensial, dengan memasukkan pertimbangan
perspektif historisnya;
f.
Mempromosikan nilai dan pentingnya kerjasama
lokal, nasional dan internasional untuk mencegah dan memecahkan masalah-masalah
lingkungan; Secara eksplisit mempertimbangkan/memperhitungkan aspek lingkungan
dalam rencana pembangunan dan pertumbuhan;
g.
Memampukan peserta didik untuk mempunyai peran
dalam merencanakan pengalaman belajar mereka, dan memberi kesempatan pada
mereka untuk membuat keputusan dan menerima konsekuensi dari keputusan
tersebut;
h.
Menghubungkan (relate) kepekaan kepada
lingkungan, pengetahuan, ketrampilan untuk memecahkan masalah dan klarifikasi
nilai pada setiap tahap umur, tetapi bagi umur muda (tahun-tahun pertama)
diberikan tekanan yang khusus terhadap kepekaan lingkungan terhadap lingkungan
tempat mereka hidup;
i.
Membantu peserta didik untuk menemukan
(discover) gejala-gejala dan penyebab dari masalah lingkungan;
j.
Memberi tekanan mengenai kompleksitas masalah
lingkungan, sehingga diperlukan kemampuan untuk berfikir secara kritis dengan
ketrampilan untuk memecahkan masalah.
k.
Memanfaatkan beraneka ragam situasi
pembelajaran (learning environment) dan berbagai pendekatan dalam pembelajaran
mengenai dan dari lingkungan dengan tekanan yang kuat pada kegiatan-kegiatan
yang sifatnya praktis dan memberikan pengalaman secara langsung (first - hand
experience).
PKLH
harus dititikberatkan pada sisi afektif – psikomotorik sehingga siswa tak hanya
memiliki ilmu tetapi juga mampu mengubah perilakunya. Mampu “melebur” dengan
lingkungannya. Misalnya, siswa melihat bagaimana proses polusi air dan apa
dampaknya bagi kesehatan, lalu tahu cara mencegah dan mengolah polusi itu
menjadi air yang tak tercemar. Ketika melihat sampah, yang ada di dalam
benaknya ialah sumber daya baru yang bahkan mampu menghasilkan uang. Air limbah
pun dijadikan potensi pupuk buatan atau didaur ulang menjadi air minum lagi.
Pendeknya, PKLH harus mendekatkan guru dan muridnya kepada lingkungan dan
menjadi bagian dari solusi, bukan sang penimbul masalah.
Materi
PKLH itu pun hendaklah dibatasi agar tak terlalu meluas sehingga menjadi
persoalan biologi dan mengaburkan masalah lingkungan yang erat dengan kehidupan
sehari-hari. Sebab, telah dipahami bersama bahwa lingkungan itu sangat luas dan
semua orang bisa bicara soal lingkungan sesuai dengan persepsi dan latar
belakang ilmunya. Kalau tidak dibatasi atau tidak didefinisikan sejak awal,
wacana ini akan meluas dan di luar kendali sehingga tujuan PKLH menjadi tidak
fokus atau bahkan difus (menyimpang jauh) sehingga tidak praktis dan tidak aplikatif.
Makanya
definisi atau “pagar-pagar”-nya harus sudah dibuat terlebih dulu agar PKLH
berhasil menjadi pendidikan lingkungan yang erat dengan kehidupan praktis
keseharian guru dan murid. Misalnya berkaitan dengan air minum, air limbah,
sampah, polusi udara, kesehatan, penyakit menular lewat air, udara, makanan,
tanah, dll. Juga upaya sanitasi dan kesehatan lingkungan yang wajib diketahui
pada tingkat dasar dan tindakan preventif-kuratif apa saja yang mesti diambil
dalam suatu kasus penyakit tertentu misalnya. Inilah PKLH yang implementatif
dan berpeluang membentuk perilaku guru dan murid yang berkarib dengan
lingkungan, environmentaly friendly, sehingga tak sekadar
berwawasan lingkungan.
PKLH
ini hendaklah dilaksanakan secara bergradasi, mulai dari kelas satu SD sampai
kelas tiga SMA. Tentu saja harus ada perluasan materi yang diberikan meskipun
pokoknya tetap sama. Misalnya, bahasan tentang air. Di kelas satu dan dua yang
perlu diberikan hanya sebatas beda air jernih, air bersih, dan air limbah atau
air kotor. Di kelas yang lebih tinggi, mulai dikenalkan pada parameter
kualitasnya secara sambil lalu. Di kelas yang lebih tinggi lagi bisa dikenalkan
pada teknologi tradisional-konvensional, selanjutnya masuk ke teknologi madya
hingga ke teknologi lanjut. Begitu pun yang berkaitan dengan sampah, udara,
kesehatan lingkungan, dll.
Untuk
itu seorang guru dituntut menguasai dengan baik strategi belajar mengajar
sehingga menunjang tingkat keterlaksanaan program belajar mengajar tersebut.
Pada akhirnya pengintegrasian itupun harus tercermin pula dalam penilaian.
Pendekatan ini dilaksanakan bertolak dari kenyataan bahwa materi kurikulum
sudah terlalu banyak. Dalam pendekatan ini, materi PLH dipadukan kedalam mata
pelajaran yang dianggap relevan dalam kurikulum yang berlaku. Dalam sekolah
diharapkan sebanyak mungkin tenaga guru yang aktif dalam PKLH. Dengan banyaknya
guru yang aktif akan memudahkan jalinan kerjasama, baik didalam sekolah maupun
diantara sekolah-sekolah dengan lembaga-lembaga terkait dan masyarakat.
Kerjasama dengan pihak luar dapat dilakukan dengan orang tua peserta didik
(agar hal-hal yang sudah diajarkan disekolah dapat pula dibina di rumah),
kemitraan dengan Lembaga Swadaya Masyarakat, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Pemerintah Daerah, dan masyarakat umum.
PKLH
tidak terbatas pada kegiatan belajar mengajar saja, melainkan menyangkut
seluruh kehidupan sekolah. Berbagai aspek kegiatan sekolah, selalu diwarnai
PKLH. Misalnya pada saat perayaan Hari Bumi (22 April), dan Hari Lingkungan
Hidup (5 Juni) dengan penanaman pohon; membahas masalah lingkungan yang sedang
terjadi seperti banjir, kebakaran hutan, pencemaran, dll; studi lapangan dengan
mengamati langsung objek lingkungan; penataan ruang kelas dan lingkungan
sekolah; gerakan kebersihan; dan efisiensi dalam pemakaian seumber daya alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar